Carla menarik nafas
"Itu artinya, kakak mencintai titiana." Ucap carla.
"Jika memang begitu kenapa kakak tidak katakan perasaanmu?" lanjut carla
"Aku takut, bagaimana jika dia tak menerima ku?" Tanya john balik
"Kak, sudah berapa tahun? Sudah berapa tahun kau memberikan status teman dekat pada titiana? Apa kau fikir, itu akan baik? Kakak, aku bisa membantumu kak. Ayo, jika kau mau aku bisa membantumu kak." Kata carla
"Aku tidak tahu, aku ingin menikahinya. Aku.. mau dia bahagia. Tapi sekalu waktu, aku berpikir. Bagaimana jika dia menolaku?" Tanya john
"Di dalam tatapannya, secara tidak langsung dia mengungkap perasaannya padaku kak, ayolah kak aku tidak tahan dengan ini." Ucap carla
"Baiklah." Jawab john. Carla mengambil nafas lega
"Kak, aku tidur disini ya. Besok saat jam makan siang, aku akan berangkat ke new york." Kata carla
"Baiklah. Cepatlah beristirahat, agar kau tidak cepat lelah." Ucpa john. Carla pergi meninggalkan john sendirian.
***
-peter pov-
Aku selesai bekerja. Ternyata benar kata fred. Jadi CEO itu susah. Namun.. ada benarnya juga kata carla.
Aku berjalan menuju mobil. Dan pulang ke Penthouse milikku. Aku masuk dan memebersihkan diriku.
Pikiranku tak lepas dari carla. Aku hanya tak tenang saja. Aku tak memiliki nomor Handphone nya, aku tak tahu harus apa sekarang. Tiba tiba handphone ku berdering
"Halo Mr. Johnson, ini dengan sekretaris anda. Besok anda ada rapat pukul 7:30 AM. Saya harap anda tidak cancel karena ini adalah rapat penting dengan perusahaan lain, ini bersangkutan dengan kontrak tuan." Ucap sekretaris ku
"Baiklah." Jawabku, setelah itu aku mematikan telefonnya
Aku sudah menyalakan alarm pukul 5:30 AM. Setelah itu aku segera tidur agar tak bangun lambat besok. Jika aku bangun terlambat, aku akan mendapat ocehan dari ayah karena tidak mendapat kontrak.
***
Author pov
Carla menekan salah satu tombol handphone nya. Tombol apa lagi kalau bukan 'perekam'? Dia sudah merekam semua pembicaraan tadi dengan kak john.
'Aku bisa menyatukan mereka dengan ini. Besok aku harus katakan pada julia agar dia tak berharap pada kak john lagi.' Batin carla. Carla tidur dengan lelap.
Esok paginya dia segera bersiap menuju rumah sakit. Saat sampai di rumah sakit ia segera mengganti pakaian dengan seragam perawat.
"Carla! Kemarilah dulu!" Panggil julia. Carla mendekat
"Aku punya kabar gembira untukmu!" Ucap julia dengan kegirangan.
"Katakan, kalau aku bahagia, apa kau juga akan bahagia?" Lanjut julia
"Tentu saja. Kita kan sahabat." Jawab carla
"Kalau begitu lihat saja nanti. Kau akan terkejut carla." Kata julia. Carla semakin penasaran
"Jadi begini--" ucapan julia terpotong oleh seorang perawat
"Julia, apa kau sudah mengganti seprai pasien yang ada di jadwalmu?" Tanya seorang perawat
"Maafkan aku." Ucap julia. Julia pergi meninggalkan carla.
Carla melaksanakan tugasnya. Ini sudah pukul 9:00 AM. Sebentar lagi jam makan siang. HP carla berdering menampakan huruf 'ibu' di layar handphone nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Big Boss ✅
RomanceCarla Edward (a nurse) : Takdir. Itulah yang kupercayai hingga saat ini. Jika saja aku tidak ikut dalam operasi itu, jika saja aku tidak menjadi perawat. Maka itu takkan terjadi. Peter Johnson (CEO) : Entah apa yang dimiliki dirinya, aku tak perlu...