25 : Peri hitam

192 14 4
                                    

Sehun's PoV

Setelah lama berselang, aku tak pernah lagi bertemu gadis perawan kahyangan itu. Ini sungguh membingungkan, ia membuatku selalu penasaran. Perasaan ini tak dapat lagi dibendung. Aku akan mengunjungi Mimi dan mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya padanya.

Perjalanan dari kerajaanku menuju kahyangan memakan waktu cukup lama. Tak semenit berlalu tanpa wajah cantik Mimi tergiang dikepalaku, cantiknya... Adalah surga dunia bagiku.

Karena aku adalah pewaris tahta, setiap bepergian aku selalu didampingi pasukan, hal itu yang membuatku merasa risih. Namun kali inj, aku akan pergi sendiri.

Dengan becak kencana yang dapat melesat dengan kecepatan cahaya, aku pun sampai dikahyangan. Dari depan pintu gerbang kerajaan kahyangan, tak seorang penjaga pun yang menjaga.

Dhuarrr...

Terdengar seperti suara ledakan, apa jangan-jangan... "Mimi!!!"

***

Author's PoV

Anizyah terbaring lemah. begitupun Mimi, tergeletak tak berdaya dengan paha yang mulus manjhaa terumbar kemana-mana. "Ah.. Hhh.. Shh... Hhh" Desah Mimi kesakitan setelah kekuatan keperawanan abadinya keluar, meski tak sepenuhnya ia keluarkan.

"Zi...zialan kau.. Mimi!!!" Anizyah mencoba bangkit. Ia melirik sebuah peti mungil dibalik ubin.

"Ini.. Pazti.. Ze.. Zenjata nenek tua itu" Ia membuka peti itu dan mendapatkan sebuah pembalut sakti. "Ini... INI ADALAH PEMBALUTRIUZ PERAWANABADINUZIUZ!!"

Mimi segera tahu bahwa itu hal buruk. Ia teringat cerita ibunda ratu tentang senjata rahasia peri kerajaan yang diturunkan turun-temurun, itu adalah sebuah pembalut sakti yang dapat memberikan kekuatan setara dengan kekuatan keperawanan abadi. Namun hanya bisa digunakan oleh jiwa yang merana saja.

"Jiwaku merana! Ini zaatnya!" Anizyah mulai mengenakan pembalut sakti itu. Perlahan wujudnya berubah menjadi mungil dan manjhaa, matanya membesar dan rambutnya mengkeriting. Tubuh mungilnya dibalut Pembalutrius drezz yang terdiri atas ribuan pembalut platina murni.

"Aku... Aku meraza... Hebaatttt!!!" Seketika langit menjadi gelap. Angin berhembus kencang membuat dres mini Mimi naik turun shantiq. "A.. Apa ini kekuatan pembalut sakti itu?!" Keperawanan abadi Mimi dan juga payudara mungil nan kenyotablenya merasa terancam. Bulu romanya memberikan respon takut manjhaa hingga menari-nari diatas kulit mulus Mimi.

"JIKA AKU KALAH! MAKA KAU AKAN KALAH BERZAMAKU! TAK ADA YANG BOLEH MENAANGG!!!" Anizyah melesatkan bola mens -bola berbentuk cairan berwarna merah yang dapat merusak kesucian jiwa raga- kearah Mimi yang sedang terdiam manjhaa.

Dengan piawai, Mimi menghindar dengan salto 12 kali diudara dan 16 kali didarat. Meski sudah menghindar Mimi tetap terkena percikan bola mens tepat diperut rata Mimi hingga menjadi half-buncit.

Anizyah terus melesatkan bola mens kepada Mimi. Yang dapat peri itu lakukan hanyalah menghindar hingga mendapat kesempatan untuk menyerang.

Mimi melihat pilar besar dibelakang Anizyah. Otak mungil nan padat Mimi langsung membatu. "Aku tahu!"

Mimi melesatkan bola cahaya berwarna ungu dari keperawanannya menuju Anizyah. Anizyah berhasi menghindari tembakan Mimi. Anizyah tersenyum berpikir bahwa Mimi meleset.

Mimi mebalas dengan senyuman manjhaa. Anizyah menjadi bingung. "Jangan pernah menghindari keperawananku"

Pilar itu jatuh dan menabrak Anizyah hingga terjatuh. Sejenak Anizyah pingsan. Disaat itulah Mimi mendapat kesempatan untuk mengumpulkan daimen daimen untuk bermetamorfosis.

Tepat pada saat Anizyah bangkit, Mimi sudah selesai. Mimi memegang kalung yang diberikan ratu Siyahrini yang ia keluarkan dari belahan dada mungilnya. Seketika cahaya menyilaukan memenuhi tubuh mungil Mimi.

Lalu ledakan manjhaa membuat pembalut Anizyah runtuh beberapa.
"A.. Apa yang kau lakukan!!"

Mimi keluar dari cahaya itu. Tubuhnya menjadi tinggi, hidungnya menjadi baterflay dan rambutnya menjadi kuning keemasan. Gaunnya berubah menjadi putih dengan motif bunga baterflay berwarna emas 24 karat asli. Tak lupa, sepasang sayap putih dipunggung Mimi yang membuat Mimi tampil serbaguna namun elegan.

Langit yang tadinya mendung menjadi terang bercahaya.

Anizyah tampak marah. Pupil matanya membesar hingga menutupi mata putihnya. Tubuhnya dikelilingi asap hitam. Kulitnya tampak putih pucat agak retak dan berkomedo. Perlahan pembalutnya menjadi berwarna hitam kemerah-merahan. Lalu sepasang sayap dan tanduk muncul ditubuhnya membuatnya tampak seperti peri hitam.

"Miimii... Teeriimaakaasiihh.. Hhh.. Kau...hh telahhh.. Membangkitkan kekuatan pembalut sakti ini.. Hhh" Suaranya berubah menjadi serak dengan penuh desahan.

Langit kembali menjadi gelap. Kini disertai guntur halilintar yang menggelegar.

Hal itu membuat prajurit bingung. Begitupun Zyan, Awkering dan sehun.

Dari kejauhan Zyan dan awkering dapat melihat awan gelap yang berpusat ditempat bertarung Mimi dan Anizyah. "Kekuatan apa itu?"

***

Siq asiq :v ide ngalir coeg :v

Jan lupa vot dan komen yak :v

SALAM SAPHAA MANJHAA

Mimi Peri Rafunzele [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang