T I G A

1.2K 86 0
                                    

Ntah lah, kata seperti apa yang tepat untuk mendeskripsikan keadaan wajah (namakamu) pagi ini. Beberapa orang yang menyadari keberadaan (namakamu) di koridor sekolah spontan menoleh kearahnya. Tatapan seperti orang yang sedang melihat alien yang baru mendarat di bumi. (Namakamu) sama sekali tidak menggubris tatapan-tatapan itu.

                                   *
-via line-

Putri mate: (nam), minggu jadi ikut ga?

*(Namakamu): jadi insya Allah. Liat sikon aja

Putri mate: sip.


Saat ini jam istirahat sedang berlangsung dan (namakamu) tidak ada niatan untuk pergi ke kantin walau hanya untuk membeli cemilan, padahal hari ini dia tidak sempat sarapan dan membuat bekal.

"(Namakamu)" panggil seseorang.

"Hm?" (Namakamu) hanya menoleh dan berdehem pelan. Saking pelannya, mungkin hampir tidak terdengar.

"Lo gak makan bekal lo?" Tanya orang yang tadi memanggilnya sambil duduk di kursi depan (namakamu).

"Gak" ucap (namakamu) cuek. Kelewat cuek mungkin.

"Kalo gitu, kita ke kantin yuk. Udah lama kita gak ke kantin bareng". (Namakamu) hanya melirik sekilas ke arah orang tersebut.

"Ayolah, lo mau sampe kapan kayak begini terus? Kita temenan dari SMP loh. Dan lo nyuekin gua semenjak kita kelas sepuluh. Dan itu tandanya udah hampir dua tahun lo nyuekin gua tanpa alasan kayak gini (nam)". (Namakamu) langsung menatap orang tersebut dengan tatapan yang ntah lah, susah di artikan.

"Dev--" ucap (namakamu) sangat pelan. Saking pelannya, mungkin tidak dapat didengar oleh Devi -teman (namakamu)-.

"But, it's okay. Gua gak maksa buat lo cerita ke gua" devi tersenyum manis.

Dan tanpa sadar, bibir (namakamu) terangkat membentuk lengkungan yang sudah lama tidak ia tampilkan diwajah cantiknya ini.

"Gua ke kantin dulu ya. Kalo lo berubah pikiran, lo bisa samperin gua di kantin. Bye (namakamu)". (Namakamu) hanya diam memandangi punggung sahabatnya yang semakin lama semakin menghilang karena termakan tikungan koridor menuju kantin. Kalau kalian berfikir (namakamu) akan berlari mengejar Devi, kalian salah besar. Di dalam kelas dan masih dalam posisi yang sama, tapi bedanya sekarang (namakamu) hanya memandangi koridor yang kosong. Tidak ada objek yang ia jadikan titik fokus.

Ntah apa yang sedang berada dalam fikiran (namakamu) saat ini. Kalau dulu ketika masa SMP, (namakamu) selalu semangat ketika mendengar bel istirahat. Ia akan langsung pergi ke kantin bersama Devi. Tapi semenjak dua tahun lalu, (namakamu) dan Devi sudah tidak pernah lagi pergi ke kantin bersama. Ntah apa yang membuat (namakamu) memilih untuk tidak lagi berhubungan dengan Devi. Mungkin ia malu. Tapi jika malu, atas dasar apa (namakamu) malu berteman dengan Devi?

"Maafin gua Dev. Mungkin kita emang seharusnya gak sama-sama lagi. Gua dan lo itu berbeda. Gua malu dengan keadaan gua yang sekarang. Gua takut nama lo jelek karena temenan sama gua." (Namakamu) berbicara pada angin yang berlalu.

                                   *
Arinkasavi(nam)

                                   *Arinkasavi(nam)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤   💬   ↗

10.420 likes

Karena hanya matahari yang menyapa pagiku, sepi yang menemani siangku, dan bulan yang mengantarku ke alam yang lebih indah daripada dunia nyata.

Soniqbaal (namakamu) galau terus iih
Cantik janga sedih kaaak
Putri.e (nam) minggu harus jadi!1!1!1
Arinkasavi(nam) doain aja ya ute☺ @putri.e

*

'Setelah tangan yang dulu selalu menghapus air mata ini pergi, tangan-tangan baru datang menghampiriku dan menghapus air mataku.'

-(namakamu) Ametta rinkasavi-

------------
Penulis yang selalu males bgt ngetik

Wound X IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang