19

543 44 2
                                    

"em.. Baal?" panggil (namakamu) sedikit ragu.

"iya kenapa?" pandangan Iqbaal masih terfokus pada kondisi jalanan Jakarta pagi ini.

"kita kan baru banget kenal, tap--" sebelum (namakamu) menyelesaikan kalimatnya, Iqbaal sudah memotong ucapannya.

"lo yang baru kenal keluarga gua. Keluarga gua ma udah lama kenal sama lo." sahut Iqbaal santai.

"gak jadi deh" (namakamu) mengurungkan niatnya untuk mengutarakan tanda tanya besar yang bersarang di kepalanya selama hampir satu minggu ini.

"kenapa?" tanya Iqbaal heran.

"gak papa. Cuma, ya gitu deh" (namakamu) bingung sendiri harus menjawab seperti apa.

"apa sih. Maksud banget sih lo" ucap Iqbaal sembari terkekeh. Ia jadi gemas dengan tingkah (namakamu).

"emang" jawab (namakamu) cuek.

"idih baper mba nya. Bercanda kali" Iqbaal menengok sekilas ke arah (namakamu).

(namakamu) tidak memberikan respon apapun.

"ngambek? Mau banget ya gua bujuk?" Iqbaal bertanya tengan tengilnya.

"jangan ngambek babe. Coba sini liat aku" sebelah tangan Iqbaal menangkup wajah (namakamu) lalu mengarahkannya menghadap ke arahnya.

Ketika wajah (namakamu) sudah menghadap ke arahnya, Iqbaal segera mengeluarkan ponselnya lalu membuka aplikasi kamera.

(namakamu) yang memiliki refleks yang bagus, segera menutupi wajahnya dengan telapak tangannya.

Alhasil, foto yang berhasil diabadikan oleh Iqbaal sedikit blur.

"ish males ah. Pasti gua nya aib" (namakamu) memanyunkan bibirnya, kesal dengan tingkah Iqbaal.

"jangan ngambek. Semangat sekolahnya. Belajar yang rajin, biar kamu bisa ngajarin anak-anak kita nanti" ucap Iqbaal sembari mengelus rambut (namakamu) dengan lembut.

"jauh banget si bapak mikirnya!!!" Setelah berbicara seperti itu, (namkamu) langsung keluar dari mobil Iqbaal.

Iqbaal tersenyum melihat (namakamu) memasuki gerbang sekolahnya dengan sedikit berlari kecil. Lalu mulai menjalankan mobilnya menuju lokasi shooting.

"hai (namakamu)." sapa Devi ketika melihat (namakamu) memasuki ruang kelas.

(namakamu) hanya tersenyum kecil menanggapi sapaan Devi. Namun walau begitu, Devi bahagia. Devi berfikir bahwa (namakamu) sedikit demi sedikit sudah mau berhubungan dengan Devi lagi.

"apa kabar (nam)?" tanya Devi ketika (namakamu) sudah duduk di kursinya.

"masih seperti dulu" jawab (namakamu).

"everything's gonna be okay, (nam). Keep strong. If you need some help. Come to me, and i'll be there for you." Ucap Devi tulus.

(namakamu) menatap Devi selama kurang dari lima detik, kemudian ia menundukkan kepalanya.

"thank you" ucap (namakamu) sangat pelan, seperti berbisik. Namun Devi masih bisa mendengarnya, walau samar.

Devi tersenyum manis setelah mendengar ucapan (namakamu). Devi senang, setidaknya (namakamu) tidak menghindari dirinya lagi.

***

Iqbaal.e

e

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wound X IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang