Bagian 27

650 37 7
                                    

Autor POV

Hanna menggelengkan kepalanya berulang - ulang kali.

Dua hari ini ia memutuskan untuk tidak bertemu dengn Rion terlebih dahulu.

Kembali teringat jelas oleh Hanna ketika Ali mengatakan bahwa Rion akan melamarnya. What the fuck! Apakah Rion sudah melupakan kata - katanya.

Hanna di usianya yang masih muda belum siap sama sekali yang namanya membina bahtra rumah tangga.

Namun hari ini Hanna memilih untuk menemui Rion dan menuntut penjelasan. Masalah bukan untuk dihindari tapi dihadapi.

Masalah? Menikah bukalah masalah, bahkan semua perempuan di dunia ini ingin merasakan namanya dilamar lalu menikah dan hidup bahagia. Namun tidak dengan Hanna yang masih berpegang teguh pada pendiriannya.

Hanna meraih ponselnya secara kasar lalu mengetik nama Rion di ikon kontaknya.

"Halo,"

"Hanna,"

"Kita bertemu hari ini jam 3 oke, di tempat biasa,"

Lalu setelah itu Hanna langsung menekan tombol merah dan menekan wajahnya dalam - dalam diatas bantal.

Sesuai kesepakatan kini mereka sudah berada ditempat yang telah Hanna tentukan dengan jam menunjukkan pukul 3 sore tepat.

"Ada apa Na?" tanya Rion dengan dahi berkerut.

"Lo mau ngelamar gue?" ucap Hanna to the point dengan menatap tajam manik mata di hadapannya.

Tampak wajah syok Rion setelah Hanna mengucapkan kata - kata itu.

"Lo tau dari mana?" tanya Rion lembut.

"Dari Ali, lo serius mau ngelamar gue?" tanya Hanna lembut.

"Iya, gue mau ngelamar lo," jawab Rion cepat.

"Lo bego atau bego! Lo gak ingat sama kata - kata lo 5 tahun yang lalu!" ucap Hanna dengan mata memerah.

"Ingat. Yang gue janji nunggu lo siap nikah di umur 30 tahun kan," balas Rion tenang.

"Lalu kenapa lo mau ngelamar gue!" bentak Hanna dengan wajah kesal.

"Hanna gue cuma ngelamar lo bukan nikahin lo," jelas Rion dengan menggenggam tangan Hanna namun langsung ditepisnya dengan kasar.

"Enak banget lo ya kalau ngomong,"

"Lo kenapa sih Na? Gue cuma mau ngikat lo doang," ucap Rion dengan berusaha berbicara lembut.

"Ngikat? Anjirr! Lo pikir gue apaan bego!" ucap Hanna dengan penuh emosi.

"HANNA!! Bahasa lo ya! Gue ini PACAR lo," ucap Rion dengan mengguncang bahu Hanna cukup keras membuat si empunya meringis kesakitan.

Hanna diam sejenak lalu menatap Rion dengan tatapan membunuh kemudian ia tertawa hambar.

"Lo itu cuma pacar gue bukan suami kan? Lalu dengan status lo jadi pacar gue lo jadi punya hak untuk ngikat gue gitu!" ucap Hanna sakarstik.

"Lo memang kasar banget ya Na kalau ngomong! Gue baru tahu rasanya jadi Nicho," balas Rion dengan tersenyum miring.

Dengan sekuat tenaga Hanna mendorong tubuh Rion hingga membuat Hanna jatuh kebelakang dengan Rion menatap Hanna terbelalak kaget.

"Hanna," panggil Rion lirih.

"Sial! Lo gak yang kayak gitu pikirin, lo lebih brengsek dari Nicho. Bahkan Nicho aja gak pernah berlaku kasar sama gue, anjirr!!" pekik Hanna dengan masih setia pada posisinya.

"Hanna maaf gue gak sengaja," ucap Rion lirih dengan melangkah mendekat.

Ketika tangan Rion ingin menyentuh bahu Hanna, dengan sigap tangan kanan Hanna melayang dipipi kiri Rion membuat si empu membuka matanya lebar -lebar."Hanna," panggil Rion lirih.

"Lo brengsek," pekik Hanna nyaring membuat Rion menatap sendu kekasihnya ini.

"Gue minta maaf," ucap Rion lirih.

***

"Mami," Panggil seorang gadis kepada Perempuan yang masih asik mengetik keyboard laptopnya.

"Ada apa sayang?" tanya Hanna mengalihkan pandangannya menatap gadis mungil didepannya.

"Uti Lapel," ucap gadis kecil itu sambil menampilkan  puppy eyes nya.

"Anak mami lapel," ucap Hanna meniru gaya anaknya ini yang langsung diangguki cepat oleh anak didepan Hanna kini.

"Mau makan apa sayang?" tanya Hanna dengan mematikan laptop lalu beralih mengendong tubuh mungil anaknya.

"Makan Pizza," ucapnya semangat.

"Oh jadi Putri mau Pizza buatan mami," ucap Hanna serta mengulum senyuman tertahan.

"Iya Mi," jawab Putri dengan imutnya membuat Hanna tidak tahan untuk mencubit pipi gembul Putri.

"Oke. Ayo kita buat," ucap Hanna semangat.

Setelah mengelola tepung, ayam , daging ,sosi, sayur - sayuran dan bahan - bahan lainnya sekitar satu jam akhirnya Pizza berukuran besar siap untuk disantap.

"Yeayy, mami memang yang paling hebat," ucap Putri dengan mengacungkan jempolnya membuat Hanna tersenyum lebar.

Dengan gemas Hanna menciumi seluruh permukaan wajah Putri. "Stopp Mi!" seru Putri sambil mengerucutkan bibirnya.

"Bagaimana kalau kita foto dulu," ucap Hanna dengan semangat sambil meronggoh hpnya dari dalam saku baju.

"Oke, Uti memang suka Selca,"

"Ok, 1, 2, 3. Ciis,"

"Gimana mi?" tanya Putri penasaran sambil menggucang bahu Hanna pelan.

"Bagus sayang," ucap Hanna sambil memperlihatkan hasil foto mereka.

"Upload mi ke instagram," ucap Putri dengan mata berbinar - binar.

"Oke,"

Baru semenit Hanna meng-upload fotonya bersama Putri ada sepasang mata yang memandang sendu gambar Hanna dan Putri.

Bersambung...










Dating In RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang