Alena menyeruput kopi panasnya, duduk termenung di balkon apartemennya. Sudah lebih dari 6 tahun dia menjauh dari Indonesia, meninggalkan seluruh kepedihan akibat Dairus. Keluar dari dunia model yang membesarkan namanya dan kembali menjadi karyawan kantor biasa di negara orang.
"Lena" sapa seorang wanita yang menemaninya selama 6 tahun di sini. Silva. Lena menoleh dan tersenyum
"Gimana ada perkembangan?" tanyanya sembari meletakkan barang belanjaannya. Alena menghela napas
"Belum ada mba, semua klien mau agar di ganti merek saja. Tapi kan biayanya besar mba. Saya bingung"
Silva tertawa "Udah suru team editing aja yang ngurusin, kamu jangan di bawa pusing" ujar Silva. Sahabat sekaligus bos Alena di kantor. Alena selama tiga tahun ini bekerja di perusahaan fashion wanita tidak terlalu terkenal sih, tapi cukup berkembang di Itali. Sesuai dengan bidang sebelumnya yang menggeluti dunia model, Alena bekerja sebagai kepala Pemasaran sekaligus model beberapa pakaian yang di pasarkan.
Awal pertemuan Alena dengan Silva di bandara soekarno hatta saat penerbangan menuju Itali. Silva yang merasa kasihan dengan Alena yang duduk bengong dengan mata sembab seolah tidak memiliki jiwa di dalamnya
"Hai" sapa Silva kala itu
Alena melirik Silva yang duduk di sebelahnya sebelum pesawat lepas landas "Hai" sapa Alena lemas wajahnya pucat dan suara terdengar serak
"Silva"
"Alena"
"Ke Itali buat liburan?" Alena menggeleng pelan dan memaksakan seulas senyuman. Tiba - tiba perutnya terasa mual dan Alena muntah mengeluarkan seluruh isi perutnya
"Kamu ga apa - apa?" tanya Silva yang panik lalu menyodorkan sebotol air mineral kepadanya. Alena menerima dan meminumnya. Kepalanya terasa penat dan berat merasakan mual yang menderanya akibat situasi hamil muda yang dialaminya
"Kamu lagi hamil?" tanya Silva yang mencurigai kondisi Alena. Alena membuka matanya dan mengangguk pelan
"Astaga! Hamil kok keluar negeri? Udah berapa bulan sih?" tanya Silva
"Jalan 2 bulan sepertinya mba" jelas Alena. Dia tidak bisa berbicara terlalu banyak
"Terus ngapain ke Itali?" tanya Silva lagi "Bahaya tau, janin kamu masih lemah"
Alena menghela napas pelan, Silva tau Alena sedang memendam masalah besarnya. "Kalau kamu mau cerita saya siap mendengarkan, kalau belum siap cerita tidak apa - apa. Kamu istirahat saja dulu" Alena hanya mampu mengangguk dan kembali memejamkan matanya.
"Alena, di Itali tinggal di hotel mana?" Silva berpikir Alena ke Itali untuk berlibur sejenak dari segala masalah yang di alaminya
"Belum tahu, saya mau cari flat murah saja" jawab Alena semampunya
"Kamu mau menetap lama di Itali?" Alena mengangguk
"Kamu tinggal sama saya saja. Kebetulan saya sendiri saja di Itali. Kamu bisa tinggal di apartemen bersama saya"
Alena membuka matanya "Mba serius? Saya ini orang asing loh mba" ujar Alena mencoba meyakinkan Silva bahwa mereka tidak saling mengenal satu sama lain. Silva hanya tersenyum
"Saya percaya sama kamu Alena. Saya rasa kamu akan butuh saya selama di Italia" Alena tersenyum dan mengangguk
"Makasih ya Mba"
"Hei ngelamun saja" tegur Silva Alena tertawa dan duduk di sebelah Silva
"Keinget dulu pertama kali kita ketemu" jujur Alena. Silva hanya geleng - geleng kepala. Baginya Alena sudah seperti adiknya sendiri
"Onty..." teriak seseorang Silva menoleh dan mendapat bocah pria tampan memegang mobil remote control miliknya dengan wajah cemberut
"Astaga, kamu kenapa sayang?" Silva menghampiri bocah tampan itu
"Mobing dede lusak onty!" gerutunya lucu. Silva mencubiti pipi tembab keponakan kesayangannya
"Nanti beli lagi yah? Kenapa bisa rusak sayang?"
"Dede kecel!" gerutunya sembari menjatuhkan mobil yang dipeluknya
"Kesel kenapa?"
"Dede diejek temen - temen, gala - gala gak unya ayah! Dede unya ayah!" Silva menatapnya dalam tanpa bisa berbicara apapun
"Temen - temen bilang dede boong, dede ndak unya ayah! Dede dibilang boong" Silva menghela napas dan membelainya pelan
"Dede punya ayah kok sayang"
***
"Ku mohon Dairus.." pinta Dewi
"Jangan memohon kepadaku Dew! Aku tak menyukainya" Dewi menghela napas
"Demi Dinda"
"Ya aku akan datang, demi Dinda!" tegasnya sekali lagi. Dewi tersenyum lalu merangkul lengan Dairus dengan manja. Dairus menepisnya lembut kemudiaan berjalan menjauhi Dewi.
"Kamu masih saja seperti itu" ujar Dewi merajuk
"Maaf.." jawab Dairus pelan.
5 tahun setelah kepergian Alena membuat jarak lebar antara Dewi dan Dairus hilang. Dairus mencoba menerima dengan ikhlas segala keputusan Alena yang memilih pergi dari hidupnya. Meski di awal kepergian Alena, Dairus seperti Zombie terkena gangguan jiwa. Dewi berusaha membuatnya bangkit
Meski di hati terdalam Dairus tidak ada lagi cinta untuk Dewi, istrinya. Dia mencoba menjalankan perannya sebagai ayah dan sebagai suami sebelum kedatangan Alena. Mencoba membuat kedua malaikat kecilnya bahagia.
"Dai, aku buatkan sarapan. Makan dulu ya" ujar Dewi memecah lamunan Dairus yang kembali terbang mengelana memikirkan wanita masa lalu yang tidak bisa di lupakannya hingga saat ini
"Hmm" jawab Dairus sekedarnya
Dewi meletakkan omlete di hadaoan Dairus yang masih setia terbengong "Masih aja sih mikirin Alena? Udah 6 tahun. Aku istrimu, Dai! Ada anak - anak juga" rajuk Dewi
"Jam berapa acara Dinda di mulai?" tanya Dairus tak mempedulikan perkataan Dewi mengenai Alena
"Jam 10 pagi. Nanti bareng aku aja gimana?" Dairus menggeleng
"Aku dari kantor saja. Ketemu di sana. Lagian aku gak bisa lama" jawab Dairus menyeruput kopi panasnya tanpa menyentuh sarapan yang dibuat Dewi. Dairus bangkit dari kursinya
"Kamu ga abisin sarapan kamu?"
"Kamu udah tau jawabannya" ketus Dairus kemudian pergi dari hadapan Dewi
Dewi menghela napas lelah, baginya usia pernikahan yang sudah memasuki hampir 12 tahun lamanya membuatnya merasa lelah. Bukan bahagia. Hidupnya selama menjalani pernikahan dengan Dairus seperti menikah dengan patung es, terasa dingin dan tak juga banyak bicara.
Dewi sadar semua itu berubah sejak kejadiaan naas yang dialaminya malam itu. Setelah Dinda melahirkan. Bahkan kejadian naas itu pun membuahkan hasil pahit, selain pernikahannya yang hancur, dia pun hamil dari perbuatan pria bejat itu yang membuat Dairus semakin membencinya. Sayang, calon anak itu harus gugur sebelum terlahir di dunia. Mungkin Tuhan tau yang terbaik untuknya.
Tbc
Intermeso , happy Valentine snart reader's sayang.. Semoga kalian di limpahkan kasih sayang dari orang - orang terkasih. Bagi coklat donk ..
Betewe, hari ini 15 feb 2017 aku ultah lo.. Sekedar info doang. Ga berharap di kirimin kado (kalau ada yang ngirim boleh juga) cuma berharap di berikan doa tulus segala yang terbaik buat aku.. Dan doakan aku biar bisa segera hamil lagi donk geess...
Usia aku sekarang 27 tahun, tua banget yah? Berasa masih 17 tahun ajaOke makasi udh baca cerita ini
C.U bye bye
KAMU SEDANG MEMBACA
My SON (end)
RomantizmTulisan ulang - Ayah untuk Anakku @missintan Kalau kamu menyakitiku, itu hal biasa. tapi jika kamu menyakiti anakku, maka aku tak akan membiarkannya - Alena Zahra Dia juga anakku, kamu gak berhak menjauhkan dia dariku. biar bagaimanapun aku ayah bio...