"Julia aku tak sangka kau seperti ini. Kau bilang mencintai kak john? Kau hanya menyiksanya julia. Jika kau mencintai seseorang dan kau tak dicintai orang itu, maka kau harus bisa merelakan nya, tapi jika kau tidak bisa melakukan itu, maka itu artinya perasaan yang kau miliki hanyalah obsesi belaka. Ingat itu julia!" Ucap carla dengan kesal
"Carla! Aku mencintai seseorang, maka dari itu aku tak ingin kehilangan nya. Siapapun di dunia ini tak akan rela pasangan nya diambil orang lain carla." Kata julia dengan suara besar. Syukurlah ini bukan di ruang perawat melainkan lorong yang sepi.
"Itu menurutmu karena kau tak pernah merasakan cinta julia. Kau hanya terobsesi saja, tapi titiana akan merelakan kakak ku, dia tidak akan membuat kakak ku menderita. Tapi satu hal yang harus kau ingat, kekuatan cinta tak ada bandingan nya. Kecuali jika orang itu hanya terobsesi saja. Ingat itu!"
"Kenapa hah? Aku kira kau akan senang mendengar aku akan menjadi kakak iparmu namun tidak. Kau malah mendukung kisah percintaan romeo dan juliet kakakmu itu carla." Tolak julia
"Itu semua karena aku mendukung percintaan mereka. Kau tidak akan memiliki kakakku sepenuhnya kalau kau menikahinya. Kau hanya akan memiliki tubuhnya saja bukan hatinya." Kata carla.
'PANGGG'
Terdengar suara jatuh sebuah benda di belakang carla. Membuat carla berbalik
"Titiana?" Ucap carla kaget. Titiana sedang membawa loyang besi berisi air. Dan ia terjatuh pingsan sekarang.
"Titiana kau disini. Tolong julia tolong panggil dokter sekarang ayolah." Ucap carla sambil berusaha mengangkat tubuh titiana
"Jadi ini dia? Syukurlah. Dia mau masuk ICU saja aku tak peduli. Jadi kau bawa sendiri saja ya." Kata julia
"Obsesimu buta julia. Apa ketampanan kak john sudah berada di tingkat dewa hah? Sebuta itu sampai kau melupakan kewajibanmu sebagai perawat yang senantiasa menolong orang yang kesulitan hah?" Tanya carla
"Aku masih belum lupa. Aku ini anak yang baik. Tapi ingat, aku menolongnya karena kewajibanku bukannya keinginanku." Julia pergi meninggalkan carla dan titiana.
"Titiana. Bangun, ayo bangun titiana. " ucap carla. Tak lama kemudian dokter dan seorang perawat datang membawa tempat tidur. Titiana mulai didorong oleh mereka.
"Kondisi baik. Dia mungkin terlalu frustrasi atau banyak pikiran. Dia tak bisa bekerja banyak. Kau hanya perlu menunggu dia siuman." Ucap dokter. Carla membungkuk. Dia mengambil handphone nya dan menekan layar handphone bertulisan 'kak john' di layar kontak nya.
"Halo kak, titiana pingsan tadi. Kakak bisa mengunjungi nya kan?"
"..."
"Baiklah kak. Ini alamatnya."
"Ya sudah kak. Aku tunggu. Aku tak bisa disini seharian lagipula aku kan harus ke new york 2 jam lagi." Carla menutup telefonnya.
5 menit kemudian john datang. Dia langsung berada di ranjang titiana.
"Kakak, aku pergi dulu ya. Aku harus pulang kak. Sampai jumpa lagi kak. Soal itu.. akan kubicarakan dengan ibu." Carla pergi meninggalkan mereka.
Jam makan siang pun tiba. Carla segera makan siang. Dia berjalan menuju kamar titiana. Masih ada john disana. Sudah 2 jam dan dia masih disana. Cukup salut.
"Kakak, titiana sudah siuman?" Tanya carla karena melihat titiana membuka matanya perlahan
"Ya? Titiana." Ucap john dan memeluk titiana.
"Ini makanan kalian. Aku tinggal dulu." Ucap carla. Dia menaruh baki di kasur dan pergi.
Tibalah dia di new york. Carla turun dan duduk di sebuah cafe dekat bandara. Dia harus menelfon ibunya agar menjemputnya disini. Carla memesan kopi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Big Boss ✅
RomanceCarla Edward (a nurse) : Takdir. Itulah yang kupercayai hingga saat ini. Jika saja aku tidak ikut dalam operasi itu, jika saja aku tidak menjadi perawat. Maka itu takkan terjadi. Peter Johnson (CEO) : Entah apa yang dimiliki dirinya, aku tak perlu...