Autor POV
Penyakit Hanna kembali kumat, hampir setiap 2 jam sekali ia men-stalker seluruh akun milik Nicholas, dan begitu lah sebaliknya.
5 tahun berlalu tidak membuat rasa cinta Hanna terhadap Nicholas sirna begitu saja, malah cinta itu semakin kuat.
Bertahan atau melepaskan. Tergantung pilihan yang akan diambil Hanna.
Kini ia masih bertahan menyandang status sebagai kekasih dari sahabat kecilnya dan tanpa ia sadari ia semakin memuat luka dalam di hatinya.
Drrt drtt...
Hanna menyeritkan dahinya melihat nomor tidak dikenal menelponnya. Namun nomor ini sangat Hanna hapal karena sudah 5 tahun selalu menelponnya tanpa ada yang berbicara.
'Siapa lo sebanarnya' dengan tatapan tak terbaca melihat layar hpnya.
"Halo," ucap Hanna lembut setelah menggeser tombol hijau dihpnya.
"..."
"Sebenarnya ini siapa si! Kalau tidak ingin bicara saya tutup,"
Baru saja tangan Hanna ingin menekan tombol merah namun suara itu seakan membuat sendi - sendi otot Hanna melemas.
Hanna kembali menempelkan hpnya di telinga sebelah kanan. "Halo," ucap Hanna lirih.
"Apa kabar?" tanya suara laki - laki yang masih teringat jelas di gendang telinga Hanna.
"Kamu," ucap Hanna dengan mata membulat.
"Apa kabar?" tanyanya lagi dengan suara maskulin milik laki - laki disebrang sana.
"Nicho! Ini beneran kamu?" tanya Hanna dengan mata berkaca - kaca, sungguh ia sangat merindukan suara laki - laki itu.
"Iya, kamu apa kabar Na?" tanya laki - laki yang ternyata Nicho dengan pertanyaan yang sudah tiga kali ia ajukan namun diabaikan.
"Hm, baik. Kamu?" ucap Hanna lantang dengan mata berbinar - binar yang pastinya Nicho tidak tahu.
"Baik. Umur kamu sekarang udah 22 tahun ya Na," ucap Nicho yang langsung angguki cepat oleh Hanna.
"Kok diam?" tanya Nicho lembut.
"Ah, aku sudah menggangguk kok," jawab Hanna dengan polosnya membuat Nicho terkikik geli melihat tingkah lucu kekasihnya itu.
"Aku kan gak bisa lihat kamu menggangguk atau enngak," ucap Nicho tanpa bisa mencegah tawanya yang kini pecah hingga terdengar jelas di telinga Hanna.
"Gak lucu ya Nic," kesal Hanna disebrang sana membuat Nicho langsung menghentikan tawanya.
"Maaf Na, kelepasan," ucap Nicho lembut membuat jantung Hanna berdetak tidak beraturan.
"Hm, kamu sekarang udah 24 tahun ya?" ucap Hanna canggung.
"Iya, udah tua ya?" tanya Nicho yang langsung membuat Hanna tertawa kecil.
"Haha, enggak kok masih tampan kayak dulu," ceplos Hanna dengan polosnya.
"Hahaha kamu stalker-in aku Na?" ucap Nicho tanpa bisa menahan untuk tidak mengulum senyuman lebar - lebar.
"Ih, sotoy," gerutu Hanna kesal.
"Udah deh Na ngaku aja," balas Nicho dengan masih mengumbar senyumnya.
"Terserah kamu," balas Hanna malas.
"Kangen deh sama kamu. Kapan ya kita bisa ketemu?" ucap Nicho lirih dengan hilang senyuman diwajahnya.
"Yakin sanggup ketemu sama aku, nanti kalau aku baper gimana?" tanya Hanna dengan lantang penuh keseriusan.
"Kalau bukan kamu yang baper tapi kalau aku yang baper sama kamu gimana?" tanya Nicho balik.
"Aku gak yakin kalau kamu yang baper sama aku," balas Hanna lirih.
"Kenapa gak yakin?" tanya Nicho dengan dahi yang berlipat - lipat.
"Entahlah," jawab Hanna asal.
"Aku masih cinta Na sama kamu," ucap Nicho yang langsung membuat air mata Hanna menetes begitu saja.
"Maaf," ucap Hanna lirih.
"Bahkan aku stalker-in kamu tiap hari,"
Hanna lebih memilih bungkam, kata - kata Nicho benar - benar membuat hatinya semakin terluka.
"Aku lagi sibuk Nic kita sambung lain kali aja ya. Aku udah ada janji sama pacar aku," ucap Hanna dengan menekan kata pacar dengan sangat jelas.
"Baiklah. Kamu baik - baik ya disana, titip salam buat ibu sama Yuri," ucap Nicho sendu terdengar jelas dari cara bicaranya.
"Hm,"
***
"Na?" panggik Roin yang langsung membuat Hanna tergelonjak kaget.
"Ada apa?" tanya Hanna dengan memegang dadanya yang berdetak cepat akibat ulah Rion.
"Kaget banget kayaknya," ucap Rion dengan mengelus rambut Hanna pelan.
"Hm,"
"Lo gak kerja kan hari ini?" tanya Rion yang langsung diangguki cepat oleh Hanna.
"Kenapa?" tanya Hanna beralih menatap Rion.
"Jalan yok," ajak Rion dengan tatapan penuh harap.
"Malas Rion. Gue capek habis ini mau istirahat," ucap Hanna lirih dengan sekilas wajah Nicho melintas dipikirannya.
"Ya udah deh gak apa - apa." ucap Rion mencoba tersenyum.
"Lo masih sanggup nunggu gue 8 tahun lagi?" tanya Hanna dengan menatap intens mata kekasihnya itu.
"Masih," jawab Rion mantap.
"Lo sadar gak kalau nanti lo nikah sama gue usia lo udah 34 tahun," ucap Hanna lirih.
"Sadar," jawab Rion mantap.
"Gue kasihan sama lo musti nunggun gue selama itu," ucap Hanna pelan membuat Rion langsung menatap mata Hanna tajam.
"Maksud lo apa si Na! Gue gak ngerti," ucap Rion dengan tatapan menuntut meminta penjelasan.
"Intinya lo masih sanggup gak nunggu gue?" tanya Hanna serius.
'Gue maunya lo gak sanggup lagi nunggu gue Rion,'
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating In Relationshit
ChickLitLDR --- Rasa nya LDR itu gak enak, gak ada yang merhatiin secara langsung, gak bisa ngelakuin runtinitas kayak orang pacaran, jalan, nonton biskop, makan bareng dan masih banyak lagi. Hanna termasuk salah satu gadis yang mengalami yang nama nya LDR...