16. Perjalanan menuju Ceralos 2

33.1K 3.7K 35
                                    

Matahari semakin memancarkan sinarnya, embun pagi turun membasahi dedaunan yang memang sudah basah akibat hujan semalam, bunyi kicau burung menghiasi pagi ini dengan tupai yang melompat-lompat di dedaunan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari semakin memancarkan sinarnya, embun pagi turun membasahi dedaunan yang memang sudah basah akibat hujan semalam, bunyi kicau burung menghiasi pagi ini dengan tupai yang melompat-lompat di dedaunan. Mereka telah masuk kedalam perbatasan Ceralos dan tempat ini memang benar-benar menunjukan perbatasannya dengan hutan yang lebat yang didominasi oleh dedaunan berwarna merah, bukan hijau.

Mereka melewati anak sungai, tidak perduli lagi dengan sepatu mereka yang basah kuyup, mereka memutuskan berhenti di anak sungai itu untuk istirahat, Carrel memang sudah beristirahat tapi mereka belum sama sekali. Romeo menghidupkan api untuk mereka menghangatkan diri dan Artois dengan masih berkelasnya menggelar karpet mewah untuk mereka duduk, tidak lupa ia menyiapkan makanan yang masih berkelas juga.

Romeo melepaskan mantelnya dan berenang di anak sungai yang jernih itu, ia mengusap air diwajah dan rambutnya dan berjalan ke air terjun kecil, dibawah air terjun itu mereka bisa melihat kawanan beruang putih yang sedang menangkap ikan salmon yang mencoba naik ketempat Romeo untuk bertelur, Romeo duduk berjongkok memperhatikan usaha si beruang mendapatkan makanannya.

Sementara Artois kini duduk bersantai dikarpet sambil mecelupkan kakinya didalam sungai merasakan dinginnya air. Sesekali ia mengambil air itu dan mengusap wajahnya dengan air segar. Rambut emasnya semakin terlihat indah saat terpancar sinar matahari pagi, mata coklatnya bahkan seperti memancarkan kemilau mempesona yang dapat menggetarkan jiwa wanita.

Carrel duduk diatas batu disamping air terjun dimana Romeo sedang berjongkok disana, Carrel merasakan cipratan air terjun yang mulai membasahinya dan Carrel menikmati air yang membasahinya, sangat segar....
Carrel tidak mau mandi lagi, ia tidak serajin Romeo yang kini berenang kesana kemari dengan asik seolah inilah tujuannya datang kemari. Carrel sudah cukup basah kuyup sepanjang malam tadi dan dia tidak mau lagi.

Artois melepaskan mantel butih berbulunya dan mulai masuk kedalam air juga, ia berenang sama semangatnya dengan Romeo yang masih asik berenang pula, Carrel memperhatikan mereka berdua yang sepertinya memang tidak akrab bisa dilihat dengan kesibukan mereka masing-masing. Sama halnya dengan Carrel yang bahkan berharap tidak pernah saling bertemu dengan mereka.

Carrel hampir tertawa geli saat kepala Romeo dan Artois saling berbenturan akibat konsentrasinya mereka berenang sehingga tidak melihat didepan mereka. Mereka berdua bangkit dari air dan saling memandang sambil memegang dahi mereka masing-masing, Carrel mengangkat alisnya, sepertinya akan ada perkelahian kecil.
Carrel kini mengernyitkan keningnya saat mereka berdua hanya membalikkan badan dan berenang lagi. Carrel menggelengkan kepalanya menyadari jika mereka memang seperti orang asing. Memang sangat lucu dan hampir mustahil jika kedua anak manusia ini akrab menyadari sikap Romeo yang tegas dan dingin lalu Artois yang berharga diri tinggi tidak lupa sikap dinginnya yang memang mendominasi sikap pata bangsawan. Karakter yang saling bertolak belakang ini entah bagaimana bisa menyatukannya.
Carrel menghela nafas bosan dan bangkit dari duduknya, di jam segini biasanya Carrel masih tidur dikamarnya sambil bergelung diselimut tebalnya, Carrel terbiasa berlatih sampai pukul 4 pagi, selesai berlatih dia akan mandi dan tidur, lalu Harley akan membangunkannya pukul 6 dan Carrel akan mengusirnya sambil sedikit membentak, tidak akan lama Raise akan datang memaksanya bangun tapi jika Carrel tidak mau bangun dia akan tidur disamping Carrel selang beberapa menit dia akan berguling lalu memeluk Carrel yang artinya memaksa Carrel untuk bangun. Carrel terlalu lelah melawan Raise yang tidak bosan-bosannya terus membuatnya jengkel, tapi semakin lama Carrel lelah memperingati Raise jadi dia membiarkannya saja, tapi sepertinya ia kurang keras dengan Raise sehingga ia masuk kekamar Carrel saat Carrel mengganti bajunya, Carrel akan memakluminya jika Raise tidak tau, tapi jelas-jelas Carrel mendengar Harley melarangnya masuk karena Carrel sedang mengganti baju tapi dia malah tertawa kecil dan masuk. Bagaimana Carrel tidak kesal? Pemuda itu terlalu Carrel diam-diamkan selama ini! Carrel bersumpah jika Riase membuatnya marah lagi maka kali ini bukan hanya kaki yang patah tapi leher! Carrel mengingat saat ia mematahkan kaki Raise, Raise terlihat pasrah dan membiarkan Carrel melakukannya walau Carrel yakin jika Raise bisa saja menghindar, ia melakukannya seperti sengaja seolah meminta Carrel untuk menghukum perbuatannya.

THE LEGEND OF NAVERLAND : #1. The Traitor [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang