Agnes menjelaskan semuanya, mulai dari tipu dayanya dan rencananya untuk menjebakku. Dan bukan untuk membuatku salah paham. Mendengar ini aku merasa bersalah pada pak direktur
"Pak direktur, maafkan aku. Aku sangat kesal, dan berada di luar kendali. Andai saja ada seorang wanita yang diperlakukan seperti itu, dia juga akan salah paham pak. Aku--minta maaf. Aku sudah banyak merepotkanmu." Pintaku
"Tidak masalah. Ayo kita naik ke atas!" Ajak pak direktur, aku menurutinya
Saat ini aku sangat malu, untung saja pak direktur sudah memaafkanku. Aku naik lift yang biasa digunakan oleh petinggi di perusahaan ini, lift ini bagus karena tidak ramai orang.
Sampai aku di ruanganku, aku merebahkan tubuhku di kursi kerja. Aku mendapat pesan Line dari calie
Calie : jangan salahkan diri terus, nanti bisa stress dan mempengaruhi pekerjaan mu.
Aku tak membalas pesan Line itu, kemudian ada beberapa notif masuk dari Line, namun tak kunjung kubaca. Aku bahkan mematikan ponsel dan melakukan pekerjaanku.
7:00 PM
Aku mengemasi barangku dan pergi keluar dari ruangan ini. Saat diluar aku menemui pak direktur
"Selamat malam pak direktur!" Sapaku sambil menunduk
"Apa kau akan pulang?" Tanya nya, aku mengangguk
"Karena pekerjaan sudah selesai, aku pikir akan pulang." Jawabku sopan, terlihat terlalu formal, namun tidak apa apa
"Biar kuantar." Kata pak direktur, aku mengangguk.
Kami menuju parkiran, ada lamborghini di depan kami. Aku masuk dan duduk di kursi depan.
Mesin mobil dinyalakan, sekarang suasana semakin canggung. Apalagi tadi aku membentaknya di depan semua orang, padahal dia sering membantuku.
Apa aku minta maaf saja? Ah pasti dia bilang tidak usah minta maaf. Aku memandangi wajahnya, tampan sekali. Dia juga sangat baik, meskipun sedikit dingin. Dia juga cool.
"Sudah memandangi nya?" Tanya pak direktur
"Emm, maafkan aku." Akhirnya aku mengucap itu, astaga seharus nya aku melawan
"Tidak apa apa. Bahkan banyak wanita yang tak berhenti memandangiku walau hanya dari foto." Kata pak direktur. Terlalu kepedean sekali!
"Bukan itu. Karena kejadian tadi, maafkan aku. Aku.. merasa bersalah." Elakku, pak direktur memutar bola mata. Akhirnya dia diam
Aku menunjukkan jalan pada pak direktur untuk menuju rumahku. Akhirnya kami sampai di rumah.
"Terima kasih pak direktur." Ucapku setelah keluar dari mobil, pak direktur mengangguk dan melajukan mobil nya
Aku masuk ke dalam rumah, rumah masih sibuk seperti biasanya.
"Carla, ibu dan ayahmu akan pergi ke washington. Untuk mengerjakan proyek." Kata ibu
"Kapan bu?"
"Sekitar 4 hari lagi. Oh ya, kakakmu sudah berangkat. Mungkin besok dia sampai, yang jelas. Ibu mau menunggunya semalaman. Ibu senang sekali." Jawab ibuku, aku mengangguk namun tak memberikan senyuman sedikitpun
"Kau kenapa sih? Ibu memberikan kabar bahagia, tapi kau malah cemberut. Kalau ada sesuatu yang terjadi di kantor, jangan dibawa ke rumah." Lanjut ibu, aku memutar bola mata
"Tidak bu, aku hanya sedih akan meninggalkan rumah ini, itu saja. Memang aku pernah membawa masalah kantor ke rumah?" Tanyaku berbohong
"Ah, iya juga. Tapi rumah ini akan ditempati bibimu. Kita akan tinggal di rumah yang dibeli oleh john. Leo, kau ingat? Saat kita pindah ke new york mereka selalu menolak untuk ikut dan memilih tetap di seattle. Namun sekarang, semuanya pindah ke new york. Aku merasa senang sekali." Ucap ibu, aku ikut tersenyum paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Big Boss ✅
RomanceCarla Edward (a nurse) : Takdir. Itulah yang kupercayai hingga saat ini. Jika saja aku tidak ikut dalam operasi itu, jika saja aku tidak menjadi perawat. Maka itu takkan terjadi. Peter Johnson (CEO) : Entah apa yang dimiliki dirinya, aku tak perlu...