7. Siapa kau?

42.1K 4.7K 34
                                    

"Aiden?."

Carrel merespon cepat ketika melihat sosok Romeo yang Carrel kenal sebagai Aidennya. Tapi Aiden yang ini menatapnya dengan sorotan mata yang tajam. Hal yang tidak pernah Aiden lakukan selama ini padanya, bahkan untuk menatap matanya saja Aiden merasa sangat tidak pantas.

"Aiden? Dia Romeo, kau sakit lagi, kau berhalusinasi?," Raise bertanya serius sambil memegang kening Carrel memastikan. Carrel tidak memperdulikannya dan hanya fokus menatap Romeo dari atas kebawah memastikan pria ini benar-benar Aiden.

Romeo menatapnya heran, awalnya Romeo menganggap Carrel bodoh karna membuang-buang waktu untuk berpura-pura tidak mengenal Romeo dan menganggapnya Pria bernama Aiden itu. Tapi keheranannya hilang saat menatap mata Carrel yang tidak ragu sedikitpun dengan pernyataannya. Seolah Romeo memang benar-benar Aiden, Romeo sadar jika Carrel benar-benar serius menganggapnya sebagai Aiden. Bukan hanya Romeo saja merekapun merasa yakin dengan pernyataan Carrel dengan wajah wibawanya yang sangat meyakinkan.

"Bagaimana mungkin, kau sudah mati...," Carrel bersungguh-sungguh tidak mengharapkan Aiden masih hidup karna bahkan untuk berhadapan dengan Aiden pun Carrel tidak sanggup setelah membiarkan Aiden mati dengan terhina...

"Sungguh, siapapun Aiden itu aku benar-benar tidak perduli,tapi jika kau beranggapan aku benar-benar mirip dengannya maka aku harus perduli," Romeo bersungguh-sungguh. Ia tidak pernah tahu jika ada seseorang yang sangat mirip dengannya dengan nama sekuno Aiden. "jadi, siapa Aiden yang sudah mati itu?."

Carrel langsung menyadari kesalahannya. Romeo bukanlah Aiden tapi hanya orang yang mirip dengan Aiden. Atau bahkan ia benar-benar Aiden yang hidup sebagai Romeo seperti Xerxes...

"Tidak, aku hanya salah beranggapan," dengan Cepat Carrel mengambil keputusan dan segera berbalik pergi. Tapi Raise menahan langkahnya sambil berbisik ditelinga Carrel."Kau baik...?."

"Aku akan menghukummu nanti Raise" Carrel berdesis tidak suka, sekarang ia hanya perlu keluar situasi ini. Sialan! Istana ini terlalu luas dan tidak lagi sama seperti istana yang Carrel kenal! Lalu sekarang ia harus kemana?! Brengsek! Air matanya hampir saja keluar saat harus menyaksikan Aidennya bicara padanya dengan begitu dingin. Ia tidak bisa begitu saja terlihat lemah didepan lalat busuk seperti mereka apalagi didepan Xerxes.

Kenapa Xerxes yang jahat berubah menjadi begitu sopan dan terlihat polos. Dan mengapa Aiden yang lembut penuh dengan kehangatan dan kesetiaan menatap Carrel seolah Carrel sampah yang begitu mengganggu? Kenapa?!

"Kalau kau mencari teman-temanmu mereka menunggumu diluar," Eric bicara padanya sambil merangkul bahunya membimbing Carrel keluar. Matanya melihat serakah keseluruh tubuh Carrel memperhatikan lekuk tubuhnya. Carrel membiarkannya mungkin ini satu-satunya jalan untuk melarikan diri.

Eric mengantarnya menuju entah kemana yang hanya tuhan yang tahu karna istana yang begitu luas. Eric tersenyum terus padanya padanya sambil menatap tubuhnya penuh dengan-err

"Matamu," Carrel memperingati dengan suara dingin sambil menatap Eric sekilas dengan tajam. Eric memiringkan kepalanya mendengar ucapa Carrel, Eric terkekeh geli dan ia menghentikan tawanya ketika Carrel menyingkirkan tangannya yang mengelilingi bahu Carrel dan menatapnya tajam lagi walau sekilas. Ada apa dengannya? Carrel benar-benar bertingkah lucu menurut Eric, Eric berjalan mendahuluinya beberapa langkah agar bisa membimbing Carrel yang tidak mau disentuh itu.

"Siapa?," Banyak pertanyaan yang perlu ditanyakannya pada pemuda yang mengantarnya ini. Misalnya siapa dia dan siapa yang ingin bertemu dengannya. Carrel mengerutkan keningnya saat harus bertanya secerewet itu pada orang yang bahkan belum beberapa menit ia kenal. Ia tidak harus menurunkan derajatnya,kan? Carrel dapat melihat kebingunan diwajah Eric walaupun Carrel masih bisa melihat tatapan nakal dimatanya. Carrel sih bisa saja membaca pikiran Eric untuk menjawab pertanyaannya tapi perisai yang menyelubungi Eric tidak bisa dianggap remeh. Orang ini benar-benar kuat! Pikir Carrel, brengsek! Kenapa ia harus bertemu dengan orang-orang yang kuat, tidak dapat dipungkiri Carrel iri pada mereka yang mempunyai sihir tingkat lanjut, bahkan apa ini?! Istana ini dikelilingi oleh selubung sihir yang mencegah sihir hitam atau sihir berbahaya tidak dapat mecapai menembusnya. Bahkan selubung ini menonaktifkan sihir yang menyerangnya dari dalam. Carrel tau karna dia baru saja mau menyerang Raise tadi dengan sihir sederhana, tapi tiba-tiba sihirnya dipatahkan oleh sihir kuat yang menyelubungi tempat ini. Dan sihir itu tampak tidak asing bagi Carrel seolah Carrel terbiasa dengan keberadaan sihir itu. Tapi Carrel sadar benar jika memakai sedikit kekuatan ia bisa mematahkan sihir disini terbukti dari kemarahannya yang tidak terkendali yang membuat Alam ikut marah walaupun petir dan angin tadi masih bisa ditahan oleh istana ini sehingga tidak memporakporandakan tempat ini.
Mungkin ia harus melepaskan segel moonlighnya agar dunia ini bertekuk lutut padanya dan membantunya mencari kebenaran.

THE LEGEND OF NAVERLAND : #1. The Traitor [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang