Embun pagi masi menyelimuti gua itu. Mimi, zyan dan awkering sudah bangun dan bersiap siap.
"Mimi, kemana kita akan pergi?" Tanya Zyan sambil mengikat tali sepatunya. "Kita akan pergi ke kerajaan mor, disana kita akan meminta bantuan ratu Siyahrini" Jelas mimi.
"Apa!? Ra..ratu si..siyahrini!?" Awkering terlihat gugup. "Kenapa?" Zyan dan mimi menanyakan hal yang sama diwaktu yang sama. "Umm.. Tidak ada apa-apa" Awkering mencoba menyembunyikan ketakutannya dengan senyuman manjhaa.
Sebenarnya awkering pernah mencoba menyelinap keistana ratu Siyahrini. Bahkan ia mencoba merebut mahkota ratu yang akan digunakannya untuk mengendalikan para Moree. Namun hal itu berhasil digagalkan oleh ratu Siyahrini sendiri lalu menangkap Awkering, tetapi dia berhasil kabur. Itulah mengapa Awkering takut dan gugup ketika bertemu ratu Siyahrini.
Mereka mulai berjalan menyusuri hutan, sesekali jeritan mungil manjhaa keluar dari mulut seksi mimi ketika kaki jenjang nya tertikam duri duri manjhaa. Sedangkan zyan terus berjalan dengan tegar didepan Mimi. Awkering juga sibuk dengan dirinya sendiri, ia terus memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi ketika tiba disana.
Mereka pun sampai disebuah kerajaan besar yang sudah tak asing lagi dimata Mimi. Mereka pun berjalan memasuki istana itu. "Mimi!" Teriak ratu Siyahrini kegirangan. Mimi yang jutek manjhaa langsung memalingkan wajah shantiqnya dengan perlahan. Lalu mereka berdua berpelukan manjhaa.
Tiba-tiba ratu melepas pelukannya lalu mengalihkan matanya ke arah Awkering. "Apa yang kau lakukan disini!!" Awkering hanya dapat membalas tatapan sinis ratu dengan senyuman manjhaa. "Dia bagian dari kami sekarang" Ucap mimi manjhaa.
"Baiklah, mm.. Ayo kita ketaman untuk berbincang" Mimi, Zyan dan Awkering mengikuti ratu dari belakang. Hingga sampai ditaman yang ditutupi dedaunan hijau gelap. Lebih mirip ruangan. Jamur-jamur kecil yang bercahaya menerangi taman itu. "Jadi apa tujuanmu kesini, Mimi ?" Tanya ratu. Mimi pun menjelaskan kejadian buruk yang menimpanya. Mulai dari kemanjhaannya yang direbut hingga payudara kenyotable nan mungilnya yang dirusak peri api.
"Hmm.. Jadi.. kami membutuhkan bantuan yang mulia" Mohon Mimi memperlihatkan wajah shantiqnya yang aduhai memikat jiwa raga.
"Karena aku berutang padamu, baiklah aku akan menolongmu" Senyuman terukir dibibir semua orang didalam ruangan itu.
"Baiklah, apa yang kau butuhkan?"
***
Mereka semua masuk kedalam ruangan. Ruangan yang belum dilihat Mimi sebelumnya. "Ruang apa ini?" Tanya Awkering melihat ke sekelilingnya. Ruangan itu penuh dengan senjata dan baju zirah.
"Ini adalah ruangan penyimpanan senjata, apa yang kalian butuhkan?"
"Mm aku lebih mahir menggunakan panah" Ucap Awkering. "Berikan saja aku pedang dan perisai" Tutur Zyan.
"Mm.. Entah, akyuh tak mahir menggunakan senjata" Mimi melengkungkan bibir butterfly-nya."Tak apa Mimi, kau punya kekuatan, kekuatan dari dalam dirimu" Ucap ratu sambil menunjuk daerah keramat keperawanan abadi Mimi. "Baiklah ini panah untukmu" Ratu memberikan panah berwarna emas dengan ukiran kuda kepada Awkering. "Dan ini untukmu tampan" Ratu memberikan sepasang pedang beserta perisainya. "Dan ini untukmu Mimi, untuk berjaga jaga" Ratu mengeluarkan sebuah kotak berukir keperawanan.
Mimi membuka kotak itu dan mendapatkan tongkat kecil berwarna putih yang bisa memanjang. Juga sebuah kalung berbentuk keperawanan bersayap.
"Kalung itu bisa memberimu kekuatan untuk terbang, kau akan jadi peri bidadari manjhaa sepenuhnya Mimi" Jelas ratu pada Mimi. Mimi berdecak kagum mendengar hal itu.
Ratu, Mimi, Zyan, dan Awkering pun beristirahat untuk hari esok, hari yang besar bagi Mimi.
***
Disebuah ruangan megah nan indah itu. Anizyah sedang berkaca. "Oh cermin, katakanlah apakah Mimi berhazil mengumpulkan pazukannya?" Tanya Anizyah pada cerminnya itu. Lalu muncul sesosok wanita yang sangat mirip dengan Anizyah dari dalam cermin itu, "Iya, bahkan Mimi juga sudah bekerja sama dengan Auwkirin" Balas wanita dalam cermin itu.
"Apa!? Zialan! Bagaimana bisa Auwkirin bergabung berzama Mimi!? Baiklah kalau begitu, aku juga akan menyiapkan pasukanku!" Batin Anizyah lalu keluar dan mencari komandan perang kahyangan.
***
Mimi's PoV
Pagi yang cerah mengawali hari ini. Hari yang akan menentukan masa depanku kelak. Apakah akyuh akan menang? Apakah payudara mungil nan kenyotableku akan selamat? Apakah keperawanan abadiku yang berlapis daimen daimen ini akan tetap terjaga? Akyuh harap begitu.
"Mimi!" Panggil ratu. Akyuh segera mandi dan berpakaian dengan War kondangan drezz, gaun mix and match yang kudisain sendiri dengan kecerdasan dan kekreatifitas manjhaaku ini.
"Mimi, Zyan, dan juga kau Awkering, sebelum kita berperang aku akan mengajarkan kalian menggunakan senjata kalian masing masing" Tutur ratu.
Kami mengangguk bersama-sama dengan penuh semangat manjhaa yang abadi.
***
Yeayyyy! Ide dikepala author dah ngalir lagi :v btw kalo ada tipo atau ejaan yang ga sesuai dikritik/saran aja dikomen, makasi!
Jan sider yak :v siyuu in de nekst kapter!!! Dah~
SALAM SAPHAA MANJHAA....
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimi Peri Rafunzele [TAMAT]
FanfictionJauh dari kehidupan yang naif di bumi, di atas nya, di dimensi yang berbeda, sebuah dunia yang lebih indah dari bumi, negeri kahyangan. Hiduplah seorang peri mungil nan majhaa, dia adalah Isabella arumi rafunzel, ia kerap di sapa mimi. Gadis yang hi...