Matahari bersinar menyilaukan, itu sebabnya sebelum aku tidur aku memakai kacamata hitam.
Ini adalah pagi pertamaku di istana. Rasanya sangat berbeda. Di sini aku tak kerja kerja lagi. Semua dilakukan oleh pelayan.
Aku berjalan tunggang langgang menuju pintu keluar dan melihat kalender dengan sekilas. Beberapa hari lagi ulang tahunku yang ke 18. Apa yang ibunda ratu clarion siapkan ya...?
Pintu kamar ku terbuka hingga wajah shantiq ku tertabrak pintu.
"Ahhh" desahku.
Ibunda ratu clarion datang "Isabella kamu tak apa apa" ibunda membalikkan tubuhku yang tergeletak tak berdaya di lantai.
"aahh, isabella lihat wajahmu" ibunda membantuku bangun dan mengantarku kedepan cermin.
"Aaaa!!! " teriakku manjhhaa.
Kenapa, hi... Hidungku, hidungku yang tadinya manchung 2 cm kini menjadi 2 mm! Aaaa!!!
Ibunda ratu membalikkan tubuh ku menghadapnya "Hidungmu yang ini lebih baik daripada yang dulu, hidung mu kini menjadi mungil manjhha"
"terimakasih ibunda, setidaknya akhu merasa percaya diri dan tentunya semakin manjhaa"
"pergilah ke bumi, untuk mandi manjhha di sungai Sapian"
Aku pun mengganti bajuku dengan baju selendang merah muda, payudara kenyotable ku di balut sarung bali berhias bunga kamboja. Gaun ini kuberi nama Long khubur dresz.
***
Author's PoV
Ketika mimi sampai di halaman istana, mimi bertemu zyan. Ia sedang berjalan santai di pagi hari.
"putri isabella, putri ingin kemana? "
"Akhu ingin ke bumi untuk mandi manjhaa di sana"
Wajah tamvan zyan berbinar. "Izinkan aku mengantar tuan putri"
"baiklah" mimi tersenyum manjhaa.
Mereka berdua pun pergi dari negeri kahyangan dengan kuda putih zyan. Karena kuda zyan melaju sangat kencang badai, mimi memeluk pinggang zyan penuh kemanjhaan.
Zyan hanya tersenyum manjhaa pada mimi. Seperti ada cinta di mata zyan, namun tidak dengan mimi.
Mereka pun sampai di sungai sapian, warna sungai nya begitu indah, berwarna coklat muda penuh kemanjhaan.
Zyan menurunkan mimi dari kuda nya. "Aku akan menunggu tuan putri mandi"
"Tak perlu zyan. Aku akan kembali dengan kekuatan peri yang di berikan ibunda"
"tapi... "
"tidak ada tapi tapi, pasti ibunda membutuhkanmu di kahyangan" mimi memotong perkataan zyan.
"baiklah kalau begitu" zyan menaiki kuda nya dan beranjak dari bumi. Mimi hanya memandangi nya hingga zyan hilang dalam awan.
Mimi perlahan membuka selendang nya memperlihatkan lekuk tubuh indah nan alaminya.
Ia hanya mengenakan bikini merah apel, tak lupa menutup payudara mungil nan kenyotable yang sebiji ketumbar itu.
Ia pun menebarkan kembang 18 rupa di dalam sungai sapian, lalu menceburkan tubuh mungilnya ke dalam air sungai yang dingin dingin manjhaa.
Selang beberapa saat mimi mandi manjhaa, terdengar suara di balik semak semak.
Srekk... Srekkk...
Mimi menutupi tubuhnya dengan tangan mungil nya.
"Ahhh, siapa di sana?!" mimi memasang raut muka waspada.
Lalu tiba tiba seekor harimau orange melompat keluar dan mengaum kencang.
"Aa ah hh!!! " mimi berteriak lebih kencang dari harimau berharap mendapat bantuan.
***
Apakah mimi akan kehilangan nyawanya atau ia akan selamat. Hanya dewa yang tahu akhirnya...
To be continued
***
Hai semua ini author, mimi lover :v /plak/ eh kok kena gempar sih /plak/ iya iya dah, ini mimi eh aku cuma mau bilang semoga cerita ini tambah laris, dan terimakasih buat yang udah baca. Bye itu aja sih :v
Lop yu from mimi. Muach... 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimi Peri Rafunzele [TAMAT]
FanfictionJauh dari kehidupan yang naif di bumi, di atas nya, di dimensi yang berbeda, sebuah dunia yang lebih indah dari bumi, negeri kahyangan. Hiduplah seorang peri mungil nan majhaa, dia adalah Isabella arumi rafunzel, ia kerap di sapa mimi. Gadis yang hi...