21. Ikrar

33.6K 4K 534
                                    

"Alozoilus ..."

Suruhan kamera diruangan itu tiba-tiba berbunyi ledakan kecil dan hangus lalu mengeluarkan asap hingga tidak bisa berfungsi lagi.

Mereka semua memandang seorang wanita berambut perak yang tengah menunduk yang pasti adalah dalang dibaik kejadian tadi.

Sapuan angin lembut membelai tubuh wanita itu dan seketika basah ditubuhnya menghilang bahkan tidak menyisakan bau apapun.

Wanita itu mendongakkan kepalanya dan seluruh mata terkunci tepat di wajahnya. Mereka yakin tadi wajah wanita tadi tidak seperti ini, yang ini tampak penuh dengan ketegasan dan menjelaskan ketangguhan dalam setiap garis wajahnya. Matanya yang bersinar terang menatap kosong tapi tetap sana itu tatapan yang tajam dan mematikan bagaikan elang yang mengintai mangsanya.

Disibakkannya Rambut perak miliknya yang tersanggul dibelakang dan seketika rambutnya kini terurai panjang kebelakang. Sepertinya sanggulan itu mengganggunya.

Dia bangkit dari lantai itu ada ia terlihat lebih mempesona lagi dengan tubuh indahnya yang menjuntai indah. Orang-orang yang tadi menghinanya dan berbisik kejam tentang dirinya kini menampilkan wajah yang syok dan takut. Apa yang mereka lakukan?, mereka tadi secara terang-terangan menghina seorang bangsawan Aegis...
Mereka baru menyadarinya sekarang.

Wanita itu menatap sekeliling dan matanya jatuh pada seorang wanita cantik dengan gaun merah yang terang sedang menatapnya dengan mulut ternganga dan mata yang penuh dengan ketakutan.

Wanita berambut perak itu berjalan santai ketempat Marrylin yang berdiri kaku disana. Ia mengambil segelas wine dimeja yang ia lewati. Seluruh mata memandang mereka.

Wanita itu berhenti didepan Marrylin yang masih diam kaku sementara orang-orang dibelakangnya melangkah mundur dan memikirkan nasib mereka masing-masing.

"Kau," jantung Marrylin berpacu cepat saat wanita ini mulai bicara, lalu dengan gerakan santai dia menumpahkan wine yang ada di tangannya ke kepala Marrylin, "kurasa ini cocok untuk sampah sepertimu."

Marrylin sangat malu sekarang, semua mata tertuju dengan mereka dan orang-orang mulai mengetahui jika Marrylinlah yang membuat wanita berambut perak ini jatuh tersungkur dan kotor tadi. Marrylin menunduk dengan tetesan wine yang masih mengalir dari kepala kewajahnya. Ia bahkan bisa melihat cerminan dirinya dilantai marmer bening dibawah sana. Make upnya mulai luntur dan menyisakan wajah yang tampak mengerikan.

Tubuh Marrylin lebih pendek darinya dan dia meraih dagu Marrylin dengan kukunya yang menancap didagu itu dan sekarang Marrylin mendongak padanya.
"Pendosa, jika menyentuhku lagi barang sedikit saja..."

Wanita itu menoleh pada seorang laki-laki paruh baya yang merupakan ayah dari Marrylin dan wanita itu melanjutkan bicaranya, "maka kita akan lihat apakah kebangsawanamu masih bisa berdiri tegak dibawah kakiku," ancam siwanita dan membuat satu ruangan itu menahan nafasnya.

Wanita itu menghempaskan dagu Marrylin kasar dan ia mebalikkan badannya melangkah pergi sambi berkata pelan, "disiplinkan dirimu sendiri sebelum aku yang mendisiplinkanmu."

Wanita itu menyadari atmosfer panas disini dan ia langsung tersenyum hangat pada semua orang yang ada diruangan.
"Maaf karena mengganggu kalian, jadi sekarang silakan nikmati pestanya tanpa menghiraukanku..." dia tersenyum lembut. Tapi itu terdengar seperti perintah bagi mereka sehingga mereka langsung bubar dan melanjutkan pestanya tapi tidak bagi sebagian orang yang ada didepannya ini.

"Kau adalah..." Eric yang berada paling dekat dengannya berbisik mencoba memastikan .

"Ya, benar, ini aku Carrel Aloist Naverland," Carrel membalas dengan bisikan juga.

THE LEGEND OF NAVERLAND : #1. The Traitor [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang