"udah (nam), jangan nangis terus. Males gua. Nanti orang-orang kira, gua yang bikin lo nangis begini. Lo gak kasihan sama gua? Nanti kalo gua diseret satpam gimana? Siapa yang nemenin lo?" Putri berusaha mencairkan suasana. Menurutnya, ini sudah terlewat awkward.
"ayolah (nam)"
"lo mau kemana? Gua temenin. Tapi lo harus berhenti nangis. Gua gak suka liat lo nangis begini." Menurut Putri, buat apa mereka bertemu kalau cuma untuk melihat sahabatnya menangis seperti ini.
"gua gak mau kemana-mana Put. Gua mau pulang aja."
Akhirnya ngomong juga lo. Batin Putri.
"enggak ah. Lo kalo di apart nanti nangis terus. Gua gak mau. Kita ke Dufan gimana? Biaya gua yang tanggung deh. Gua rela ngelakuin apa aja asal lo bahagia."
Sungguh, (namakamu) sangat merasa beruntung bisa mengenal Putri.
"gua gak mau nger--" Putri tidak butuh penolakan untuk saat ini. Segera saja Putri menarik lengan (namakamu) keluar dari mall tersebut.
"gak ada yang ngerepotin gua disini. ayo"
****
"(nam), jangan main handphone terus dong. Gua ngajak lo kesini buat seneng-seneng, bukan buat main handphone doang." Memang sejak sepuluh menit yang lalu, lebih tepatnya setelah mereka sampai di dufan, (namakamu) hanya bermain handphone. Ntah apa yang ia kerjakan disana, Putri juga tidak tau.
"ya Allah, temen gua kenapa lagi? tiba-tiba nangis gini. (nam), lo kenapa sih? coba lo cerita ke gua, siapa tau setelah lo cerita ke gua, lo lebih ngerasa tenang." Putri bingung, mengapa temannya ini tiba-tiba menangis sambil melihat layar ponselnya. Bukan Putri namanya kalau tidak berusaha menghilangkan rasa kekepoannya. Putri dengan pelan-pelan dan diam-diam melirik ke arah layar ponsel (namakamu). Antara Kaget dan tidak. Antara wajar dan tidak.
Di layar ponsel (namakamu) tertera foto keluarga (namakamu) plus (namakamu) -sebelum kakak perempuannya meninggal-. Jadi bias disimpulkan kalau (namakamu) menangis karena ia teringat akan masa lalunya yang bahagia disaat keluarganya masih lengkap.
"lo kangen keluarga lo ya (nam)? jangan nangis ya, gua gak suka liat sahabat gua nangis begini. Lo sedih, gua juga ikutan sedih." Putri dengan segera menghapus air mata yang mengalir di pipi (namakamu).
(namakamu) menoleh kearah Putri.
"mulai sekarang, lo bukan temen gua lagi". Tampak sekali wajah terkejut (namakamu). Putri jelas melihatnya. Dengan segera, Putri melanjutkan ucapannya.
"tapi lo sahabat gua sekarang." Putri melanjutkan ucapannya sambil tersenyum manis.
Tanpa aba-aba, (namakamu) langsung memeluk Putri dengan sangat erat. Masa bodo dengan orang-orang yang memperhatikan mereka dengan pandangan heran. (namakamu) terlalu bahagia bisa mengenal seorang Putri. (namakamu) berfikir, kebahagiaannya saat ini hanyalah Putri dan Iqbaal.
Putri melepaskan pelukan mereka lalu berkata, "cengeng lo".
"Makasih. Makasih karna lo udah mau ngertiin gua, lo selalu ada buat gua. Gua gak tau lagi harus berterimakasih dengan cara apa. Tapi yang jelas, sekarang gua bahagia karna gua punya lo." (Namakamu) kembali mengeluarkan air matanya. Dengan segera, Putri menghapus air mata yang mengalir di pipi (namakamu).
"Lo jangan nangis lagi. Sekarang kita seneng-seneng. Ayo, lo mau naij wahana yang mana dulu?".
"Yang santai aja dulu put." (Namakamu) lebih memilih menaiki wahana yang santai terlebih dahulu. Karena (namakamu) baru saja berhenti menangis, dan pastinya kondisi tubuh (namakamu) sedikit melemah.
"Yaudah yuk." Putri langsung menarik tangan (namakamu) menuju wahana bianglala.
*****
Part yang sangat sangat tidak berfaedah.
Gatau apa tujuan aku bikin part ini, tapi emang cuma ini yang muncul di otak aku.Maafkan
519 words
(24-04-2017)
Eh. Aku punya informasi. Tapi ntar aja deh aju kasih taunya. HEHE

KAMU SEDANG MEMBACA
Wound X IDR
FanfictionRank #47 iqbaalcjr (04/06/18) Rank #8 iqbaalcjr (08/07/18) Rank #4 iqnk (08/05/19) Tuhan punya cerita terbaik untuk hidup kita. Cerita hidupku memang buruk, tapi mungkin memang itu yang terbaik menurut Tuhan. Aku terkurung dalam ego dan rasa kecewak...