Bagian 5

848 52 2
                                    

Autor POV

Percakapan diantara Hanna dan Nicholas semalam tidak menghasilkan keputusan apa - apa.

Entah  mengapa semalam lidah Nicho terasa keluh untuk mengizinkan kekasihnya memilki kekasih lain, padahal bukankah dia sendiri yang memberikan ide gila itu.

Pada akhirnya, Nicho harus menanggung akibat ucapannya yang tidak masuk akal itu.

Hanna POV

Menyebalkan,

Aku tidak pernah berpikir tentang hal gila itu, Nicho sendirilah yang memberikan saran gila itu kepadaku.

Laki - laki yang berstatus sebagai kekasihku itu sangat  kenak - kanakan, padahal kalau di bilang masalah usia, usianya lebih tua dua tahun dariku.

Bayangkan saja. Tiga tahun, tiga tahun aku sendirian tanpa dia disisiku, tidak pernah bola mataku melirik laki - laki lain selain dirinya  aku mencoba untuk setia dengan hubungan kami yang gak jelas.

Tiga tahun aku tidak berjumpa dengannya secara langsung, hubungan yang begitu membosankan, garing, gak bermakna.

Kalau dipikir - pikir uang yang dihasilkan Nicho gak mungkin habis hanya untuk sekedar sekali setahun datang melihatku, namun apa? Dia lebih memilih bertahan di sana dan membuatku mati kebosanan.

Egois, dia pria egois yang gak pernah mikirin perasaanku.

Aku lelah, padahal aku gak pernah nuntut hal yang aneh - aneh sama dia.

Ketika aku menyetujui saran gilanya, tiba - tiba dia tidak merespon dengan baik. Sungguh, hal itu membuatku kesal setengah mati.

Aku sudah memutuskan, apapun yang terjadi aku akan tetap memiliki kekasih di tempat kini aku berada, kota Batam yang terkenal dengan Industri nya.

Pagi ini, aku sudah memutuskan akan menghabiskan hariku bersama Rion, sebenarnya aku tidak hanya mengajak Rion namun aku juga mengajak Ali, tapi entahlah dia seperti enggan untuk bergabung bersama kami.

"Rion," panggilku pelan sambil meraih tangan besar miliknya.

"Ada apa?" tanyanya dan menatapku intens.

"Traktir ya," ucapku dengan sedikit memamerkan senyuman.

"Na, bukan gak mau Traktir, gua lagi bokek ni," bisiknya pelan namun masih dapat terdengar ditelingaku.

"Yah, ayolah Rion, kali - kali aja traktir aku," ucapku sedikit memelas dan semakin menghimpit tubuhnya.

"Oke, oke."

"Mau makan apa mangnya Na?" tanya Rion dengan tampang serius.

"Makan di KFC yuk," ajakku dengan semangat sambil menunjuk tempat KFC yang tidak jauh dari tempat kini kami berdiri.

"Deal, aku juga lapar ni," ucap nya sembari manarik tanganku mengikuti langkahnya.

Sekitar lima menit Hanna dan Rion duduk di tempat bernama KFC itu,

"Pesanin lah Yon,"

"Shitt, Yon!! Sumpah, gak suka banget gue dengar lu panggil gue Yon Yon itu, please! lah Na," ucap Rion dengan tampang kesalnya.

"Hihi, oke, oke. Sudah sana pesanin makanan kita," balasku cepat dan sedikit tertawa melihat tingkahnya.

Sekitar 15 menit Rion baru datang dengan nampan berisikan ayam kentucky 8 potong, sayap, paha dan juga dada, dan juga 2 pepsi serta tidak lupa dua bungkus nasi dengan porsi kecil.

Dating In RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang