PLISS MAAFIN BANGET KALO BANYAK TYPO. MUEHEHE
******
"Put, lu mau ikut masuk ke dalem apa engga?" Tanya (namakamu) ketika mereka berdua sudah sampai di depan kamar rawat bunda (namakamu).
"Gua tunggu sini aja deh. Gak enak gua." Putri duduk di kursi tunggu yang ada di depan kamar rawat pasien.
"Beneran nih? Yaudah ya, gua masuk dulu sebentar." (namakamu) membuka pintu secara perlahan.
Ketika pintu sudah terbuka dan (namakamu) bisa melihat apa dan siapa saja yang ada di dalam ruangan tersebut, (namakamu) sempat terkejut karena ada ayahnya juga di dalam.
Setau (namakamu) hari sabtu itu Ayahnya masih harus berangkat ke kantor. Tapi mengapa sekarang ayahnya ada di ruangan ini?
Ya, sebenarnya alasan selain karena hari senin sampai jumat (namakamu) sekolah dan tidak bisa ke sini. Ini lah alasan lainnya. (Namakamu) ingin menghindari ayahnya.
Bukan karena (namakamu) benci dengan ayahnya, tetapi karena (namakamu) bingung harus bersikap seperti apa dihadapan ayahnya.
"(Nam)?" setelah beberapa detik mereka hanya saling diam dengan pemikiran masing-masing, akhirnya Ayahnya (namakamu) memecahkan keheningan.
(Namakamu) yang merasa namanya dipanggil, hanya diam tanpa pergerakan barang secenti pun. Seperti ada sebuah batu besar yang menghantam dadanya. Sesak. Dada (namakamu) sesak ketika mendengar Ayahnya menyebut namanya lagi setelah satu tahun lebih (namakamu) tidak mendengarnya lagi.
"Kamu apa kabar?" Ayahnya (namakamu) bertanya dengan suara bergetar. Terlihat jelas dari sorot matanya bahwa ia sangat menyesal.
"Baik yah" seberapa kuat pemikiran (namakamu) untuk membenci ayahnya, namun tetap saja kalah dengan perasaan sayang yang teramat untuk ayahnya.
(Namakamu) hanya menjawab singkat pertanyaan ayahnya, tanpa bertanya balik mengenai kabar ayahnya.
Kemudia (namakamu) berjalan menghampiri bundanya yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.
"Assalamualaikum bun, ini (namakamu). Maafin aku ya. Karena aku, bunda jadi begini. Maaf kalo selama ini aku selalu nyusahin bunda, selalu beratin pikiran bunda. Aku sayang bunda. Aku gak bisa lama-lama disini. Aku pamit pulang ya bun. Assalamualaikum." (namkamu) mengecup punggung tangan bundanya, kemudian berbalik menuju pintu.
Sebelum sampai pintu, (namakamu) melihat kearah sang ayah. Sempat terjadi hening beberapa detik, kemudian (namakamu) mengecup punggung tangan ayahnya.
"Assalamualaikum" (namakamu) mengucapkan salam sebelum tubuhnya benar-benar hilang di balik pintu.
Ayahnya masih belum percaya apa yang telah (namakamu) lakukan kepadanya.
Sungguh, saat ini ayahnya berfikir bahwa ia adalah ayah terbodoh di dunia ini.
Bagaimana bisa dulu ia mengusir (namakamu)?
Bagaimana bisa dulu ia berkata kasar kepada (namakamu)?Ia benar-benar menyesali perbuatannya dimasalalu. Semua perkataan dan perbuatannya berdasar atas kemarahan dan kesedihan. Jadi ia tidak bisa berfikir jernih pada saat itu.
"Maafin ayah, nak."
*****
"Gua tadi udah jenguk."
"..."
"Menurut lu?!"
"..."
"Ish."
"..."
"Yaudah kalo gak percaya."
"..."
"Lu bisa tanya sama ayah kalo emang gak percaya."
"..."
"Ada."
"..."
"Gua cuma ngomong bentar, abis itu langsung balik."
"..."
"Pas gua dateng sampe pulang, bunda lagi tidur."
"..."
"Hmm"
(Namakamu) memutuskan sambungan secara sepihak.
Kadang (namakamu) bingung, dia sebenarnya dianggap atau tidak sama keluarganya?
Ah sudah lah. (Namakamu) sudah malas memikirkan itu.
"(Nam).. Lain kali kalo lu ada masalah, lu bisa cerita sama gua."
Suara Putri membuyarkan lamunan (namakamu).
"Hmm." ntah lah. (Namakamu) hanya tidak begitu percaya kepada orang lain. Apa lagi kalau harus menceritakan masalah keluarga. Maksudnya, masalah keluarga ini kan termasuk aib, untuk apa aib keluarga sendiri ia umbar?
By the way, bukan berarti (namakamu) tidak mempercayai Putri. Seperti yang sudah dijelaskan barusan, aib keluarga ngapain diumbar-umbar.
"Lu harus belajar berinteraksi sama orang lain (nam)." (namakamu) hanya menanggapi ucapan Putri dengan satu alis terangkat.
"Iya. Lu tuh terlalu tertutup. Untuk apa sih lu menghindar dari publik?"
(namakamu) terdiam sesaat.
"gak tau gua juga. udah takdirnya gua cuek gini." (namakamu) mengendikkan bahu tanda tidak tahu.
'tling'
ada satu notifikasi di ponsel (namakamu). instagram? batin (namakamu).
iqbaal.e liked your photo
hah?! tumben banget dia mau ngelike foto fans nya.
*********
weheee... udah lama banget gak lanjut cerita ini. muehehe. sebenernya aku udah gak ada ide lagi buat lanjutin cerita ini. hehe. tapi gapapa deh aku lanjut muehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Wound X IDR
FanfictionRank #47 iqbaalcjr (04/06/18) Rank #8 iqbaalcjr (08/07/18) Rank #4 iqnk (08/05/19) Tuhan punya cerita terbaik untuk hidup kita. Cerita hidupku memang buruk, tapi mungkin memang itu yang terbaik menurut Tuhan. Aku terkurung dalam ego dan rasa kecewak...