Carla membuka matanya dengan perlahan, karena sinar matahari telah mengusik tidurnya. Kemudian ia menatap sekeliling, ini tidak seperti kamarnya. Ia merasa kalau ini adalah istana, dengan kasur yang begitu empuk. Kemudian ia ingat kalau kemarin ia kaget ketika mobilnya rusak total, mungkin sekarang ia sudah berada di surga.
"Morning." Ucap seseorang dari belakang, namun carla tak menoleh. Ia masih ingin tidur. Namun matahari semakin bersinar terang, ia tak bisa melawan. Akhirnya ia memutuskan untuk membuka matanya.
"PETERR???" Tanya carla hampir loncat dari tempat tidur
"Kau menumpang di penthouse ku." Jawab peter. Carla memutar bola mata, ia kemudian melirik ke arah jam dinding
7:55 AM
Dia kemudian melirik ke pakaian peter. Peter sudah siap dengan jasnya
"Kenapa kau tak membangunkanku sebelum mandi???" Tanya carla dan melompat dari kasur untuk masuk ke kamar mandi.
Setelah selesai ia melihat handuk. Namun sesuatu yang membuatnya sadar, ia tak membawa baju!!!!!!! Ia melihat ke baju yang ia pakai tadi, ia menghela nafas karna bajunya masih belum basah. Saat mau menarik bajunya dari paku, itu terlihat seperti tersangkut, carla menarik bajunya sekuat tenaga
Dan
1
2
3
Bajunya sobek besar, bagaimana ia bisa pakai baju yang sobek begini? Ia keluar hanya mengenakan handuk.
Namun ia masih punya harga diri, jadi carla menutup dan mengunci pintu kamar.
8:30 AM
'Aku pasti akan mendapat omelan dari Mr. Ryan.' Batin carla
"Apa ada orang di dalam?'' Tanya seorang wanita dari luar sana
"Astaga, bagaimana kalau itu keluarganya?" Tanya carla, ia kemudian mondar mandir di kamar.
"Permisi, apakah Peter sudah berangkat ke kantor?" Tanya wanita itu
"Dia masih ada di parkiran gedung ini."
"Lalu siapa yang didalam?" Tanya wanita itu
"Kalau tidak salah.. dia wanita yang dibawa tuan tadi malam."
"Siapapun kau, keluarlah!" Ucap wanita yang diluar sambil menepuk pintu kamar. Dengan pasrah carla membuka pintunya.
Dan
"Carla!"
"Li--liana."
"Apa yang kau lakukan disini? Ah maksudku--" ucapan liliana berhenti saat melihat carla yang hanya mengenakan handuk.
(Kalau ada yang lupa sama dia, cuman mau ingetin kalau liliana itu menantu nya halina, atau yang lebih jelas lagi istrinya kakak peter, fred.)
"Ah aku bisa jelaskan."
"Tidak usah, aku mengerti kok." Kata liliana
"Emm sebenarnya aku mau berangkat kerja, jadi aku mandi dan--"
"Aku bisa mengerti kok." Kata liliana
"Emm, maafkan aku mengatakan ini tapi.. bolehkah aku meminjam bajumu?" Tanya carla ragu, liliana mengerutkan kening
***
Carla mengerjakan pekerjaan nya, ia kemudian melirik ke pakaiannya.
Dress selutut warna merah, dan heels merah. Dan karena dress yang tanpa lengan itu ia pakaikan dengan jacket warna hitam.
Carla sempat berpikir pakaian liliana mahal, namun cukup simple. Ini juga tak terlalu norak, maksudnya mewah begitu.
"Ah, kau tahu tidak? Setelah bekerja begitu tekun, aku sama sekali tak mendapat bonus. Sudah tanggal tua begini, apakah Manager kita tak bisa mengerti?" Tanya rose sambil mengurut dahi nya
"Mr. Ryan sangat baik bukan?" Tanya carla, seketika calie yang fokus dengan komputer nya menoleh ke arah carla yang sedang mengetik sesuatu di computer
"Apa maksudmu carla?" Tanya calie
"Sepertinya dia sedang banyak pikiran calie, biarkan saja." Kata rose
"Hmm? Memang kenapa? bukannya dia bilang, mendapatkan bonus setelah bekerja tekun?" Tanya carla
"Astaga, ia sudah hilang fikiran. BTW, kemarin ada yang menabrak tiang listrik setelah mabuk." Kata calie, carla berdiri dari kursinya
"Apa? Kau tau darimana?" Tanya carla, karena ia sungguh tak mengingat apapun dari kemarin
"Sudah disiarkan di tv." Jawab calie
"Apa??? Lalu saat aku bangun, kenapa aku berada di helicopter? Bukannya di penjara?" Tanya carla
"Itu semua karena pak direktur. Dia yang membawamu dengan helicopter, dan membayar semua denda dan jaminan mu. Hahaha, hei! Kau juga membasahi kemejaku dengan muntahan. Kau bahkan juga mengunciku di dalam kamar mandi, jadi jangan salahkan aku kalau membuatmu menabrak tiang listrik? Siapa yang mengunciku?" Tanya calie
"Lalu bagaimana kau bisa keluar dari toilet?" Tanya carla
"Aku memanjat dinding."
"Ya kalau begitu kenapa kau tidak memanjat dari awal dan menghentikanku?"
"Mana aku punya ide untuk memanjat dari awal? Aku sangat panik. Kau yang mabuk dan kenapa kau yang menyalahkanku?" Tanya calie
"Tapi kan kau yang membawaku--" ucapan carla terpotong saat melihat semua karyawan menghentikan pekerjaan mereka dan menonton pertunjukan gratis di depan mereka
"Pss, calie. Ini bukan kamarmu." Bisik carla pelan
"Memang kenapa kalau ini kantor? Kenapa kalau ini tempat umum? Asal kau tahu saja, beritamu soal menabrak tiang listrik itu sudah disiarkan di televisi. Dan wajahmu juga ada disana. Tidakkah kau merasa malu?" Tanya calie, carla menoleh ke semua karyawan yang mulai membisik ke teman nya.
"Ahh." Ucap carla yang mengaku kalah dan duduk di mejanya. Beberapa saat kemudian mereka semua bekerja lagi seperti biasa.
***
Seorang pria duduk di ruangannya dan mengerjakan pekerjaan nya. Tiba tiba ia mendengar seseorang mengetuk pintu.
"Masuk." Ucapnya singkat dan kembali fokus ke laptop ny.
"Selamat pagi pak direktur." Kata seorang wanita, peter menoleh. Ada sekretarisnya ella sedang berdiri di depan pintu. Kemudian ia berjalan mendekati meja peter.
"Apa jadwalku hari ini?" Tanya peter
"Saya mau bicara pak." Kata ella sambil memberikan selembar kertas
"Surat pengunduran diri?" Tanya peter sambil mengerutkan alisnya
"Emm, suamiku dia ingin pindah ke chicago. Aku ingin pindah, dan dia mau memulai bisnis baru bersama dengan keluarganya. Seperti yang bapak tahu umur saya sudah 38 tahun, saya sudah tua dan harus mengurus dua orang anak. Jadi sudah saya putuskan untuk mengundurkan diri." Jawab ella, peter menghela nafas berat. Pekerjaan sudah sangat banyak, dan sekarang ditambah lagi.
"Ya sudah." Jawab peter singkat, ella keluar dari ruangan peter.
'Kira kira siapa yang bisa aku jadikan sekretarisku? Ella adalah perempuan yang sudah menikah. Kerjanya bagus, lalu dimana aku bisa menemukan wanita lain? Mungkin dia cocok.' Batin peter.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Big Boss ✅
RomanceCarla Edward (a nurse) : Takdir. Itulah yang kupercayai hingga saat ini. Jika saja aku tidak ikut dalam operasi itu, jika saja aku tidak menjadi perawat. Maka itu takkan terjadi. Peter Johnson (CEO) : Entah apa yang dimiliki dirinya, aku tak perlu...