Chapter 23 (Pengakuan)

167 30 4
                                    

Selesai bekerja di restoran, ia memilih untuk ke taman sendirian.

Akhir-akhir ini ia sering pergi ke taman sendirian hanya untuk melupakan pikiran yang membuat hatinya sakit.

Sehun memilih bermain ayunan dan ia mainkan sekencang mungkin. Ia memejamkan matanya saat berayun. Ia membuka matanya dan melihat banyaknya bintang yang berkilauan. Ia menghentikan ayunannya dan memilih melihat bintang. Sejenak ia memejamkan matanya.

"Apa yang kau lakukan?"

"Whoooo~"

Sehun terjungkal ke bawah setelah melihat wajah Dyo berada di depan wajahnya.

"Kau mengagetkanku!" Sehun mulai berdiri dengan menggosok pinggulnya yang sakit.

"Kau pulang terlambat karena ini?" Dyo mulai memainkan ayunan di sebelah Sehun.

"Aku butuh menyegarkan pikiranku setelah bergelut di dapur," ujar Sehun.

"Dan sendirian di sini?" Sehun terdiam.

"Aku tidak percaya," Sehun menoleh ke arah Dyo.

"Sedari tadi sifatmu seperti ini,"

"Nan gwenchana,"

"Kau bohong,"

"Apa terlihat jelas jika aku berbohong?"

"Hm...sangat jelas," Sehun menghembuskan nafasnya.

"Bagaimana bisa aku menyukai saudaraku sendiri?" Dyo mengerutkan keningnya.

"Maksudmu...Ayu?"

"Hm...betapa bodohnya aku..." Dyo menepuk bahu Sehun.

"Kau tidak boleh seperti itu, Oh Sehun. Dia saudaramu, kau boleh berbelas kasih kepadanya, tapi tidak untuk mencintainya," nasehat Dyo.

"Aku bukan saudara kandungnya,"

"Ne?"

"Aku bukan siapa-siapa di sana,"

"Maksudmu? Ani...bukankah dia ibumu?" Sehun menggelengkan kepalanya.

"Kau tidak akan percaya setelah kuceritakan yang sebenarnya,"

"Kau bahkan belum cerita kepadaku, bagaimana bisa aku mempercayaimu?"

"Aku hanya Oh Sehun, bukan putra dari Bibi Lee atau saudara Ayu. Aku datang dari dunia lain..." Dyo semakin penasaran dengan Sehun.

"Aku berasal dari dunia di mana ada banyak istana yang berdiri dan hutan-hutan yang lebat. Aku lahir di kalangan bangsawan, orangtuaku adalah Raja dan Ratu di istana," mendengar itu Dyo mengangguk paham.

"Kau tahu, saat aku menebak namamu pertama kali kita bertemu?"

Dyo mencoba memutar ingatannya saat ia pertama kali dengan Sehun.

"Annyeonghaseo, naneun Oh Sehun imnida. Mulai saat ini aku akan tinggal di sini,"

"Annyeong!"

"K-k-kyungsoo hyungnim!!"

"D-darimana kau tahu namaku?"

"Kau memang Kyungsoo kan? Oh Kyungsoo?"

"Kau salah!"

"Salah?"

"Kukira saat kau tahu namaku kau adalah seorang peramal. Ternyata tidak. Namaku Do Kyungsoo, panggil saja Dyo. Kau adalah orang pertama yang memanggilku Kyungsoo,"

"Ah...aku ingat. Wae?" Tanya Dyo.

"Kau adalah reinkarnasi dari saudara, Kyungsoo hyungnim. Dia adalah pangeran ke-3 di istana,"

"Ah...pantas saja kau memanggilku seperti itu,"

"Kau percaya padaku?"

"Tentu saja,"

"Kau tidak marah?"

"Yak pabbo! Untuk apa aku marah eoh? Aku senang bisa berteman denganmu. Ah ne, bagaimana kehidupan di istana?"

"Yah...seperti itulah. Banyak pengawal yang selalu mengusikku. Ke manapun aku pergi, mereka selalu mengikutiku," Dyo terkekeh.

"Kau tertawa?" Dyo menggelengkan kepalanya dengan terkekeh.

"Tapi aneh, kenapa kau bisa tertarik?"

"Aku menginginkan datang ke dunia ini karena sebuah buku,"

"Buku?"

"Hm...terdapat beberapa gambar dunia ini dan aku menginginkannya,"

"Apakah kau bisa kembali?" Sehun menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak tahu bagaimana caraku kembali,"

"Kau pasti sangat merindukan keluargamu. Tapi..." Sehun melihat Dyo dengan raut wajah sedih.

"Aku masih belum siap untuk meninggalkan dunia ini. Ada banyak hal yang harus kulakukan untuk menebus kebaikan Bibi Lee kepadaku,"

"Dan...aku harus membalas kebaikanmu padaku. Kau adalah orang pertama yang mau menjadi temanku sampai saat ini. Aku tidak akan melupakan hal ini," Dyo tersenyum.

"Nado Sehun-ah...kau adalah orang pertama yang membuatku nyaman," Sehun tersenyum ke arah Dyo.

"Lalu...bagaimana dengan kisah cintamu?"

"Kau memulainya?"

"Apa aku salah?"

"Ani..."

"Sudahlah, jangan sedih...kita main ayunan saja. Siapa yang paling rendah harus mentraktir jjajangmyeon,"

"Kajja!" Mereka saling beradu ketinggian dengan ayunan diiringi dengan candaan mereka.








Sehun dan Dyo berjalan meuju tempat penginapan mereka setelah mereka puas bermain di taman tadi.

"Apa Ayu tahu dengan perasaanmu?" Sehun menghentikan langkahnya saat Dyo bertanya hal itu.

"Ani....Ayu tak tahu tentang perasaanku kepadanya..." sedih Sehun.

"Kau harus mengungkapkannya..." Dyo menghampiri Sehun.

"Aku pernah berusaha...tapi usahaku gagal..." jelas Sehun. Sehun masih ingat kejadian di mana ia gagal memberikan bunga mawar untuk mengungkapkan perasaannya kepada Ayu.

"Jangan menyerah eoh? Kau harus berusaha lagi agar cintamu tercapai...bukankah kau mencintai Ayu?" Sehun menolehkan kepalanya dan terdiam. Ia merasa ia tak perlu menjawab pertanyaan dari Dyo.

"Aku akan membantumu...agar kau bisa memiliki Eunji..."

"Kau serius?" tanya Sehun.

"Tidak!" goda Dyo dengan berlari meninggalkan Sehun.

"YAK!!!" Sehun mulai berlari mengejar Dyo yang sudah menjauh.







TBC

Hai hai readers...

Maafin author neee...kali ini ceritanya pendek banget :'(

tetep ikuti kelanjutan ceritanya yak :)

jangan lupa vote nya

sekalian mampir ke cerita" author yg lain oke? ;)

gomawoooooo

Love Different Person (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang