11

826 57 0
                                    

Sekarang iqbaal dan (namakamu) berada di dalam mobil iqbaal, menuju apartement (namakamu).

Sampe sekarang, gua gak nyangka. Gak nyangka kenapa bisa sampe sedeket ini sama doi, satu mobil, dan yang lebih gak nyangka lagi, nanti gua sama iqbaal berduaan di apartement gua. God! Gua mimpi apa semalem. Batin (namakamu).

"(Nam)" panggil Iqbaal tiba-tiba.

"Hm?" (Namakamu) hanya berdehem guna menyembunyikan rasa gugupnya.

"Udah sampe. Yuk turun".

Demi apa udah sampe? Masa cepet banget sih. Batin (namakamu).

"I.iya baal." Sial, kenapa gua gugup ya, batin (namakamu).

Lima lewat sepuluh. Belum terlalu sore. Gua harap, waktu berjalan lambat, batin (namakamu).


"Mau nonton apa nih (nam)? Gua gak update film seru." Tanya Iqbaal setelah (namakamu) menyalakan laptopnya.

"Nonton--" ucapan (namakamu) terpotong.

"Tapi plis, jangan drama korea. Haha." Canda Iqbaal.

"Ya enggak lah. Lagian gua juga gak pernah nonton drama korea kok." Jawab (namakamu) sambil mencari film-film seru di internet.

"Ini aja nih baal. Thriller tapi. Lo berani kan? Haha." Canda (namakamu).

"Siapa bilang gua berani? Ya enggak lah. Hehe." Iqbaal terkekeh diakhir ucapannya.

"Enggak deng. Bercanda. Ayo itu aja. Seru tuh kayaknya." Lanjut Iqbaal.

"Oke oke."

Setelah itu, mereka terlarut dalam alur film tersebut. Sesekali (namakamu) menutup mulutnya agar jeritannya tidak telalu kencang karena suatu adegan pembunuhan. Seperti menembak, menusuk, dan lain lain. Iqbaal? Sama. Tapi dia tahan. Sok cool ceritanya. Jaim dikit lah deket cewek.

"Gua balik ya (nam), bunda nyariin nih." Kata Iqbaal setelah ia melihat ponselnya.

Tok tok tok

"Ada tamu tuh (nam)."

"Bentar, gua bukain dulu ya." (Namakamu) berjalan menuju pintu. Setelah ia mengetahui siapa orang yang berkunjung ke apartement nya malam ini, ia segera memasang tampang sedatar-datarnya.

"Ngapain lo ke sini lagi?" Tanya (namakamu) dingin.

"Gua gak punya waktu buat dengerin omongan lo." Ucap (namakamu) angkuh.

"Gua lagi gak mau bahas masalah itu. Ada hal yang lebih penting dari masalah itu yang harus lo tau."

"Cih. Tentang keluarga lagi? Masih aja lo sangkut pautin gua sama semua itu." (Namakamu) berusaha menahan amarahnya.

"Siapa yang dat--" ucapan iqbaal terpotong ketika ia melihat siapa yg bertamu di apartement (namakamu).

"Bang satrio?" Ucap iqbaal menerka-nerka siapa orang yang bertamu ke apartment (namakamu) malam-malam begini. Pasalnya, sudah hampir sembilan tahun ia dan bang satrio tidak bertemu. Terakhir bertemu ketika acara makan malam keluarganya dan keluarga bang satrio.
Tapi saat itu, iqbaal tidak melihat (namakamu). Makanya ketika ayahnya bilang bahwa (namakamu) adalah anak om Adira, ia sedikit bingung.

"Iqbaal? Lo ngapain di apartemen adek gua?" Tanya satrio bingung. Sepengetahuannya, iqbaal tidak mengenal (namakamu), tapi mengapa sekarang iqbaal justru berada di apartement (namakamu)?

"Gua abis jalan sama (namakamu)." Jawab iqbaal santai.

"Sejak kapan lo kenal (namakamu)? Setau gua lo gak kenal (namakamu)." Tanya satrio heran.

Wound X IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang