Bagian 7

769 36 7
                                    

Happy Reading

Autor POV

Sebulan yang lalu dan sekarang sudah sebulan kemudian.

Waktu memang berjalan begitu cepat, tidak terasa sudah tiga puluh hari berlalu, atau tepatnya enam puluh hari dari dua bulan yang lalu.

Hanna masih belum menerima kejelasan yang pasti dari kekasihnya yang tak lain adalah Nicholas.

Laki - laki itu seakan mengantung Hanna tanpa kepastian, nyesek.

Nicholas?

Rion?

Atau Ali?

Tiga laki - laki yang ada keterkaitannya dengan Hanna.

Nicho sebagai pacar, Rion sebagai sahabat namun menyukai Hanna lalu Ali sahabat yang perhatiannya melebihi kekasih Hanna sendiri.

Kalau disuruh memilih diantara tiga laki - laki itu kita - kira Hanna akan memilih siapa? Memilih yang baik dari yang terbaik, bukankah sangat sulit.

Sore ini, Hanna lebih memilih melangkahkan kakinya kemanapun yang kakinya mau, tidak ada tujuan yang jelas.

Berjalan sendirian dengan jaket kebesaran dengan penutup kepala yang ia gunakan, masker Abu - abu, lalu tidak lupa headset yang ia kenakan dengan lagu Kyuhyun yang berputar, dengan beberapa lagu seperi At Guanghwamun, At Close serta yang terbaru Blah blah dan  Still membuat Hanna begitu terhipnotis tanpa menyadari sadari tadi ada sepadang mata yang mengintainya.

Diam - diam laki - laki yang sama mengenakan pakaian seperti Hanna melangkah mendekat dengan mengendap - ngendap.

"Hanna," panggil nya pelan, namun apalah daya Hanna tidak mungkin mendengar karena Headset yang masih bertengger indah ditelinganya.

"Hanna," panggil laki - laki itu, namun masih dihiraukan oleh Hanna.

Dengan langkah cepat laki - laki itu mengimbangi langkah Hanna, dan ketika sudah berdiri dibelakang Hanna ,tangan milik Laki - laki itu menyentuh bahu Hanna dan membuat Hanna berbalik dan menatap laki - laki itu tajam.

"Siapa?" tanya Hanna sambil melepas satu headset berwarna putih miliknya.

"Aku,,"

"Aku siapa?" tanya Hanna cepat, dengan tidak sabarannya  Hanna langsung menarik kasar masker hitam laki - laki itu.

"Rion," ucap Hanna terkejut melihat wajah laki - laki yang sudah sebulan ini tidak ia lihat.

Rion hanya tersenyum menanggapi keterkejutan Hanna akan kehadirannya.

"Mau kemana? Kok sendirian? Bahaya loh, gak kangen sama gue? Sudah lama ya gak ketemu, kira - kira sebulan deh, lo apa kabar?"  tanya Rion bertubi-tubi membuat Hanna menatap kesal laki - laki dihadapannya kini.

"Tanya itu satu - satu Rion, kamu mau aku jawab yang mana dulu?"

"Hm, gak kangen sama gue?" pertanyaan itulah yang menurut Rion paling penting dari sekian banyak pertanyaannya.

Bukannya menjawab, Hanna malah kembali melangkahkan kakinya, Rion yang merasa kesal langsung mencekal lengan Hanna pelan.

"Kok lo ninggalin gue?" ucap Rion dengan tatapan tajam.

"Iya, aku kangen sama loh," jawab Hanna untuk pertanyaan Rion tadi.

"Kalau kangen boleh peluk lah ya?" tanya Rion dengan mengerlingkan sebelah matanya.

"Ikh, ogah, peluk aja tuh tiang listrik," balas Hanna ketus, namun berbanding berbalik dengan jantungnya yang kini berdegup kencang.

"Eleh, yakin?" goda Rion sambil mencolek dagu Hanna.

Dating In RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang