Brain pergi meninggalkan Raise dengan alasan yang lumayan pintar.
"Maaf, kurasa ada beberapa tamu yang belum kuundang" dan Final!
Raise percaya dengan itu lalu ia fokus mencari sesuatu yang membuatnya tidak bisa konsentrasi dari tadi."..Carrel..." Ia berkata dengan pelan lalu mencari sekeliling. Mana Carrelnya?
Dia kedinginan,kan? Dia bisa saja masuk angin.Bagaimana bisa Brain tidak menghiraukannya seperti itu dan asik pada pembicaraan konyol dengan Raise. Meski sedari tadi ia menahan-nahan matanya yang tidak mau berhenti melirik Carrel.
Carrelnya yang manis...
Dia sudah mengirim seorang pesuruhnya untuk memperhatikan Carrelnya dengan menjadi pelayan dikediaman Aegis. Dan sejauh ini ada beberapa laporan yang masuk. Pertama mengenai sesuatu yang mencurigakan dikamar Carrel yang diberikan pengaman ketat dan Brain sudah tau alasan dibalik semua itu. Sipelayan wanita Carrel 3000 tahun yang lalu kini sudah dipertemukan dengan Carrel.
Itu bagus..."Kau lihat Lady Crysel?,
" Brain bertanya pada seorang pelayan dan sipelayan pria langsung menunduk oada Brain."Maaf yang mulia, aku tidak melihat lady Crysel, tapi..."
"Ya?," Brain tidak sabaran.
"Aku sekilas tadi mendengar Suara Lady Crysel ditengah pembicaraan Lord Eric dan Lord Artois," Brain mengerutkan keningnya lalu ia teringat ucapan Carrel beberapa saat yang lalu.
Dia pergi ketempat seseorang yang tidak akan mengacuhkannya?
Eric? Artois? Memikirkannya saja sudah membuat kepala Brain sakit.
Brain menyipitkan matanya kepada si pelayan dan tidak perlu Brain bertanya lagi sipelayan langsung memberitahukan lokasinya.
Brain bergegas pergi, dia tidak bisa membiarkan wanita nya dikelilingi para laki-laki seperti itu. Bagaimana kalau Carrelnya tertarik pada mereka atau mereka yang tertarik oada Carrel? Secara Carrelnya yang cantik dan seksi bagaikan porselen itu selalu memancing laki-laki dimanapun dia berada. Brain mengerang dalam hati, itu tidak akan dia biarkan! Tentu saja! Carrel miliknya! Dia hanya miliknya dan tidak akan Brain biarkan dia direbut lagi dari Brain.
Brain benar-benar tidak tau lagi bagaimana ia menjalani hidupnya kalau tidak ada Carrel lagi...Brain rasa ia akan mati.
Ah..., memikirkan senyum indahnya saja sudah membuat Brain bahagia. Brain rasa selama ini ia terlalu santai dan tidak memikirkan rintangan didepannya lagi. Brain memang raja yang berkuasa diatas segalanya disini tapi ia tidak akan pernah bisa berkuasa pada Carrel. Ia tidak akan bisa apa-apa kalau Carrel tidak memilihnya karna prioritas utamanya adalah kebahagiaan Carrel. Dia memang harus berjuang dari bawah mengingat Carrelnya membencinya...
天日安哥拉
。。。?。。Artois menatap kaku Carrel yang ada didepannya, wajahnya yang sudah pucat bertambah pucat dengan hiasan pipi semerah tomat yang membuat wajahnya tampak lucu. Sesekali ia menatap Carrel lalu menunduk lagi.
"Apa yang mau kau tanyakan Lord Artois?," Carrel bertanya lagi.
Yah, sebenarnya ia sudah menanyakan pertanyaan yang sama pada Artois dan Artois hanya terdiam kaku."Lihatlah bangsawan berkelas kita ini..." Eric mengejeknya, ia berjalan kesamping Carrel dan melanjutkan "...entah dimana sifat berkelasnya yang kemarin-kemarin."
"Diam kau!." Dia berteriak dengan Eric dan Carel ikut tersentak karna teriakannya sehingga Artois langsung menunduk lagi sambil merutuk dalam hati atas kekurang ajarannya.
"Maaf, aku tidak bermaksud-" Artois menjadi gugup bahkan ia hampir menggigit lidahnya saat bicara lalu ia berhenti saat mendengar tawaan renyah Carrel. Dia mendongakkan kepalanya dan...
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LEGEND OF NAVERLAND : #1. The Traitor [ COMPLETE ]
FantasyTrilogi The Lagend of Naverland. #1. The Traitor. (COMPLETE) #2. The Hero. #3.The Determinant of Choice. Bagaimana bila kau yang sudah mati tiba-tiba terbangun dan mendapati segala sesuatunya berbeda? Bagaimana jadinya kau yang telah lama mati terb...