Carrel berjalan malas membuntuti Raise dari belakang. Ia terus memegang bulu mantel Raise seperti anak kecil yang takut tersesat. Akhir-akhir ini Carrel menjadi suka berada disekitar Raise, dia menjadi menyayanginya dan ada rasa tidak ingin Raise pergi lagi dari sisinya. Makanya ia suka marah-marah pada Raise mencoba menekan perasaannya tapi sia-sia.Semua ini karna ada sebagian jiwanya yang ikut menyayangi Raise. Raise juga terlihat menikmatinya dengan bersenang-senang saat Carrel ingin ia tinggal bersamanya.
Pagi ini menyebalkan bagi Carrel karna ia harus pergi ke istana dihari yang tepat untuk tidur sampai siang hanya untuk pesta konyol yang entah dalam acara apa diadakan.
Dia datang bersama Raise sementara Ravelas pergi kearea pembangunan di Squash. Cuacanya begitu dingin dan Carrel tidak memakai mantel sama sekali karna Harley begitu sibuk mengurus Lailanya yang telah sadar dan kemarin mereka berbicara...
Ah....
Aku malas....Carrel menghentikan langkahnya dan otomatis Raise ikut berhenti karna mantelnya ikut tertarik oleh pegangan Carrel. Raise berbalik padanya dan melihat raut wajah tidak nyaman Carrel.
"Aku mau pulang," Carrel mengerang padanya. Raise mengacak-acak rambutnya dengan sayang lalu tersenyum manis. Carrel merasa terusik mendengar teriakan heboh beberapa pelayan yang melihat senyuman Raise.
"Kalau begitu ijinkan aku masuk kamarmu."
"Tidak" Carrel menjawab tegas, akhir-akhir ini Raise merasa curiga pada Carrel yang tidak membiarkannya masuk kekamar Carrel sedikit saja dan yang lebih mencurigakan lagi Carrel memasang perisai sihir dan portal penghalang di kamarnya. Sebenarnya apa yang disembunyikan adiknya...
"Baiklah, kalau begitu kau harus menikmati pestanya," Raise berlalu dan Carrel masih mengikutinya sambil merengut kesal.
Raise melihat Brain disana sedang menikmati teh hangatnya sama sekali tidak terganggu dengan kesibukan istana, ia memegang tabletnya tampak sedang membaca beberapa artikel.
"Pagi yang dinging eh? Kau tidak menawariku teh?" Raise menghampirinya dan Brain terkekeh sambil meletakkan tabletnya.
"Ah, kau datang, dan tentu saja bersama..." Brain mengalihkan matanya pada Carrel yang berada di punggung Raise memegangi baju Raise sambil masih menggerutu seperti anak kecil.
"...Crysel, semoga kau menikmati pestanya" Brain tersenyum padanya dan dibalas Carrel dengan memutar bola matanya kesal.
"Ya aku sangat menikmatinya..." Brain terlihat mengerti setiap kata yang diucapkannya.
Mereka meminum teh bersama. Brain dan Raise asik mengobrol bersama. Sementara Carrel yang merasa dikucilkan disini hanya diam meminum tehnya mengusir menggigil ditubuhnya.
Pong!
Ponsel Carrel berdering kecil, Carrel mendapat pesan dari Eric:
Kau terlihat kedinginan disana, mau meminjam mantelku?
Eric disini!
Oke, itu akan menyenangkan, setidaknya Carrel tidak akan merasa sendiri disini. Carrel mengedarkan perhatiannya dan melihat Eric melambaikan tangannya tepat di lantai atas, ia memakai jarinya mengisyaratkan agar Carrel kesana, Eric membalikkan badan dan pergi dari beranda atas.
Carrel menjelajahi matanya dan agar bediri dari duduknya memperhatikan kemana Eric pergi. Sepertinya ia pergi kesuatu tempat dilantai atas. Mungkin menyiapkan selimut tebal untuk Carrel dan tempat tidur yang nyaman dan empuk agar Carrel bisa berguling-guling malas disana.
Ah betapa baiknya...
"Crysel, kau lihat apa?." Sekarang ia menyadari ia tengah berdiri dan seperti mencari-cari sesuatu sementara mereka memperhatikannya. Carrel menatap Raise sinis lebih tepatnya menatap mereka berdua sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LEGEND OF NAVERLAND : #1. The Traitor [ COMPLETE ]
FantasyTrilogi The Lagend of Naverland. #1. The Traitor. (COMPLETE) #2. The Hero. #3.The Determinant of Choice. Bagaimana bila kau yang sudah mati tiba-tiba terbangun dan mendapati segala sesuatunya berbeda? Bagaimana jadinya kau yang telah lama mati terb...