Alena merentangkan tubuhnya, hari ini dia sudah cukup lelah menjelajahi mall besar di kota Paris ini. Membeli aneka baju, sepatu dan tas bermerek mahal. Sebagai seorang 'calon model internasional' segala sesuatu berbau internasional dan 'mahal' harus di milikinya, biar gak keliatan seperti OKB nantinya.
Ting
Sebuah notif masuk ke ponsel pintar milik Alena, keningnya berkerut saat membaca pesan singkat itu. Namun perlahan dia menghembuskan napasnya akhirnya orang itu memberikan kabar padanya perilah pertemuannya dengan CEO magazine Internasional itu. Ernest mengatakan malam nanti Alena akan di jemput jadi Alena harus memakai pakaian terbaik miliknya juga dandanan natural yang bisa memikat sang CEO. Memangnya dia ingin melakukan kencan buta? Alena tertawa singkat dan sambil bersenandung dia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Malam pun tiba, Alena sudah siap dengan gaun putih panjangnya. Gaun yang begitu melekat sempurna menunjukkan setiap lekuk tubuh Alena. Dia juga memoleskan make up tipis di wajah cantiknya. Anggap saja dia sedang melakukan kencan buta, dan ingin memberikan yang terbaik. Beberapa menit kemudian, telpon diruang Alena berbunyi. Recepsionis menghubunginya bahwa sudah ada yang menjemput Alena di bawah.
Alena mengecek sekali lagi riasan wajah juga baju yang dikenakan, setelah merasa sempurna dia pun melangkah keluar kamar dengan santainya. Sampai lobby hotel bukan supir biasanya yang menjemput tapi Mr Ernest
"Good evening Ms Alena" sapanya dengan tersenyum
"Good evening too, kok Mr yang jemput saya? Buka supir biasanya?"
Ernest mengangguk "Bos besar yang minta saya jemput Ms Alena, mari .." ajak Ernest. Alena malas bertanya lebih dan memilih sibuk menikmati pemandangan kota Paris di malam hari ini. Gemerlap lampu menciptakan suasana romantis. Targetnya, dia harus bisa kembali ke sini bersama pasangannya kelak.
Pasangan? Alena bukan Jones ya, tapi dia memilih menjadi single karena dulu pernah di tinggal meninggal oleh kekasihnya. Dan kini Alena merasa belum menemukan pasangan yang tepat lagi.
Alena terbengong melihat bangunan bergaya modern di depannya. Sebuah restaurant megah dengan banyak lampu - lampu menerangi. Pokonya Wow ajalah nih restaurant. Alena melangkah dengan ragu ke dalam restaurant itu. Alena merasa sangat kecil dan bagai butiran debu saat memasuki lobby restaurant
"Ms Alena, saya antar sampai di sini. Nanti saya akan jemput kembali. Silahkan nikmati malam ini" ujar Ernest membuat Alena terdiam kaku. Lah, dia ditinggal sendirian? Dia akan bertemu siapa dia juga tidak tau
"Please follow me Ms Alena" sapa salah satu waiter di sini. Alena tersenyum kecut dan memilih mengikuti waiter itu. Sampai dia diantar ke sebuah meja dengan seorang pria berbadan tegap berdiri membelakangi meja di dekatnya. Pria itu sedang menelpon.
Alena memilih duduk dan menunggu hingga pria itu berbalik. Dari belakang Alena bisa memperkirakan pria di depannya. Sepertinya masih muda, dengan setelan jas hitam rapi sembari sebelah tangannya di masukkan ke kantong celana dan sebelahnya lagi memegangi ponsel.
Pria itu berbalik namun Alena tengah sibuk dengan buku menu di tangannya. Pria itu tersenyum sekilas menatap Alena yang cantik dan terlihat anggun.
"Ehem" dehemannya sukses membuat Alena menatap kearahnya. Mata mereka bertemu dan diam - diam di dalam hati mereka saling menganggumi satu sama lain
"Alena?" sapa pria itu lebih dulu
Alena mengangguk dan mengulurkan tangannya. Pria itu menyambutnya
"Dairus. Panggil Dai saja" ujarnya tersenyum
"Alena, panggil ..."
"Bole ku panggil Ale?" potong Dai cepat. Alena mengangguk
"Bagaimana liburannya di Paris? Menyenangkan?" sapa Dai lagi
"Ya, benar - benar menyenangkan. Terima kasih ya?" ungkap Alena lagi
Dai tersenyum "Saya yang harus mengucapkan terima kasih karena telah menerima undangan saya" mereka sama - sama tersenyum.
Pria tampan bernama Dai ini telah berhasil menghipnotis Alena, wajahnya tidak terhitung tampan, cuma dia manis dan berkharisma, bibirnya tipis dengan alis mata tebal. Hidungnya sedikit mancung dengan mata sedikit bulat besar, kulitnya tidak putih tapi kulit coklat eksotik. Pokoknya tok cer lah, pikir Alena.
Gagah, tegap dan berwibawa begitulah penilaian Alena mengenai postur tubuh pria di depannya yang menggunakan kemeja putih dengan jas hitam rapi. Seperti eksekutif muda pada umumnya
Alena dan Dairus terlibat obrolan ringan, tertawa bersama seperti sepasang kekasih, lupa akan tujuan mereka masing - masing. Dairus bertujuan ingin mewawancara model baru yang akan bergabung dalam grup Magazinenya, sementara Alena seharusnya mempersiapkan diri untuk di wawancara oleh Dairus.
"Makasih ya sudah anter aku pulang"
"Sama - sama, besok aku jemput lagi. Aku akan temani liburanmu di sini" ujar Dairus tersenyum
Mereka bahkan sudah mengganti panggilan 'saya - anda' menjadi 'aku- kamu' dan benar - benar lupa bahwa Alena ada di sini untuk urusan 'pekerjaan baru' bukan untuk 'liburan'
Alena berguling - guling tak jelas diatas ranjang besarnya, menatap langit - langit kamar hotelnya. Dia tersenyum sendiri, bayangan Dairus terus berputar di kepalanya. Senyum Dairus benar - benar meluluhkannya. Dia seperti anak Abege yang tengah di landa khasmaran, benarkah dia khasmaran dengan pria yang baru ditemuinya sekali ini? Lucu. Cinta tak mengenal waktu, tempat, dan keadaan. Entah kepada siapa kita akan jatuh cinta, tidak bisa di atur. Mengalir bagaikan air..
Ngomong - ngomong soal cinta, Alena yakin bener sudah cinta sama Dairus. Dan yakin banget bahwa Dairus juga cinta sama dia? Ngayal jangan ketinggian Al, jatuh sakit loh!
"Duh Dai, ganteng banget sih.." gumam Alena lagi dengan wajah kemerahan dan tersenyum malu.
***
Sesuai janji Dairus semalam, pagi ini dia sudah berdiri di lobby hotel tempat Alena menginap. Dia menjemput dan ingin mengajak Alena berkeliling, berjalan - jalan menikmati setiap keindahan kota ini
"Sudah siap?" Alena mengangguk
Diam - diam Dairus mengagumi tampilan Alena hari ini. Alena memakai kaos berwarna biru laut dan jaket kulit coklat dengan bawahan memakai celana jeans panjang dengan beberapa sobekan di lututnya. Sepatu heels berhak rendah, dan tas selempang kecil di bahunya. Sederhana tapi menarik.
Wajah Alena terlihat lebih santau ketimbang semalam, make up tipis dan rambut pirang panjangnya di ikat asal membuatnya terlihat.. Sexy? Oh Dairus, jangan sampai bernafsu pada Alena sekarang, bisa - bisa kau di gamparnya habis - habisan.
"Udah liatin aku'nya?" ujar Alena membuat Dairus kelabakan karena kepergok memperhatikan Alena.
Dairus cekikikan sebentar sembari membukakan pintu mobil untuk Alena "Kamu cantik sekali" bisik Dairus yang sukses membuat Alena terdiam dengan wajah blushing.
Alena juga menilai penampilan Dairus, terlihat santai dan semakin mengeluarkan ketampanannya. Hati Alena berbunga saat Dairus memujinya, bolehkah ia terbang kelangit ketuju? Bertemu malaikat - malaikat cinta?
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My SON (end)
RomanceTulisan ulang - Ayah untuk Anakku @missintan Kalau kamu menyakitiku, itu hal biasa. tapi jika kamu menyakiti anakku, maka aku tak akan membiarkannya - Alena Zahra Dia juga anakku, kamu gak berhak menjauhkan dia dariku. biar bagaimanapun aku ayah bio...