21. Gebin

23.8K 1.1K 27
                                    

Brak!!!

"Aku kan sudah bilang, jangan ganggu aku!!" teriak wanita itu kencang sembari memukul meja yang menjadi penghalangnya dengan lawan bicaranya

"Aku gak bermaksud mengganggumu aku.."

"Kamu sudah merusak rumah tanggaku, sialan!!" teriaknya lagi

"Demi Tuhan aku gak bermaksud.."

"Alahh!! Kamu memang gak bisa di percaya!! Kenapa sih kamu gak bisa lihat aku bahagia hah?"

"Apa kamu bilang? Gak bisa lihat kamu bahagia??" dia tertawa, tawa renyah yang bisa saja mempesona lawan jenisnya

"Aku selalu mengutamakan kebahagian kamu Dewi. Kita pacaran 8 tahun lamanya, dan saat bertemu sahabatku yang jauh lebih sukses kamu memilih menikah dengannya dan meninggalkan aku. Aku? Aku terima saja, karena aku berharap kamu bisa bahagia dan hidup layak bersamanya"

Dewi hanya diam bersikap tak peduli dengan semua perkataan laki - laki itu "Gebin, kisah kita itu masa lalu. Masa lalu! Aku mencintai Dai suamiku. Dan kamu cari saja perempuan lain!" Ujar Dewi dengan satu tarikan napas. Gebin mendekati Dewi, memeluknya dari belakang

"Aku masih mencintai kamu, kamu tau itu"

Dewi melepaskan pelukan Gebin "Jangan peluk aku sembarangan! Gara - gara kamu yang gak bisa menahan hawa napsu mu kamu yang gak bisa ngontrol diri, Dai melihat semuanya dan hampir menceraikanku" desis Dewi. Gebin memutar bola matanya

"Nyatanya dia gak menceraikanmu, padahal aku berharap dia menceraikanmu jadi kita bisa bersama lagi"

Dewi mencibir "Jangan mimpi! Kamu bisa memenuhi apa kemauanku seperti Dairus huh? Aku gak akan mau bercerai dari Dairus apalagi hanya demi kamu!"

Gebin tertawa terbahak "Bagaimana jika aku yang lebih kaya dari Dairus? Mungkinkah kamu akan jatuh cinta lagi padaku Dew?"

"Kamu kebanyakan nonton drama korea deh, suka ngayal bakalan dibuat kaya sama authornya. Paling - paling bangkrut masuk penjara terus jadi bangke!"

Gebin memutar tubuh Dewi menatapnya dalam "Jangan meremehkan aku terus! Aku akan merebut apa yang dimiliki Dairus, termasuk kamu sayangku!"

"Ohya?"

"Ingat kata - kataku ini yah.." dan Gebin mengecup kening Dewi singkat sebelum melangkah meninggalkan perempuan itu dengan deru napas yang tak teratur. Dewi memejamkan matanya sejenak lalu membuka matanya

"Sialan!" Gumam Dewi dalam sendirinya. Mengambil tas nya dan melangkah keluar ruangan Gebin. Dewi mengecek ponselnya sekilas saat ada bunyi notifikasi masuk ke ponselnya. Mengetik balasan kemudian masuk ke dalam mobilnya.
.
.
.
.
.
.

Gebin dengan santai memasuki rumah produksi Magazine Internasional berjalan tanpa beban dan tanpa halangan hingga berhenti di depan sekretaris CEO sekaligus pemilik Magazine Internasional

"Diana" sapanya pelan. Diana menoleh dan berdiri melihat siapa pria yang menyapanya

"Pak Gabin?" Gabin tersenyum

"Dai ada?"

"Eh.. pak Dai? Hmm.. sebentar saya tanya.."

"Gak usah, saya masuk aja langsung" potong Gebin

"Jangan pak, nanti Pak Dai sedang sibuk"

Gebin tertawa "Dia gak akan menolak ke datangan sahabat baiknya kok, di jamin" dan Gebin berjalan meninggalkan Diana memasuki ruangan Dairus

"Diana! Ketok pintu dulu!!" Seru Dairus sembari fokus dengan beberapa berkas di mejanya. Gebin berdehem sebentar mencari perhatian Dairus. Dan sukses, Dairus menoleh dan menatap Gebin dengan pandangan serius

My SON (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang