"Romeo."Romeo menyuara, ia memegang pundak Carrel yang tampak tidak terima dengan kenyataan yang baru saja ia ketahui.
"Aku Romeo."
Dia mencoba memberitahu wanita yang ada dihadapannya ini kalau dia bukanlah orang yang ditatapnya dengan kengerian saat ini. Dia Romeo bukan orang yang mirip dengannya.
Carrel mengerjapkan matanya dan lagi-lagi ia salah sangka, dia terus saja terbawa saat bersama Romeo.
"Maaf," Carrel merasa ia harus mengatakan itu entah kenapa. Itu keluar begitu saja dari mulutnya.Carrel memejamkan matanya, ia memijit-mijit dahinya pelan. Bagaimana mungkin Aiden melakukan itu? Dia melukis Carrel saat Carrel telanjang bulat? Hell! Dia adalah Aiden! Bagaimana mungkin! Carrel mencari letak kesalahannya tapi itu semua sempurna, tidak ada kesalahpahaman. Semuanya nyata, semua yang Aiden lakukan nyata. Tapi apa maksudnya?
Carrel menatap buku hitam yang penuh dengan kenyataan yang tidak ingin Carrel akui disana. Tapi ia harus mengetahui kenyataan yang ia cari selama ini. Ia tidak akan diam saja walau lubuk hatinya penuh dengan ketakutan akan kenyataan itu. Tapi dia tidak akan kabur, kenyataan yang dicarinya kini sudah dekat. Ia akan mencari! Carrel mengambil buku itu berlahan, dia melihat tangan Romeo menahan tangannya tapi Carrel menggelengkan kepalanya meminta Romeo untuk tidak menahannya.
Romeo melepaskan tangannya dari tangan Carrel dan Carrel mengambil buku itu.walau ada kebimbangan disana.Rasa takut menguasainya lagi..
Tidak! Kau adalah Carrel Aloist Naverland! Kau tidak boleh lemah, kau bukanlah seorang yang lemah! Jangan terpengaruh oleh jiwa Crysel, jauh didalam sana kau adalah Carrel! Carrel.yang tak kenal takut!.
Carrel meyakinkan dirinya lagi dan setelah semunya dia tidak akan lemah lagi. Sudah cukup dia mengalah dan lemah. Karna kelemahannya dia harus sampai disini, karena kelemahannya dia harus mengalami ini semua, dia tidak akan mengalah lagi, dia tidak akan menjadi pengecut, kalau memang dengan cara itu bisa maka dia akan mengambil jalur bahaya yang penuh resiko daripada harus memalui jakur aman seperti pengecut.
Dia meraih buku itu dengan penuh keyakinan. Dia membuka halaman belakang dan dia perhatikan semua lukisan itu. Dari setiap lukisan semakin lama ia memang terlihat semakin kurus dan seperti orang sakit. Atau mungkin seperti orang mati. Bisa jadi..
Teringat ucapan Artois padanya saat diistana.
"-ditanah itu juga ditemukan zat-zat lain, zat yang biasa digunakan untuk mengkremasi mayat dan itu artinya disanalah jasat anda duku berada dan disana anda juva dikremasi tapi tempat itu bukanlah pemakaman untuk anda, anda diawetkan dan diperlakukan seperti sosok yang masih hidup oleh Aiden."
"Aiden kalau itu benar aku akan sangat kecewa, meskipun kau punya alasan aku tidak bisa, aku tidak akan pernah mentolerir apapun."
Romeo mengernyitkan keningnya. Suara Carrel penuh dengan ketegasan dan kelugasan. Suaranya membuat orang-orang mau mendengarkannya. Tatapannya menajam dan wajahnya menunjukak kekerasan dan wibawa itu lagi. Itu muncul lagi...
Carrel yang seperni ini yang membuat Romeo tertarik padanya, dia yang penuh dengan jiwa kepemimpinan dan wibawa.Dia yang seperti itu kembali lagi...Tapi Carrel yang seperti tadi juga malah membuatnya tergila-gila juga...
Carrel membuka halaman terakhir ia membaca, kesepakatan.
XX-XXX-XX
Sudah kuduga dia merencanakan sesuatu yang buruk. Betapa tidak adilnya bagi yang muliaku mempunyai ayah seorang laki-laki tua bangsat!
Sialan...
Entah ini keberuntungan atau bukan sebelum sampai kekerajaan orang suruhan Xerxes menghadangku dan memintaku untuk ikut, kupikir dia akan membunuhku tapi sepertinya keberuntungan benar-benar didepan mata.
Ternyata rencana Aquarel bukanlah seperti dia yang menjadi musuhnya. Lebih tepatnya si raja brengsek bernama Davin itu.
Dia mencoba mengadu domba Aquarel dengan yang muliaku tapi dengan cepat Xerxes mengungsikan penduduk Aquarel. Dia bilang dia mencoba.memonopoli kerajaan dengan permainan politik ekonomi agar yang muliaku diberi kepercayaan oleh mereka. Tapi dia bilang itu bukan hal yang mudah karna dia memerlukan bantuanku.
Awalnya aku tidak mempercayainya tapi dia membuat sumpah perjanjian denganku. Semoga saja ini menjadi peruntungan bagi yang mulia. Saat kutanya alasan dia membantu dia hanya bilang dia menyayangkan Nave dipimpin oleh raja seburuk Davin dan ia mengagumi cara kepemimpinan yang mulia...
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LEGEND OF NAVERLAND : #1. The Traitor [ COMPLETE ]
FantasíaTrilogi The Lagend of Naverland. #1. The Traitor. (COMPLETE) #2. The Hero. #3.The Determinant of Choice. Bagaimana bila kau yang sudah mati tiba-tiba terbangun dan mendapati segala sesuatunya berbeda? Bagaimana jadinya kau yang telah lama mati terb...