Surat Pembawa Petaka

1.5K 77 2
                                    

Merlin masih menimang nimang amplop putih itu, perang dibatinnya masih terus berkecamuk, antara ingin membaca surat tersebut atau tidak.
Jika melihat dari keadaan amplop yang tak tertutup mungkin isinya hanya hal biasa, bukan sesuatu yang bersifat pribadi atau rahasia.

Namun disisi lain hatinya mencegah, bagaimana pun itu tetap tidak sopan, karena telah lancang membaca surat yang bukan untuknya.

Ternyata kali ini setan dalam hatinya lah yang menang, rasa ingin tahunya mengalahkan segalanya.
Perlahan ia membuka amplop itu dan membuka lipatan surat tersebut, ada dua lembar, ia ingin membaca yang ditulis tangan terlebih dahulu.

Dear Revan,
Van sebelumnya aku minta maaf telah membuat hubungan kamu dengan Merlin tidak nyaman.
Rasanya aku ingin belajar merelakan kamu menjadi milik cewe lain, tapi pada saat aku benar benar ikhlas, aku harus menerima kenyataan bahwa saat ini aku hamil Van,
Dan tak bisa dipungkiri janin itu adalah buah cinta kita, walau aku tahu kamu sudah tidak mencintai aku lagi.
Tapi walau bagaimana pun aku harus memberitahu kamu kalo janin yang ada dalam kandungan ku adalah benar benar darah daging kamu Van.

Kamu pasti ingat kita melakukannya pada saat merayakan ulang tahun monic di villa dua bulan yang lalu.

Jangan sampai kesalahan kita itu kita tambah lagi dengan menyia menyiakan janin ini.

Aku tau kamu pasti tidak akan mau meninggalkan Merlin, dan aku tidak akan memaksa kamu untuk itu, aku hanya ingin kamu mengakui bahwa janin ini anak mu, itu sudah cukup bagi ku.

Mungkin kamu tidak semudah itu percaya dengan aku, oleh sebab itu bersama ini aku lampirkan hasil tes kehamilan ku kemaren, karena sehabis aku meninggalkan ruangan Merlin kemaren aku pingsan, dari situlah aku dicurigai sedang hamil.

Sekarang semua terserah kamu Van, karena bagaimana pun aku tidak berhak memaksa kamu untuk kembali bersama ku. Aku hanya ingin kamu tahu.

Maaf telah membuat kamu kaget atau shok..

Love,
Renni.

Merlin tak percaya dengan apa yang dia baca, runtuh sudah pertahanannya, ia menangis tersedu sedu, namun ia buru buru menutup kepalanya dengan bantal, ia takut mamanya akan terbangun, dan ia musti jawab apa kalo mamanya bertanya apa yang terjadi.

MERLIN POV ON

Revan aku sangat mencintai mu, tapi kini aku membenci kamu.
Apa ini alasannya kamu tadi siang tidak menemui aku lagi?
Kalo tau begini kenapa kamu masih mendonorkan darah mu untuk aku??
Kenapa Van...

Merlin benar benar hancur dan tak tau musti berbuat apa, ia buru buru melipat kembali surat itu dan memasukan kembali ke amplopnya.

Aku harus segera meninggalkan Rumah sakit ini, pagi pagi sekali. Karena ia pasti akan datang besok pagi, dan aku bersumpah tidak akan pernah menemui dia lagi.

Aku pun mulai merapikan barang barangku, agar besok pagi pagi langsung keluar dari rumah sakit ini.

Dan kini malam semakin larut, namun aku tak mengantuk sama sekali.
Sebaiknya aku naik ke tempat tidur dan mencoba berbaring, bagaimana pun aku baru saja membaik, kalo sampai besok pagi aku ngedrop lagi mama pasti tidak akan membawa aku keluar dari sini.

Waktu terus berputar, dan kini jam di dinding ruangan ini menunjukkan pukul 06.00 WIB. Sebaiknya aku membangunkan mama, dan dengan jurus memohon mohon aku akan mengajak mama untuk keluar dari sini.

Ku geser kebawah setelan infus agar tak menetes lagi, lalu ku cabut jarum infus yang masih terpasang di tangan kananku. Darah mengalir dari lubang bekas jarum infus tadi, ku ambil plester yang ada di laci samping tempat tidur, dan ku tempelkan pada lubang itu.

[END] Let me love himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang