Sehun membuka matanya setelah ia merasa hari sudah pagi. Sehun merentangkan tangannya dan berolahraga di tempat tidurnya. Ia menguncir sebagian rambutnya dan berangkat menuju kamar mandi.
Sehun keluar dari kamar mandi dan pergi menuju ruang makan. Ia melihat Nyonya Lee yang sedang memasak. Sehun menghampiri Nyonya Lee dan membantu Nyonya Lee memasak.
"Aigoo...kau sangat rajin bangun pagi," puji Nyonya Lee.
"Hm..." ujar Sehun.
"Ah ne Sehun-ah...apa kau tidak ingin bersekolah?" Tanya Nyonya Lee.
"Sebenarnya..." ragu Sehun.
"Wae? Apa kau memang ingin bersekolah?" Tanya Nyonya Lee.
"Ani, gwenchana. Saya tidak mau merepotkan Anda, eommoni. Saya tidak perlu bersekolah seperti Ayu," ujar Sehun mengurungkan niatnya.
"Kau tak pernah merepotkan ibu, Sehun-ah...justru ibu yang merepotkanmu untuk membantu ibu ke pasar. Seharusnya anak sepertimu harus mendapatkan pendidikan,"
"Anio eommoni. Nan gwenchana," ujar Sehun tetap menolak ingin bersekolah.
Yang harus kulakukan di sini adalah membiasakan diriku untuk tinggal di dunia ini dan mencari jalan untuk pulang, batin Sehun. Ia kembali melanjutkan membantu Nyonya Lee.
"Harus ya kau menganggu tidurku?" Kesal Ayu setelah Sehun membangunkannya.
"Harus ya kau menolak untuk bangun pagi? Yak...kau ini..."
"Gadis. Tidak baik jika seorang gadis bangun siang. Bukahkan seperti itu Tuan Aneh?" potong Ayu sebelum Sehun melanjutkan perkataannya.
"Kau itu belum membersihkan kamarmu dan membiarkan ibumu yang membersihkannya?"
Ayu terdiam karena perkatannya salah.
"Geureom...aku akan membersihkannya. Kau enyahlah dari hadapanku! Karena melihatmu sepagi ini membuatku ingin muntah!" Usir Ayu.
"Lagipula jika bukan karena ibumu aku tak akan menginjakkan kakiku di kamarmu!" Balas Sehun dengan meninggalkan Ayu yang masih terduduk di tempat tidurnya.
"Yak!!!"
"Apa dia mempunyai kepribadian buruk di istana? Huh? Apa yang ia pelajari di lingkungannya?" Geram Ayu dengan membersihkan kamarnya.
"Huft...ini masih pagi Ayu-ah...kau harus sabar untuk menghadapi pria aneh itu," Ayu mengusap dadanya dengan memandang keluar kamarnya. Ia kembali melanjutkan membersihkan kamarnya yang sangat berserakan.
School Of Performing Arts Seoul
Ayu POV
Kuremat buku pelajaranku karena kejadian tadi.
Bagaimana bisa dia mengalahkanku? Aku selalu kalah jika berhadapan dengannya. Oh god...dia merasa selalu benar.
Apa dia diajarkan kesombongan tingkat tinggi di istana?
Yang aku tahu, di lingkungan istana diajarkan lebih baik daripada zaman ini.
Tapi...dia anak siapa? Kenapa dia sangat aneh, aneh dan aneh?
"Apa kau sudah pintar?"
Kuanggap angin lalu orang berkata seperti itu karena aku masih berpikir kejadian tadi.
"Yak!"
Kurasakan rambutku tertarik dan kulihat kedua sahabatku duduk di depanku.
"Apa kau sudah pintar? Lihatlah...buku sudah tak berwujud," kulihat bukuku yang sudah kuremat dan tak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Different Person (FINISH)
FanficLee Jieun Darimanapun dia berasal, aku telah jatuh hati kepadanya dan mencintainya... Oh Sehun Entah kenapa aku pergi ke dunia yang lain dan bertemu dengan seorang wanita yang membuat hatiku luluh...