Autor POV
Sebulan telah berlalu,
Waktu terlalu singkat untuk dijalani, bahkan terkadang waktu berjalan begitu cepat seperti pengertian Revosi didalam sosiologi.
Hanna masih tetap teguh pada pendirian nya untuk tetap bertahan dan mengabaikan perkataan kekasihnya yang tidak masuk akal itu.
Disore hari dengan suasana sejuk, Hanna mengendarai sepeda mengelili komplek perumahannya.
Semuanya berjalan lancar, banyak para tetangga menyapa hangat, wajar saja karena Hanna memang terkenal dengan keramahannya, bahkan ia tidak memandang umur dalam bergaul.
"Hai," sapa seorang laki - laki yang entah siapa, Hanna hanya diam dengan ekpresi polosnya, bukannya tidak ingin menjawab atau bagaimana, hanya saja mata Hanna yang sedikit Minus membuatnya agak sulit mengenali sesorang dari kejauhan.
Lama ia hanya terdiam, hingga akhirnya laki - laki itu menghampirinya dengan seulas seyuman.
"Hai," sapa laki - laki itu lagi dengan menjulurkan tangannya.
"Siapa ya?" tanya Hanna dengan penuh tanya.
"Kamu Hanna kan?" tanya laki - laki itu balik dengan menatap Hanna dengan penuh harap.
"Iya,"
"Kamu gak ingat sama aku?" tanya pria itu dengan ekspresi kecewa.
"Maaf, sepertinya aku lupa, kamu siapa ya?" tanya Hanna dengan tidak enak hati.
"Oke deh, wajar saja kamu sudah lupa sama aku kan kita sudah gak ketemu selama 13 tahun, aku Ali." ucapnya panjang lebar namun tidak lupa memperkenalkan dirinya.
"Ali?"
Lama Hanna terdiam, seakan berpikir keras akan nama Ali dalam kenangannya hingga akhirnya Hanna tersenyum dan menatap laki - laki yang sebaya dengan nya itu dengan tatapan tidak percaya.
"Ali? Kamu Ali sahabat masa kecilku?" tanya Hanna sumringah.
"Kamu ingat?" tanya Ali dengan tatapan terpanah dengan senyuman Hanna yang menurutnya sangat mengagumkan.
"Ingat." jawab Hanna mantap.
"Aku gak nyangka bisa ketemu sama kamu lagi, rindu deh," lanjut Hanna lagi dengan senyuman yang tidak bisa berhenti tercetak di wajahnya.
"Aku juga, kamu main kerumah aku yok. Mama aku tadinya nanyain rumah kamu loh, katanya mau ketemu sama mama kamu, tapi katanya kamu uda pindah, rencana habis magrib baru mau kerumah kamu, eh tau nya uda ketemu kamu duluan." ujarnya panjang lebar.
"Hihi, iya, aku pindahnya juga gak jauh kok masih satu RT cuma beda gang aja Li,"
"Oh iya, Rion mana?" tanya Hanna dengan menatap intens lawan bicaranya kini.
"Dirumah, ayok deh kamu ikut aku kerumah." ajaknya dengan penuh harap.
"Boleh,"
"Gimana kalau aku aja yang bawa sepedanya?" saran Ali namun terkesan meminta izin.
"Boleh, sudah lama juga gak di bonceng sama kamu," balas Hanna dengan cengiran.
Sepanjang perjalanan mereka diisi dengan tawa, cada dan tidak henti - hentinya mereka mengenang masa kecil mereka yang menarik.
"Sudah sampai," ucap Ali setelah berada didepan sebuah rumah yang cukup luas dengan desain yang menarik.
"Ini rumah kamu yang sekarang?" tanya Hanna dengan meneliti setiap inci desain rumah Ali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dating In Relationshit
Chick-LitLDR --- Rasa nya LDR itu gak enak, gak ada yang merhatiin secara langsung, gak bisa ngelakuin runtinitas kayak orang pacaran, jalan, nonton biskop, makan bareng dan masih banyak lagi. Hanna termasuk salah satu gadis yang mengalami yang nama nya LDR...