Bagian 22

468 28 3
                                    

Nicholas POV

Setahun.

Waktu yang cukup panjang ku lalui tanpa status yang jelas. Bahkan sudah setahun aku tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Hanna.

Yang ku lakukan adalah men-stalker seluruh sosmet Hanna setiap harinya, bahkan aku bisa membuka foto Hanna sampai 3 kali sehari, dari mulai Fb, Instagram, Line, WA.

Sungguh aku benar - benar merindukannya, namun hatiku sangat sakit ketika melihat foto Hanna tersenyum lebar bersama pria yang tak lain adalah Rion yang baru di upload 2 jam yang lalu.

"Ternyata kamu udah bahagia ya Na," gumamku pelan dengan menatap nanar wajahnya yang begitu aku rindukan.

Bahkan yang lebih parahnya Hanna sudah menjalin hubungan -pacaran- dengan laki - laki bernama Rion sialan itu. Satu hal yang mungkin Hanna tidak ketahui aku tidak pernah menganggap hubungan kami telah berakhir.

Drrt drtt...

"Halo bu," angkat ku cepat ketika melihat nama calon ibu mertuaku tertera di layar ponselku.

"Apa kabar nak Nicho?" ucapnya lembut dengan suara khasnya itu.

"Alhamdulillah baik bu, ibu bagaimana kabarnya?" tanyaku  dengan nada tak kalah lembut.

"Alhamdulillah baik nak, kamu kapan mau main ke Batam lagi?" tanya ibu Dina terdengar lirih ditelingaku.

"Hm, belum tahu bu, belum siap mau ketemu Hanna lagi," jawabku pelan.

"Kamu yang sabar ya kalau jodoh gak bakal kemana - mana kok," ucap ibu Dina yang terus - menerus memberiku semangat.

"Sipp ibu mertua," ucapku diiringi kekehan ringan.

"Hahaha, baik lah menantuku. Sudah dulu ya Nicho ibu masih ada kerjaan ni," ucap Ibu Dina lantang.

"Baiklah bu, Assalamualaikum,"

"Wallaikumsallam,"

Autor POV

"Na?" panggil Rion dengan menatap lekat gadis yang sudah menjalin hubungan selama lima tahun ini dengannya.

"Ada apa?" tanya Hanna cepat tanpa melihat kearah Rion dan lebih memilih bermain dengan ponselnya.

"Lagi liat apa si? Coba gue lihat," ucap Rion semangat dan langsung menarik hp Hanna begitu saja membuat Hanna menatap Rion dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

Rion yang melihat ekspresi Hanna langsung tertawa lebar. "Lo lagi nengok apa si sampai pucat gitu," ucap Rion sambil tertawa lalu beralih melihat layar hp Hanna.

Seketika itu juga Rion menghentikan tawanya dan menatap Hanna sendu.

"Mau sampai kapan Na?" tanya Rion lirih dengan tatapan menuntut penjelasan.

Hanna lebih memilih bungkam seribu bahasa dengan kepala tertunduk.

"Selama enam tahun ini lo anggap gue apa?" tanya Rion dengan mata terpejam lalu menarik nafas dalam - dalam.

"Gue cinta sama lo Na," tambah Rion lagi dengan membuka matanya mencoba menahan emosi yang mulai meluap.

"Sorry," ucap Hanna lirih.

"Ini sorry untuk keberapa kalinya Na?" tanya Rion frustrasi.

"Gue gak bisa lupain dia Rion," balas Hanna tak kalah frustrasi sambil mengacak rambutnya kasar.

"Jadi lo anggap gue apa Na? Lo mainin perasaan gue?" tanya Rion dengan tatapan terluka.

"Gue akan coba lupain dia?" ucap Hanna pasrah.

"Segitu cintanya ya lo sama dia?" ucap Rion lantang lalu membanting  hp Hanna hingga menimbulkan retak dilayar Hp yang kini tergeletak tak berdaya.

"Rion," pekik Hanna dengan nyaringnya.

"Lo apa-in hp gue!" bentak Hanna sambil memukul dada Rion dengan sekuat tenaga.

"Nanti gue ganti," ucap Rion dingin dengan memegang tangan Hanna erat - erat sehingga membuat si empunya meringis kesakitan.

"Anjirr! Lo nyakitin gue bego!" bentak Hanna lantang tepat didepan wajah Rion.

Hanna tertegun ketika melihat air mata Rion menetes begitu saja dengan terlepas gengaman Rion di tangannya, "Gue terlalu mencintai lo Na," ucap Rion parau lalu memeluk tubuh Hanna erat - erat, seakan ini hari terakhir Rion dapat memeluk tubuh gadis yang ia cintai.

"Bukannya lo nyaman sama gue Na? Gue udah ngelakuin segala cara agar lo tetap disisi gue, gue mohon jangan tinggalin gue," tutur Rion lirih dan semakin mengeratkan tangannya di pinggang Hanna.

"Gue mohon Na," pinta Rion lagi dengan semakin terisak.

"Gue janji gak bakal ninggalin lo Rion," ucap Hanna lirih lalu membalas pelukan Rion dengan sangat erat.

Setelah kejadian itu Hanna tidak pernah lagi men-stalker mantan kekasihnya itu dan Rion benar - benar mengganti hp Hanna dengan hp yang lebih bagus.

Mantan kekasih? Kapan putusnya buk -_-

"Ping"

"Ping"

"Ada apa Rion?" dengan cepat Hanna membalas Chat Rion melalui media BBM.

"Kangen, gue kerumah lo sekarang ya?"

"Ngapain?"

"Gue udah didepan rumah lo,"

"HA? Serius?"

Dengan gerakan cepat Hanna membuka pintu lalu mengedarkan pandangannya hingga melihat sosok laki - laki mengenakan jaket tertutup hingga kepala sambil memegang hp.

"Rion?" panggil Hanna cukup lantang.

Laki - laki itu membuka penutup kepalanya dan menampikan sederetan gigi putih yang terlihat jelas dari gelapnya malam.

Hanna melangkahkan kakinya pelan "lo udah gila ya datang malam - malam?" gerutu Hanna kesal setelah berdiri tepat di depan kekasihnya ini.

"Kangen sih sama lo,"

"Is jijik gue dengarnya," balas Hanna sambil berpura - pura ingin muntah.

"Untung aja gue cinta sama lo," geram Rion dengan mencubit pipi Hanna gemas.

"Suka lo aja deh Rion,"

"Yaudah gue pulang ya," ucap Rion membuat Hanna membuka mulutnya lebar - lebar lalu mengatupnya dengan rapat.

"Anjir lo! Bangkek, pulang lo sana!" usir Hanna dengan menatap geram kearah Rion yang hanya tertawa tak berdosa.

"Jangan marah - marah sayang nanti cepat tua," ucap Rion lalu mengusap rambut Hanna pelan.

"Gue pulang ya," ucap Rion sebelum benar - benar melangkahkan kakinya menjauh.

Hanna menatap nanar punggung kekasihnya itu. "Maafin gue Rion,"

Bersambung...

Semoga suka ya. Vote dan comennya jangan lupa ya 😀😁😂

Terima kasih 😊




Dating In RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang