Nine

2.5K 111 1
                                    

Pukul  19.00 Angel sudah duduk manis di salah satu restaurant di Jakarta, mengatur nafasnya sambil menetralkan detak jantungnya. Karena sebelumnya Darren sudah membuat janji pada Abra dan Anya, dan Darren juga mengajak Angel untuk menyelesaikan masalah mereka,

" Ngel," suara lembut disertai dengan tepukan pundak dari Darren,

"Anya sama Abra mana?" Angel mengulas sedikit senyumnya,

Darren menarik kursinya, duduk di depan Angel, melihat manik mata Angel yang terlihat ketakutan, membuatnya langsung memegang kedua tangan Angel, seakan menenangkan gadis tersebut untuk tetap tenang,

" Ren, gue takut," Angel mengeratkan pegangannya tangan Darren,

" ini tujuan akhir kita Ngel, kita gak bisa ngumpet-ngumpet terus,"Darren mengela nafasnya

" lo tenang aja, gue janji bakalan selalu lindungin lo," Darren tersenyum manis pada Angel.

Sudah terlihat Anya dan Abra berjalan sambil bercanda ria, sesekali Abra menyentuh hidung Anya.

" udah lama nunggunya?" Anya bertanya sambil menarik kursi, diikuti oleh Abra,

Abra menoleh pada Anya, seakan-akan bertanya ada apa?, Anya balas menatap Abra sambil memberikan senyum lebarnya,

" Darren sama Angel mau ngomong sama lo," Anya mulai menatap Darren dan Angel,

" sebenernya gue sama Angel ada hubungan dibelakang lo, itu karena gue sama Angel saling mencintai. Dan lo gak pernah mau lepas Angel, padahal Angel udah gak cinta sama lo," Darren berkata tegas, membuat situasi menjadi hening seketika,

Sedangkan Abra masih diam ditempatnya, tangannya mulai mengepal kuat, membuat Anya langsung menyentuh pundak Abra,

" a-aku minta maaf Bra, tapi aku udah cape sama kamu, aku mau kita putus dan aku cinta sama Darren," Angel mulai bersuara, wajahnya mulai memanas.

Abra menghela nafasnya, berusaha menahan emosinya,
" jadi ini kejutan hari jadi kita, aku kira kamu cewe paling baik yang aku kenal setelah mamah dan Anya," Abra mulai menampakan wajah sedihnya,

" kamu tau kenapa aku posesif sama kamu? Aku gak mau kamu kenapa-napa, aku gak mau kamu kelabing, aku gak mau kamu tidur larut malem terus, a-aku juga..., yasudahlah, ini pilihan kamu. Dan lo Darren, jagain dia baik-baik dan kalo lo masih mau sahabatan sama gue, jangan coba-coba ganggu Anya," ucapan Abra mendapat tatapan kaget dari Anya yang sudah menatapnya lekat,

" Bra, ini gak ada hubungannya sama Anya," Darren mulai protes atas ucapan Abra,

" ini emang gak ada hubunganya sama Anya, tapi cukup Angel yang terakhir yang lo ambil dari dari gue! Anya lebih berharga dari itu," Anya kembali melebarkan matanya,

Abra menarik tangan Anya, membawanya keluar dari restaurant tersebut. Abra masih tersulut emosi, sedangkan Anya ia hanya pasrah dan mengikuti langkah Abra. Perlahan mereka menaiki mobil hitam yang sudah terparkir, Anya masih diam di kursi penumpang, sedangkan Abra dia menghirup nafas dalam-dalam,

" jadi lo udah tau semuanya Nya? Tapi lo acting seolah-olah gak ada apa-apa?" pertanyaan Abra membuat Anya diam ditempatnya,

" bukan gitu, tapi....,"

" gue kecewa sama lo Nya, lo tau gak? Gue bukan marah karena Darren dan Angel yang selingkuh dibelakang gue. Tapi karena lo yang bisa boong cuma karena masalah sepele," Anya tertegun mendengar ucapan Abra,

Sepele, Anya pikir itu adalah masalah yang cukup besar, karena menyangkut hati manusia, karena menyangkut cinta.

" Bra, gue pikir itu bakal nyakitin lo, jadi gue gak berani jujur sama lo. Tapi sumpah gue gak ada maksud buat boongin lo, gue sayang sama lo. Dan gue minta maaf," Anya menampakan wajah tulusnya, sedangkan Abra hanya diam ditempatnya,

Sayang. Benarkah Anya menyayanginya. Abra memang menyukai Anya, tapi entah sejak kapan, mungkin karena kebersamaan yang terus mengalir, dan juga warna- warni hidup yang diberikan Anya.

Abra tersenyum, lalu mengelus rambut hitam Anya,
" makasih ya Nya udah sayang sama gue, tapi lain kali jangan boong lagi," mendengar ucapan Abra Anya hanya tersenyum.

Sekarang Anya mengerti Abra, mengerti saat Abra emosi, dan mengerti juga saat sisi lembut Abra mulai terpancar. Anya memang menyayangi Abra, sayang sebagai sahabat sekaligus kakak yang akan selalu melindunginya,

" jadi nginep di rumah gue kan?" Abra bertanya lembut, membuat Anya langsung mengangguk.

Sedangkan, Darren sudah berada di kamarnya setelah mengantar Angel pulang, Darren tampak berfikir, harusnya dia senang sudah seutuhnya memiliki Angel, dan tidak perlu lagi untuk diam-diam bertemu di UKS untuk bertemu Angel, tapi yang Darren rasakan hanya biasa saja, tidak seperti dulu lagi.

Anya, nama itu kembali memenuhi pikiran Darren, gadis konyol yang manis, yang membuat harinya lebih berwarna dengan segala tingkah konyolnya. Lalu dari berdiri dari ranjangnya, tangannya meraih bubgkus rokok yang berada di atas meja belajarnya.

Mulai menghisap satu persatu batang rokoknya, sambil memainkan ponselnya, beberapa notif muncul di layar ponselnya,

Miko
Ren, nongkrong sini,

Aldo
Pada kesini dong, masa gue cuma ama miko, ntra dikira maho lagi,

Abra
Gue otw lah, lagi butuh hiburan,

Darren kembali melirik jam dinding rumahnya, menunjukan puku 22.30 malam, kemudian Darrena melangkahkan kakinya keluar kamar, tangannya meraih kunci motor serta jaket kulit miliknya.

Berbeda dengan Anya yang dari tadi asyik membaca novel di kamar Abra.

"karena Abra suka sama lo Nya,"
Ucapan Darren kembali terngiang di kepalanya. Anya mungkin akan bingung setengah mati jika Abra benar-benar menyukainya,

'ah sial' batin Anya.

Keesokan harinya, Anya berjalan melewati koridor, untung Abra kemarin membelikan seragam baru untuknya, jadi hari ini Anya bisa kembali masuk sekolah. Anya mulai memasuk kelasnya, Viola dan Icha suda merentangkan kedua tangannya,

" Anya i miss you so much," Icha sudah memeluk Anya erat,

" lo utang penjelasan sama kita!" Viola ikut nimbrung memeluk Anya dan Icha,

Anya tersenyum lebar, lalu duduk ditempatnya. Matanya menyapu seluruh ruang kelas, sampai akhirnya matanya berhenti pada cowok yang lumayan tampan yang sedang asyik membaca buku.

" Icha, itu anak baru?" Anya bertanya sambil mengarahkan matanya pada cowo tersebut,

"Nya, serius lo gak kenal dia?" Viola bertanya sambil menahan tawanya,

" itu Aris Nya, dia bilang mau berubah demi lo," Anya membulatkan matanya,

Aris yang selalu tampil culun dengan kancing baju yang selalu dikancing sampai atas, yang selalu memakai style rambut jadul. Sekarang tampil dengan kancing baju yang terbuka 2 dari atas, dan style rambut zaman sekarang yang sudah dipoles pomade.

 Sekarang tampil dengan kancing baju yang terbuka 2 dari atas, dan style rambut zaman sekarang yang sudah dipoles pomade

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pict buat Aris yaa

Darren Dan Anya (sebagian di private )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang