Bagian 16

474 31 4
                                    

Autor POV

PING

"Rion lo apa kabar? Kagen sama lo,"

"Lo kemana si gak kasih gue kabar?"

"Lo gak kengen sama gue?"

"Woii!!"

"Gue kesal benget sama lo, ngilang gitu aja,"

"PING"

"Anjirr,"

Hanna berdecak kesal, sudah dua hari Rion menghilang begitu saja tidak ada kabar sama sekali.

"Na?" panggil Nicho yang tadinya sedang asik membaca Koran.

"Hm," gumamnya menanggapi ucapan Nicho.

"Jalan yuk sekalian ajak ibu sama adik kamu," ucap Nicho mengambil posisi duduk disamping Hanna yang masih asik mengetik umpatan lalu dikirim ke Rion melalui media BBM.

"Malas," jawab Hanna tanpa menoleh.

"Fokus banget ya kalau chat-an sama Rion kamu itu," sungut Nicho dengan mengambil ahli ponsel yang tadinya berada di tangan Hanna.

"Maaf Nic,"

"Kebiasaan deh Na, sebenarnya yang pacar kamu itu aku atau Rion itu si!" ucap Nicho dengan penuh kekesalan.

"Yah kamu la Nicho, Rion itu cuma sahabat aku gak lebih," jawab Hanna dengan menampilkan senyumannya.

"Tapi kamu nyadar gak si Na aku udah hampir dua bulan disini tapi kamu lebih banyak mengabaikan aku," ucap Nicho lirih dengan tatapan tajam.

"Ada apa ini?" tanya Dina yang baru saja memasuki rumah.

"Gak ada apa - apa ma," balas Hanna cepat dengan menatap malas kearah Nicho.

"Tadi mama dengar kalian ribut - ribut, kamu yang sabar ya nak Nicho ngadapin Hanna maklum lah Hanna masih labil," ucap Dina yang mampu membuat Hanna semakin kesal.

Eh, kayaknya aku belum kasih tahu deh.

Berhubung keluarga Nicholas udah pindah semua ke Thailand dan Nicho tidak memiliki tempat tinggal, akhirnya setelah berurusan dengan RT, RW setempat Nicho izinkan tinggal dirumah Hanna dengan perjuangan gigih Nicho meyakinkan RT, RW akhirnya mereka bisa serumah juga dengan kamar berbeda pastinya walaupun harus sedikit menghadapi kolotnya pemikiran masyarakat yang nanti katanya akan tidak baik kalau anak gadis sama laki - laki satu rumah.

"Ya bu," jawab Nicho seadanya dan tidak lupa mengumbar senyum.

"Ibu masuk kekamar dulu ya, kalian jangan ribut - ribut," ucap Dina memperingati terutama terhadap anaknya, siapa lagi kalau bukan Hanna.

"Tuh kan mama jadi nyalahin aku lagi," ucap Hanna kesal setalah Dina memasuki kamar lalu mengunci dengan rapat.

"Kamu Na jangan salahin aku terus dong, perasaan disini aku terus yang ngalah sama kamu, aku juga bisa jenuh Na ngadapin sikap kamu," balas Nicho kesal namun dengan suara pelan.

"Aku gak nyalahin kamu Nic cuma aku kesal aja, ngerti gak si!" balas Hanna kesal namun dengan suara yang lebih tinggi.

"Jangan keras kepala Na aku gak suka," ucap Nicho tegas dan langsung beranjak dari tempatnya menuju kamar dan tidak lupa mengembalikan hp Hanna dengan kesal.

Hanna mematung ditempatnya dengan pandangan kosong, seakan tersadar Hanna segera beranjak dari tempatnya dan menerobos masuk kedalam kamar Nicho.

"Nic," panggil Hanna pelan dengan sedikit menguncang lengan kiri Nicho yang menutupi kedua matanya.

"Hm," gumam Nicho tanpa berniat membuka mata yang masih terpejam rapat.

"Marah?" tanya Hanna dengan menyenderkan kepalanya dilengan satu Nicho yang tidak digunakan.

"Ngapain masuk kamar aku, gak takut?" tanya Nicho santai namun tidak dihiraukan oleh Hanna, malah tangan kanayna Hanna bergerak memeluk pinggang Nicho.

Laki - laki mana coba yang tidak terpancing kalau gadis yang ia cintai melakukan tindakan yang seintim ini, Nicho menarik tangan satunya yang menutupi mata lalu melirik Hanna sekilas.

"Jangan seperti ini Na, kamu membuat aku jadi takut untuk tidak menerkam mu saat ini juga," ucap Nicho pelan namun masih dapat terdengar oleh Hanna yang langsung membulatkan mata lebar - lebar mendengar penuturan kekasihnya itu.

"Ih, Nicholas mesum!" pekik Hanna dan langsung menjauh dari tubuh Nicho yang masih terbaring.

"Hahaha, coba aku tanya yang salah disini siapa sayang?" tanya Nicho merubah posisinya menjadi duduk ditepi ranjang.

"Dasar! Mesum!" gerutu Hanna dan kembali mengambil posisi duduk sisamping Nicho.

"Jangan suka sembarangan masuk kamar laki - laki, kalau kayak aku laki - lakinya mah gak apa - apa lah kalau laki - lakinya brengsek kayak mana?" tutur Nicho dengan lembut serta mengusap rambut Hanna penuh kasih sayang.

"Siip bos, eh, tapi ini kan sebenarnya kamar aku!" protes Hanna tidak terima.

"Iya nanti bisa jadi kamar kamu lagi kalau kamu udah jadi istri aku," ucap Nicho yang langsung membuat Hanna tertawa lebar.

"Masih lama kami Nic, kamu masih sabar kan nungguin aku?" tanya Hanna yang kini merubah ekpesinya menjadi serius.

"Memangnya berapa tahun lagi si Na?" tanya Nicho santai.

"Yah sekitar 12 tahun lagi la," jawab Hanna santai berbading terbalik dengan Nicho yang terkejut bukan main.

"Serius Na?" tanya  Nicho dengan memandang lekat bola mata coklat Hanna.

"Serius, aku belum kasih tau ya sama kamu kalau aku mau nikah diusia 30 tahun?"

"30 tahun?" ulang Nicho memasang wajah syok.

"Iya," jawab Hanna mantap menatap bingung ekspresi Nicho saat ini.

"Kamu yakin?" tanya Nicho dengan raut wajah serius.

"Iya Nic, memang kenapa si?" tanya Hanna kesal.

"Aku gak bisa nunggu kamu selama itu," ucap Nicho lirih dengan mata terpejam.

Bersambung...

Semoga suka ya, terima kasih.





Dating In RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang