26. Mengejar Cinta

22.8K 1.2K 86
                                    

Dev memandang foto nya dengan Alena dan Dey saat liburan di Lombok. Berat rasanya menerima kekalahan ini, berat rasanya berpisah dengan wanita yang dicintai. Tapi melihat Alena bahagia meski tanpanya adalah bukti cinta yang sebenarnya. Cinta tulus tak mengharap balasan bukan?

Yah, meskipun dalam lubuk hati kecil Dev berharap Alena mampu membalas cintanya. Kembali lagi kepada takdir dan jodoh mungkin bukan Alena jodoh yang di siapkan Tuhan untuknya. Pasrahkan diri saja, dan berharap semua akan baik - baik saja dan tergantikan dengan yang manis - manis semanis es teh.

Dev memasukkan foto 'keluarga kecil'nya ke dalam saku celana. Memandang tiket pesawat yang ada di tangannya. Ingin rasanya tidak kembali ke Itali, tapi buat apa tinggal bila cinta yang dikejar semakin lama semakin menjauh seperti judul lagu saja. Dev menghela napas pelan sampai sebuah suara mengagetkannya

"Dev?" Dev berbalik dan satu pemandangan yang sukses menikam jantungnya

Alena datang dengan Dairus dan lihat mereka sedang bergandengan tangan. Alena merangkul lengan Dairus dan senyum mereka mengembang. Jadi pilihan Alena Dairus? Dev berusaha keras tersenyum saat mereka berjalan semakin dekat ke arahnya.

"Kalian..??" Dev tak melanjutkan pertanyaannya karena sama saja itu seperti menelan duri - duri tajam. Sakit dan menusuk di setiap rongga tubuhnya

Alena menoleh kearah Dairus dan tersenyum, Dai membalas senyumnya. Benar - benar pasangan serasi yang buat iri saja.

"Kamu batalin dulu berangkatnya ke Itali ya?" ujar Alena. Dev meringis

"Kenapa?" tanyanya ragu - ragu berharap bukan berita buruk yang akan menghancurkan gendang telinganya.

"Sini tiket lo!" Dai merebut tiket pesawatnya dan menyobeknya. Dev memandang kesal perbuatan Dairus

"Apaan sih lo, mahal tau harga tiket!" gerutu Dev. Dairus tertawa

"Lagak lo kaya kekurangan uang saja. Gue beliin tiket lo ke Itali, ke Swiss atau kemana aja. Tapi gak sekarang!!"

Dev memandang silih berganti pasangan yang mungkin baru saja terjebak CLBK dan sekarang sedang khasmaran. Aiyah! Sesek bro sis!

"Ngapaiin gue di Indonesia! Kerjaan gue banyak" sinis Dev yang tak bisa menunjukkan rasa cemburunya. Jujur saja dirinya sudah terbakar api cemburu dan rasanya ingin tenggelam di lautan dalam agar apinya padam.

"Lo harus menghadiri pernikahan"

Jreng .. Jreng.. Jreng.. Pernikahan? Bener kan tebakan Dev bahwa berita ini akan merusak kinerja gendang telinganya. Sungguh ini membuat sistem kerja otak Dev membeku seketika dan mendadak kepalanya terserang batu meteor membuatnya sakit tak tertahankan. Semua berputar perlahan menjadi gelap.

"Dev.." hanya terdengar teriakan Alena samar masuk ke gendang telinganya sebelum semuanya lenyap.
.
.
.
.
.
.

Devino menggerakkan tubuhnya yang kaku lalu membuka matanya perlahan. Pertama indra penciumannya mencium aneka obat dan indra penglihatannya menatap langit - langit berwarna putih

Sudahkah dia di surga?

Kedua indra pendengarannya menangkap beberapa suara yang masih belum jelas. Masih samar namun perlahan semua terdengar jelas seiring penglihatannya kembali normal

"Dev, sudah sadar sayang?" senyum meneduhkan hatinyalah yang pertama kali dilihatnya. Raut wajah khawatir di kulit keriput itu tak menghilangkan kesan cantik di dirinya

"Ma.." lirih Dev pelan, entah kenapa kondisinya menjadi sangat lemah

"Kenapa sayang? Mau minum?" tanya Amera. Dev menggeleng

Lalu berdehem sebentar "Kok aku di sini?"

Amera tersenyum geli "Kamu pingsan di bandara sayang"

Dev terdiam mencoba mengingat - ingat apa yang membuatnya pingsan di bandara. Seingatnya dia sedang melamun lalu datanglah sepasang kekasih yang sukses membuatnya seperti ini. Jleb!

"Kamu pingsan saat Dairus meminta kamu tetap tinggal di Indonesia untuk dateng ke acara pernikahan" ujar Amera dengan senyuman penuh arti

"Gak ma, aku ga bisa. Aku mendadak sakit keras ma" kilah Dev yang sumpah demi apapun demi seluruh dedemit di Indonesia dan Mancanegara Dev tak akan siap melihat Alena bersanding dengan pria lain di pelaminan. Itu sama saja menyerahkan diri kepada malaikat maut pelan - pelan, mengikhlaskan diri menerima siksaan bathin. Oh.. Miris.

"Kenapa gak mau sayang? Kamu harus dateng ya?"

"Gak ma titip salam aja sama pengantinnya"

"Lo itu kudu dateng Dev!" Dev melirik kearah sumber suara. Lagi - lagi Dairus dan di sebelahnya ada Alena dengan senyuman manisnya. Sungguh Dev iri melihat Alena tersenyum begitu

Bahagiakah dia?

"Gue gak bisa!" jawab Dev mengalihkan pandangannya

"Harus lo dateng! Kalau lo gak dateng lo nyesel seumur hidup!"

Dev tertawa "Gue bakal nyesel kalau dateng! Lo gak ngertiin perasaan gue banget sih!"

"Lo harus dateng, sekali lagi gue tegesin harus dateng! Kalau gak..."

"Kenapa kalau gak?"

"Gue yang akan gantiin lo di pelaminan !"

"Hah?"

"Hah heh hah heh lo! Banyak cincong! Lo bakal nikah sama Alena, mau kagak lo?"

"Jadi yang nikah .. Gue?"

Tbc

My SON (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang