6. Dewi

32.9K 1.2K 9
                                    

Alena tersenyum bahagia saat menatap benda mungil ditangannya. Alena sangat yakin, Dairus akan bahagia jika mendapat kado spesial darinya. Alena menghitung tanggal, 3 hari lagi adalah perayaan hari kasih sayang atau yang sering terdengar dengan nama 'Valentine Day's'. Di hari kasih sayang ini Alena memberikan kado special yang pasti akan membuat Dairus bahagia. Sekaligus mereka akan merayakan hari jadi mereka yang ke tiga tahun

Tak terasa ya, hubungan rahasia Alena dengan Dairus berlangsung. Baik Alena maupun Dairus sama - sama sepakat untuk menutupi hubungan mereka demi karir Alena yang saat ini sudah berada di atas awan.

Senyum terus mengembang di wajah cantik Alena, hatinya bahagia karena sebentar lagi Dairus akan mempersunting dirinya.

"Lena" Alena menoleh dan mendapati pria yang 3 tahun ini gencar mendekatinya, Brandon.

"Kenapa?" tanya Alena cuek dan masih sibuk membalas beberapa chat dari Dairus dan beberapa dari manajernya juga membalas komentar - komentar di Instagram miliknya.

"Kamu lagi seneng yah?" tanya Brandon yang langsung mengambil tempat duduk di sisi Alena. Alena melirik sekilas lalu mengangguk dengan semangat

"Habis dapet job?" Alena menggeleng

"Habis menang undian?" Alena menggeleng lagi

"Terus kenapa donk?" Brandon ingin tahu raut wajah bahagia Alena dikarenakan apa. Alena wanita pujaannya yang sama sekali tidak menunjukkan membalas cintanya

"Ndon, gue mau di lamar orang" ujarnya menahan suaranya agar tidak membuat gaduh suasana shooting

Brandon menatap wajah Alena yang semakin tersenyum lebar dengan tatapan tanpa ekspresi.

"Emang kamu punya pa--car?" tanya Brandon. Alena memutar matanya

"Ada" jawabnya singkat

"Tapi kenapa dikabarkan jomblo?" Sepertinya Brandon mulai menunjukkan tanda - tanda patah hati

"Karena bukan untuk konsumsi publik Ndon" ujar Alena dengan tertawa bahagia.

Brandon mengangguk lemah dan bangkit dari duduknya "Oke semoga bahagia dan selamat ya" Alena dengan cuek menganggukkan kepalanya dan kembali sibuk dengan gadget di tangannya.

***

"Sayang, kamu makan dulu ya? Papa sudah buatin bubut buat kamu"

Gadis kecil berambut pirang itu menggeleng dan kembali memasukkan wajahnya ke dalam selimut, laki - laki yang merupakan ayah si gadis cilik itu kembali menarik selimutnya

"Kakak, kalau gak makan nanti gak sembuh loh" bujuknya lagi

"Deby gak laper pa!" gerutunya dengan kembali memejamkan matanya. Laki - laki itu menghembuskan napasnya kasar lalu meletakkan buburnya di atas nakas sebelah tempat tidur dan berjalan keluar kamar.

"Dewi!!! Dewi!!" teriaknya memanggil nama seseorang. Wanita yang dipanggil keluar dari kamar lainnya menatapnya santai dan berjalan kearahnya

"Ngapain kamu teriak - teriak? Kamu pikir ini hutan?" tanyanya dengan sikap cuek lalu hendak melangkah ke dapur, namun pria itu dengan fepat mencekal lengannya

"Kamu gak bisa ya jadi ibu yang baik untuk anak - anak?" tanyanya keras. Dewi menepis tangan pria yang mencekalnya

"Maksud kamu?"

"Lihat, Deby jatuh sakit karena kamu gak bisa menjaganya dengan baik! Kamu gak becus jadi seorang ibu tau !!"

Dewi tertawa "Kamu gak salah menyalahkan orang? Sini kamu bercermin dulu, apa kamu sudah baik menjadi seorang ayah hah?"

"Dengar ya! Saya sudah bekerja keeas untuk membuat kamu hidup nyaman tanpa kekurangan satu apapun, masa menjaga dua anak kamu gak bisa? Kerjamu apa? Menghamburkann uang saja hah?"

Dewi mendekat kearah pria yang masih berstatus suaminya "Saya gak makan uang dari kamu! Kamu suru aja semua selingkuhan kamu jaga anak - anak dengan baik, bisa? Jangan bisanya ngangkang di depan suami orang demi popularitas dan juga kartu kredit!!"

"Jaga bicaramu!!"

Dewi tersenyum sinis, "Harusnya kamu sadar! Deby jatuh sakit karena kesalahan kamu yang gak punya waktu untuk memperhatikan dia, dia begitu merindukan kamu tapi kamu kayanya lebih rindu selingkuhan kamu dari pada anak - anak"

"Hei! Kamu jangan bisanya menyalahkan orang lain, aku selingkuh karena salah kamu!!" bentaknya

"Kamu jangan mulai deh semua itu cuma.."

"Ahh sudah aku gak mau denger alasan bulshitmu! Semua sudah ada buktinya!"

Pria itu mengambil dompet dan kunci mobilnya. Dewi mencoba menghalangi

"Mau kemana lagi kamu??"

"Bukan urusanmu, tugasmu hanya menjaga anak - anak, urus mereka hingga sehat! Aku gak mau dengar lagi mereka sakit" pria itu berbalik namun menghentikan langkahnya saat mendengar Dewi tertawa keras, pria itu menoleh

"Ada yang lucu?"

"Kamu memintaku mengurus anak - anak? Sementara papa'nya sibuk buat anak di mana - mana? Tanpa mau bertanggung jawab? Lucu sekali!" sinis Dewi kemudian berbalik meninggalkan pria yang menatapnya tajam. Baginya meladeni suami sintingnya hanya membuatnya stres lebih baik mengurus dua malaikatnya kemudia berjalan - jalan menghabisi uang suaminya daripada di berikan kepada selingkuhan - selingkuhannya lebih baik dia sendiri yang menghamburkan. Lebih beretika kan? Suami bekerja untuk istri dan anak bukan untuk para 'pelakor' di luar sana yang semakin hari semakin menjijikan tingkah polanya.

Tbc

My SON (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang