17

541 56 4
                                    

"om aku pamit dulu ya" (namakamu) sudah tidak tahan menahan tangisannya. Ia rasanya ingin cepat-cepat sampai apartemen dan menumpahkan semua kesedihannya.

"gue anter" ucap iqbaal.

"jangan pulang dulu, masih hujan. Ale juga gak ayah izinin bawa kendaraan kalo lagi hujan" ucap ayah herry.

"om denger dari ayah kamu, kalo kamu sekarang tinggal di apartemen ya?" tanya ayah herry.

"iya om" jawab (namakamu) sopan.

"sama siapa?"

"sendiri om"

"kalo boleh om saranin, kamu tinggal disini aja dulu sementara selagi kamu belum mau pulang ke rumah" saran ayah herry.

(namakamu) terlihat terkejut mendengar saran dari ayah herry.

"bayar apartemen itu mahal (nam). Kamu bayar sendiri kan? Om tau kamu nolak semua fasilitas dari ayah kamu. Biaya sekolah pun kamu bayar sendiri. Om gak tega kalo kamu harus kerja keras begitu. Kamu anaknya adi, udah om anggep anak sendiri"

Iqbaal yang tidak begitu tau tentang (namakamu), terkejut ketika ia mendengar penuturan ayahnya.

"selama kamu tinggal di rumah ini, biaya sekolah biar om yang tanggung. Kamu anak om juga (nam)"

"(namakamu) gak bisa om. Terlalu ngerepotin om. Aku gak mau jadi beban orang lain" tolak (namakamu).

"kamu sama sekali gak ngerepotin. Om sudah bilang, kamu sudah seperti anak om sendiri"

"tapi om--" ucapan (namakamu) terpotong.

"udah gak papa (nam). Kamu tinggal disini aja untuk sementara" ucap bunda rike sembari menaruh air minum untuk (namakamu) dan ayah herry.

"tan, itu terlalu ngerepotin" rajuk (namakamu).

"gak papa (nam). Om adira udah kita anggap sodara. Dari dulu om adira selalu bantuin keluarga gue kalo keluarga gue lagi butuh bantuan. Masa ketika keluarga om adira lagi ada masalah, keluarga gue gak bantu juga" kali ini iqbaal yang berbicara.

(namakamu) bingung, ia harus menerima tawaran ini atau tidak. Jika ia menerima, ia takut merepotkan keluarga iqbaal. Jika tidak menerima, bagaimana caranya ia menolak?

"(namakamu) bingung" (namakamu) menundukkan kepalanya.

"yaudah kamu pikir-pikir dulu. Besok om tunggu jawabannya. Padahal om berharap kamu langsung nerima hari ini, tapi kalo emang kamu butuh waktu untuk memikirkannya terlebih dahulu, gak papa. Om tunggu" ucap ayah herry sembari tersenyum.

(namakamu) merindukan senyuman seorang ayah. (namakamu) merindukan sosok ayahnya. (namakamu) merindukan kehangatan keluarganya.

"terimakasih om. InsyaAllah besok (namakamu) kabarin lagi" (namakamu) tersenyum sendu.

"kalo gitu, sekarang lo gue anter pulang. Udah terlalu sore, dan lo butuh istirahat" ucap iqbaal.

"yah, bun, ale izin anter (namakamu) pulang dulu ya. Ujannya udah reda kok"

"iya le, bawa mobil aja jangan motor. Hati-hati" ucap bunda.

"iya bun"

"(namakamu) pamit dulu ya om tante"

(namakamu) dan iqbaal menyalimi tangan ayah herry dan bunda rike.

"assalamualaikum" ucap (namakamu) dan iqbaal.

"waalaikumsalam"

******

Mereka sudah sampai di parkiran apartemen (namakamu).

Wound X IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang