05 : Sehun di istana kahyangan

748 70 27
                                    

Du suatu pagi, sehun terbangun di sebuah ruangan besar, sangat luas. Dan di langit langit kamar, terdapat banyak gantungan bintang. Yap itu kamar mimi.

Pintu kamar yang besar itu nembuka deritannya membuat sehun memandangi pintu itu, menunggu siapakah yang akan masuk dan menjelaskan semua kebingungan ini padanya.

Seorang gadis mungil nan majhaa nemasuki kamar itu dengan segelas Sup kayu hangat. Itu mimi.

"Isabella?" Ucap sehun dengan raut wajah yang membingungkan.

"Sssstt..." Mimi menutup pintu rapat rapat. Tak ingin ada satu peri pun mengetahui keberadaan sehun.

"Di mana..." mimi memotong perkataan sehun dengan melengketkan jari telunjuk mungilnya ke bibir sehun, hal itu membuat pipi sehun merona.

"Kau ada di istana kahyangan, dan ini adalah kamarku" ucap mimi memelankan suara indah nya.

"Hah? Istana kahyangan? Jadi, kau ini bidadari?! Bagaimana aku bisa disini?" Semua pertanyaan sehun membuat mimj bingung 7 putaran.

"Okay, akhu akan menjelaskan semuanya" Mimi menghela nafas "Jadi, aku ini peri bukan bidadari, kau ada disini aku yang membawamu karena kau pingsan setelah menyelamatkanku dari terkaman macan, dan ini memang istana kahyangan" Jelas mimi singkat padat dan jelas.

Sehun semakin bingung memutuskan untuk melirik ke luar jendela besar di kamar Mimi.

Di liriknya seorang pria tamvan sedang berjalan mondar mandi di sebuah taman besar berhias kembang 18 rupa, itu adalah taman utama kahyangan.

Sedangkan di sekitarnya berdiri kokoh dinding raksasa terbuat dari berlian transparan mengelilingi istana.

Di balik dinding itu nampak pedesaan yang aman dan tentram.

Sehun hanya bisa berdecak kagum. Kembali melirik mimi yang sedang menyendokkan se sendok sup kayu hangat. Mimi menyuapi sehun dan membuat pipi sehun kembali merona.

"Emmm.... Rasanya sangat enak! Di bumi aku tak pernah makan yang seperti ini! " Mimi hanya tersenyum majhaa melihat tingkah sehun.

***

Di taman utama kahyangan, seorang pria tamvan sedang mondar mandir. Dia adalah Zyan.

"Putri isabella mau kah kau menjadi.. Ah tidak tidak! Hmm Putri isabella memang kita baru kenal tapi mau kah... Tidak tidak!  Bukan begitu" Itulah yang zyan pikirkan sejak tadi.

"Huh, baik seperti itu saja. Pokoknya malam ini, di pesta dansa aku akan mengungkapkan perasaan ku pada putri isabella" Zyan bertekad.

Zyan ingin mengungkapkan perasaan terpendamnya pada mimi.

***

"Okay, akhu akan memulangkanmu ke bumi, ini" Mimi menjulurkan tangan nya yang berisi sebuah bola keci berwarna putih.

"Apa ini? " Tanya sehun

"Ini adalah mutiara teport. Lemparkan ke bawah kakimu sambil membayangkan tempat tujuanmu"

Sehun mengambilnya lalu mulai mencerna perkataan mimi.

"Tapi kita akan bertemu kembali kan? " Mata sehun berkaca seakan ini pertemuan terakhir nya dengan mimi.

"Pasti" Mimi meyakinkan sehun.

Sehun melemparkan mutiara teport ke bawah kakinya lalu muncul asap putih yang tebal. Sehun membayangkan rumahnya lalu cahaya menyilaukan mata keluar dari asap itu.

"Semoga kau selamat" Mimi mengucapkan harapannya pada sehun.

Sehun pun muncul di rumahnya dengan selamat. Hanya satu yang ia ingat...

"Putri isabella, aku akan menunggumu"

To be continued...

***

Hai! Jumpa lagi nih ama author tamvan /plak/ :'v Bingung aku mau tulis gimana judulnya..

Sebenarnya judulnya sih awalnya pengungkapan zyan tapi karna masih banyak yg mao di bahas yah jadi gitu deh /gitugimana/ ya gitu :v

Moga ridernya tamba banyak, trs yang baca jangan cuma di baca, setidaknya di vote ya, bay muach😘 Salam sapha manjhaa...

Mimi Peri Rafunzele [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang