(namakamu) hanya diam menatap atas kamarnya. Ia rindu bundanya, ayahnya, dan abangnya. Ia rindu rumah, ia rindu kehangatan di rumahnya, ia rindu bercanda dengan keluarganya.
Tanpa sadar air mata (namakamu) mengalir membasahi kedua pipinya.
Gua harus bisa lawan ego gua. (namakamu) meyakinkan dirinya.
(namakamu) segera menghapus air matanya ketika ia mendengar ketukan di pintu kamarnya.
"(nam)" panggil orang tersebut dari balik pintu kamarnya.
"iya sebentar" (namakamu) merapihkan rambut di depan cermin, kemudian membuka pintu kamarnya.
"ayo makan malem, bunda udah masak" Iqbaal segera meraih tangan (namakamu) dan menariknya menuju meja makan.
"tante udah masak? Kenapa lo gak kasih tau gua? Kan gua bisa banth tante" (namakamu) melambatkan jalannya sedekit.
"udah biarin aja. Ayo" tangan Iqbaal masih menggenggam tangan (namakamu).
Mereka berdua sampai di meja makan dan duduk di seberang Tante Rike dan om Herry.
"tante kenapa gak bilang kalo mau masak. Kan aku bisa bantu tante" ucap (namakamu).
"gak apa-apa, (nam). Kamu kan capek abis seharian sekolah" tante Rike tersenyum dan menatap (namakamu) sekilas sembari menyiapkan makanan untuk om Herry.
"tapi aku jadi gak enak tan. Aku di sini numpang, tapi gak bantu apa-apa" (namakamu) sedikit menundukkan kepalanya.
"santai aja (nam). Kamu anak kita juga, jadi kamu gak perlu merasa gimana-gimana sama kita" kali ini om Herry yang berbicara.
(namakamu) masih menundukkan kepalanya, kemudia Iqbaal mengelus punggung tangan (namakamu) yang ada di atas paha (namakamu).
"udah ayo makan. Aku laper nih" ucap Iqbaal.
•••
"Baal, gua sabtu ini mau pulang ke rumah ya" ucap (namakamu).
Sekarang (namakamu) dan Iqbaal sedang berada di kamar (namakamu). Mereka berenca menonton film bersama.
Iqbaal yang mendengar ucapan (namakamu) langsung menoleh ke arahnya, "lo serius? Udah siap?"
"siap gak siap sih. Tapi kalo gua gak pernah coba, mau sampe kapan gua gini terus" (namakamu) menyenderkan punggungnya di kepala ranjang.
Iqbaal tersenyum mendengar penuturan (namakamu). Ini yang Iqbaal suka dari (namakamu). Ia memang rapuh, tapi tidak pernah membiarkan orang lain melihat sisi dirinya yang rapuh. Ia memang sakit hati, tapi ia mau berusaha menahan sakitnya. Berdamai dengan dirinya sendiri.
"gua anter ya nanti" Iqbaal mengusap puncak kepala (namakamu).
"makasih baal" (namakamu) tidak bisa menahan senyumannya. Ia senang, sungguh senang.
Tidak pernah terbayang ia bisa memiliki sosok Iqbaal dalam hidupnya.
Mereka berdua lanjut menonton film yang tadi sempat tertunda. Iqbaal meletakkan kepalanya di atas paha (namakamu).
Iqbaal selalu seperti ini. Akan sangat dewasa di depan orang-orang banyak, tapi akan sangat manja ketika bersama orang yang ia sayangi.
Sudah hampir dua jam mereka menonton film, dan sekarang film tersebut baru saja selesai. Iqbaal langsung mematikn laptop di depannya tanpa mengubah posisinya sama sekali.
"(nam) foto yuk" ucap Iqbaal yang sudah mebgeluarkan ponselnya.
"gak mau baal. Nanti lo upload ke instagram lagi" (namakamu) menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wound X IDR
Fiksi PenggemarRank #47 iqbaalcjr (04/06/18) Rank #8 iqbaalcjr (08/07/18) Rank #4 iqnk (08/05/19) Tuhan punya cerita terbaik untuk hidup kita. Cerita hidupku memang buruk, tapi mungkin memang itu yang terbaik menurut Tuhan. Aku terkurung dalam ego dan rasa kecewak...