20. Amera, Dairus, Dev

24.6K 1.3K 31
                                    

"Sejak kapan?"

"Sejak kapan apa?"

"Jawab saja! Sejak kapan?"

"Lo kalau ngomong gak jelas gitu, gimana gue mau jawab. Udah ah, gue mau mandi aja"

"Tunggu! Sejak kapan lo pacaran sama dia, dan mendadak mau nikah sama dia?"

"Kenapa? Apa masalahnya sama lo?"

"Gue.."

"Emang lo ada hubungan apa sama dia?"

"Gak ada! Gue cuma pengen tau!"

"Ngapain lo ngotot pengen tau? Dan satu pertanyaan gue juga keluarga besar kita, kenapa sampe anak sekecil itu manggil lo ayah??"

"Gue.. Eh itu bukan urusan lo!!"

"Jadi urusan gue, karena emak dari anak itu bakal jadi istri gue!!"

"Ga usah mimpi!!"

"Siapa yg mimpi? Itu akan jadi realita!!"

"STOP!!" teriak seorang wanita menghentikan perdebatan dua laki - laki dewasa. Keduanya menoleh dan menatap malas kearah wanita paruh baya yang berjalan pelan kearah mereka

"Ributan apa sih Bang sama adiknya?" tanyanya pelan lalu duduk di sofa kosong yang berada di antara kedua pria itu berdiri

"Bukan apa - apa Ma, mama balik istirahat aja ini sudah malam" ujar Dev pelan. Wanita itu mengangguk lalu melirik kearah putra satunya lagi

"Dai, jangan bertengkar sama abang kamu. Enggak baik" ujarnya yang di sambut tatapan dan senyuman tipis dari Dairus

"Duduk sebentar, ada yang pengen mama omongin sama kalian berdua" ujarnya pelan tapi cukup tegas dan tak terbantahkan. Kedua pria dewasa yang sempat bersitegang tadi kemudian duduk dengan sama - sama membuang muka

"Ada yang mau menjelaskan sama mama, siapa sebenarnya Alena Zahra?" Hening. Tak ada yang berniat menjawab. Amera berdehem sebentar kemudian melanjutkan bicaranya

"Abang, kamu yang paling tua. Coba jelasin sama Mama hubungan kamu sama Alena"

Dev menoleh "Calon istriku Ma, kan sudah aku kenali. Dia Alena Zahra, single mom dengan seorang anak laki - laki lucu. Aku mencintainya apa adanya dia, dan aku ingin menjaganya seutuhnya dari pria - pria yang gak bertanggung jawab" tutupnya sembari melirik kearah Dairus

"Oke, mama terima. Sekarang Dairus, coba jelasin sama mama apa hubungan kamu sama Alena" Dairus terdiam menatap lurus lantai marmer di kakinya. Amera berusaha menganggap kedua anak laki - laki yang sudah beranjak Dewasa itu seperti anak - anak, mendekatinya dari hati - ke hati. Biar tidak timbul perdebatan yang hanya menghasilkan pecahnya keluarha harmonis mereka

"Dai.."

"Bukan siapa - siapa. Mantan model aja"

"Yakin lo? Cuma mantan model?" sahut Dev dengan nada mengejek

"Bang!" tegur Amera "Bukan kapasitas Abang bicara!!" ujarnya lagi melirik tajam Dev yang duduk di sebelah kirinya lalu kembali menoleh ke kanan menanti kejujuran sang buah hatinya

"Dairus! Mama gak mau kamu berbohong tentang semuanya.. Jujurlah..! Alena dan kamu punya hubungan spesial? Dan kalau boleh mama menebak itu lebih dari sekedar teman, rekan kerja? Karena ada Deyvan di antara kalian berdua?" Dairus mengangkat kepalanya menatap Amera dengan sendu. Amera tau, Dairus memendam perasaan yang tidak di ketahuinya. Amera hanya menghela napasnya

"Iya ma, Alena pacar aku dulu. Daj Dey.. Anak aku.. Maaf ma" ujar Dairus pelan

"Tapi Dai, kamu kan sudah punya Dewi? Kenapa kamu selingkuh sayang? Mama kira kamu tipe pria yang setia, mama tau kamu sayang banget sama Dewi dan kedua anak - anak terus kenapa bisa sampai..??"

Dairus mencibir "Mama ga tau aja, menantu mama seperti apa liarnya!" tegasnya yang membuat Amera juga Dev mengerutkan dahinya bingung

"Cerita sama mama" ujar Amera membujuk anaknya bercerita perihal rumah tangga yang terlihat awet ternyata menyimpan bom waktu yang bisa saja meledak menghancurkan semua yang ada di dalam juga do sekitarnya.

"Nanti aja. Segitu cukup dulu deh! Dan Dev, gue harap lo bisa mikir lagi buat nikahin cewe yang pernah jadi sesuatu buat gue"

Dev tersenyum "Justru karena gue ingin Alena juga Dey mendapat pengakuan oleh keluarga kita maka gue nikahin Alena. Biar bagaimanapun, Dey itu darah daging lo, cucu Mama Amera dan mengalir darah keluarga kita juga. Jadi Dey, berhak dan berkeharusan menjadi anggota keluarga kita. Tenang saja, Alena juga Dey tidak akan menjadi ancaman untuk karir lo, karena dia bakal jadi istri gue, SAH dimata hukum dan agama" ujar Dev tenang

Amera menelan ludahnya dengan susah payah, pantas saja dia merasa pernah melihat Dey entah dimana. Dia seperti melihat duplikat Dairus dan melihat mata indah milik almarhum sumainya dimata Deyvan Narendra, putri Alena Zahra. Amera merasa seolah menyadari bahwa Dey bukan orang asing, dan berdasarkan feeling seorang ibu sekaligus Oma, Amera yakin bahwa Deyvan adalah putra biologis Dairus Derulo

"Gak! Gue ga rela" jawab Dairus sedikit terpancing emosi. Amera melirik Dairus dengan tatapan tak bisa di baca

"Kenapa kamu ga rela? Kamu masih mencintai dia?" tanya Amera lebih cepat sebelum Dev mengeluarkan kata - kata yang hanya akan membuat suasana semakin panas. Dairus terdiam

"Kamu jangan jadi laki - laki pengecut Dairus. Kalau kamu mencintai, akui!"

"Iya aku masih cinta sama Alena!!" desis Dairus pelan. Amera menghela napas. Ini yang ditakuti Amera dua putranya memperebutkan satu wanita yang sama.

"Lalu Dewi kamu gimanain? Anak - anak?" Amera menyela

Dairus menghela napas panjang "Aku ga cinta lagi ma sama Dewi, rasaku hilang sejak dia menghianatiku dulu. Aku menutup jati diriku bukan karena karir, tapi karena kondisi psikis Deby Ma. Anak itu tertekan dengan semua ejekan teman - temannya, dia sering di Bully karena kesalahanku. Jadi aku.."

"Jadi lo ngorbanin perasaan Deyvan? Harusnya lo ngerti, Deyvan lebih kecil dari Deby! Bagaimana psikis Deyvan mendapat penolakan dua kali oleh ayah kandungnya? Lo harusnya bisa ngomong baik - baik ke anak lo supaya menerima Dey sebagai adiknya juga!!" potong Dev dengan emosi. Dairus menghela napas

"Ya gue salah, semua sudah terjadi gue bisa apa! Gue terlalu takut mengakui, gue emang pengecut. Gue cuma nyakitin Alena juga Deyvan" sesal Dairus

"Oke, lebih baik lo balik ke keluarga lo. Benahi rumah tangga juga anak - anak lo. Urusan Alena juga Dey menjadi urusanku"

"Gak bisa! Dey anak gue, dan gue gak rela Alena menjadi kakak ipar gue! Kenapa sih lo gak ngerti juga? Lebih baik deh Alena nikah sama laki - laki lain, jangan lo!!"

"STOP!! Jangan berdebat lagi!!" Amera menengahi di saat suasana mulai tegang

"Gini deh, mama kasih usul. Dairus, kamu selesaikan masalah kamu sama Dewi. Yakinkan anak - anak untuk menerima Dey dan buat Deby tidak stres akan masalah ini. Pelan - pelan kamu bisa, jika semua sudah selesai kamu sudah mantap memilih maka kejarlah cinta kamu.."

"Tapi ma.." Dev menyela tapi secepat kilat tangan Amera menginteruksi Dev berhenti bicara

"Mama belum selesai!" tegasnya "baik Dairus juga Dev kalian sama - sama mengejar cinta kalian, lihat siapa yang akan di pilih Alena. Dan pesan mama satu, siapapun yang dipilih Alena kalian harus ikhlas. Harus siap menerima dengan lapang dada, kebahagiaan wanita yang kalian cintai adalah yang utama. Jangan egois!"

"Jadi maksud mama kita harus bersaing?"

Amera mengangguk "Bersainglah dengan sehat, jangan main curang. Dan utamakan kebahagiaan Alena dan Dey. Siapapun yang dipilih Alena itu yang akan membuatnya bahagia, terpenting lagi jangan sampai gara - gara ini hubungan persaudaraan kalian hancur. Karena kalian anak - anak kebanggan mama, kalian paham?"

"Ya ma, aku paham" ujar Dairus menatap kakak nya

Dev tersenyum "Aku juga"

Tbc

My SON (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang