"Sempurna."
Mereka memandang Carrel yang berjalan pelan ke jendela kamarnya dimana angin sejuk bebas keluar masuk disana. Menatap Cakrawala seakan bersedih atas penderitaan seseorang yang bahkan baru ia ketahui pengorbanannya.
"Semuanya sempurna, rencananya sempurna, drama yang dimainkannya sempurna, satu-satunya kesalahan yang dia buat adalah memasukkanku sebagai tokoh dalam drama sempurnanya sehingga aku mengacaukan semuanya, seandainya aku berfikir lebih panjang maka aku akan mencari titik temu lebih dulu sebelum mengakhiri segalanya," penyesalan memang selalu datang terlambat. Kini kata-kata itu berhubungan dengan Carrel.
"Mungkin itu yang terbaik," satu-satunya kalimat yang bisa dipakai Romeo untuk menenangkan Carrel.
"Tapi itu masih mungkin," dan hiburan itu tidak membantu sama sekali.
Carrel masih tampak lesu. Ia memejamkan matanya.Terimakasih karna sudah memilihku sebagai orang yang kau cintai....
Maaf karna sudah menghancurkan semua mimpi-mimpimu....
Sekali lagi keinginannya menjadi pasti. Tadi dia sudah mengatakan. Bagaimanapun kenyataannya nanti, bagaimanapun terkejutnya dia nanti dia akan menerima semua kenyataan dan ia harus kuat. Dan itu harus...
"Oke," Carrel berbalik lagi dan.tatapannya.kembali menjadi tenang.
"Hanya itu yang ingin kau sampaikan Laila?." Tegas dan jelas."Tidak, Yang mulia, masih belum.."
.
.
.
.
.
.
.
.
.Aku menjalani misi dari yang mulia. Seharusnya aku bisa dengan mudah mencari sosoknya tapi tidak ada. Bahkan auranyapun tidak terasa sama sekali. Apa Liminanya gagal? Aku takut..
Tapi setelah mencari lagi dan lagi aku hampir putus asa. Aku takut kalau itu semua gagal dan tak berhasil.Lalu karna putus asa aku mencari tuan Aiden. Awalnya aku ragu karna ketakutan tapi aku mencoba berfikir positif. Tuan Aiden bersikap seperti itu dulu pasti karna dia frustasi. Jadi aku dengan santai pergi kesana tanpa memikirkan situasi dan masalah apapun. Karna tuan Aiden pasti bisa menjadi pemecah masalah. Dia yang paling lama dengan yang mulia, dia pasti tau segalanya. Dia pasti tau apa yang harus aku lakukan.
Aku mencari info dan aku menemukannya! Dia berada dipedalaman hutan yang bisa dikatakan lembah dan aku menelusuri hutan itu dan akhirnya ketemu. Bangunan mewah didekat air terjun. Aku kesana dan masuk kedalam.
"Tuan Aiden? Tuan? Tuan Aiden?," Aku mencari tapi rumah itu tampak sepi walaupun kebersihannya sangat terjaga.
"Tuan Aiden? Ini aku Laila? Tuan?."
Sreek sreek
Ada bunyi dilantai atas bercabang dua itu. Aku bingung keruangan mana aku harus pergi. Aku menuju kecabang kanan dan disana terdapat ruangan seperti ruangan santai. Ada jendela besar yang menghadap langsung kepemandangan yang indah. Aku membuka gordennya karna gelap dan menghidupkan beberapa lilin dan...
Dia pasti gila...
Itu yang kupikirkan disitu.
Banyak, banyak sekali lukisan yang mulia Carrel dengan telanjang bulat...
Bagaimana mungkin?Dia gila...
Dia benar-benar terobsesi...
Dia tidak bisa membantuku! Walaupun dengan usaha sendiri aku tidak akan pernah membiarkan yang mulia Carrel dekat dengan Psikopat sakit sepertinya.
Aku ketakutan...
Aku harus lagi dari tempat itu...
Itu yang ku pikirkan, aku mengendap -endap dan ...Aku mendengar suara itu lagi, aku penasaran dan aku pergi ke cabang tangga sebelah kanan. Aku membuka ruangan itu perlahan dan mengintip disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LEGEND OF NAVERLAND : #1. The Traitor [ COMPLETE ]
FantasyTrilogi The Lagend of Naverland. #1. The Traitor. (COMPLETE) #2. The Hero. #3.The Determinant of Choice. Bagaimana bila kau yang sudah mati tiba-tiba terbangun dan mendapati segala sesuatunya berbeda? Bagaimana jadinya kau yang telah lama mati terb...