Thirteen

2K 110 0
                                    

Suara lantunan musik mengalun di telinga Anya, suasana meriah di gedung mewah membuatnya terus menghela nafas lelahnya. Hari ini ibunya sudah resmi menikah dengan ayahnya Angel, bahkan kebaya merah muda yang sekarang dia gunakan kembar dengan Angel.

" Anya kamu gak mau foto?" panggilan mamahnya membuyarkan semua lamunanya.
Anya hanya tersenyum kecil dan segera menghampiri ibunya.

Sedangkan Darren, matanya daritadi hanya tertuju pada Anya, wajah sendu yang membuatnya tertarik untuk menatapnya berlama-lama,
" gue gak nyangka, Anya ama Angel sodaraan sekarang," Aldo bergumam kecil sambil menatap lurus,

" makin ribet deh dapetin Anya nya," senggolan bahu Aldo membuat Darren langsung menoleh padanya,

" lo nyindir gue?" Darren menatap Aldo, Aldo hanya tersenyum kecil.

" kalo lo suka sama Anya, putusin Angel, jangan nyakitin dia dengan cara mempertahankan status, padahal rasanya udah buat yang lain," Aldo melanjutkan ucapannya,

"gue cuma kagum sama Anya, bukan sayang," Darren memilih pergi mengambil segelas sirup daripada harus melanjutkan perdebatannya bersama Aldo,

Mata Darren kembali menatap Anya yang sedang bercanda ria dengan Aris, ada rasa kesal saat melihat kedekatan keduanya. Darren memilih untuk mengabaikannya, tapi tubuhnya menolak perintah otaknya.

" sayang!" suara Angel menyadarkan Darren,

" makasih udah dateng ya, bentar lagi aku bakal satu atap sama Anya. Cewe bar bar yang sering bikin malu," Darren menatap Angel tidak suka atas ucapannya,

" kamu kenapa ngeliat aku kaya gitu?" Darren memegang pundak Angel,

" kamu gak boleh ngomong gitu tentang Anya," Angel tertawa sinis atas pernyataan Darren,

"kenapa? Bukannya dulu kamu bilang kaya gitu tentang Anya," Darren menggelengkan kepalanya,

" prespektif orang bisa berubah kapan aja Ngel, dan sekarang prespektif aku tentang Anya udah beda," Darren menatap Angel,

Angel kembali tertawa sinis,
" kenapa? Karena kamu mulai suka sama dia?" Darren diam mendengar Angel,

" Ngel, ini acara istimewa papah kamu, jangan bikin masalah Ngel! Ini bukan saatnya bersikap kaya anak kecil," Darren menatap Angel,

" jadi bener ucapan aku? Kamu mulai suka sama Anya?" Angel bertanya dengan mata berkaca-kaca,

" Ngel...-" ucapan Darren terpotong karena Angel sudah pergi dari tempatnya,

Anya masih asyik mengobrol dengan Icha, sedangkan Abra daritadi hanya mendengarkan obrolan kedua wanita itu. Mata Abra menatap kepergian Angel dengan wajah yang betkaca-kaca,

" Nya, itu sodara lo kenapa lari-lari?" pertanyaan Viola sonta membuat Anya langsung mencari keberadaan Angel,

Anya mengedikan bahunya tak peduli,
" bukan urusan gue," Anya menatap Viola,

" alah, paling juga drama," Icha menatap santai kearah Viola,

" tapi kenapa Darren gak ngejar ya?" Anya bertanya kepada Icha,

" ya karena Darren gak suka sama dia, tapi suka sama lo," Icha melotot dan menutup mulutnya, dia keceplosan.

Abra yang mendengar Icha hanya bisa menahan kesal dan kaget,

" jangan bercanda Cha," Anya sedikit tersenyum untuk menutupi kecanggungan,

" siapa yang bilang?" suara Abra membuat Icha menoleh takut,

Tangan Icha membentuk peace, sambil tersenyum,
" gue bercanda Bra," Abra masih tetap menatap tajam Icha.

Anya mulai menghapus riasan wajahnya, akhirnya acara akad nikah ibunya selesai. Suara pintu membuat Anya menoleh dan melihat Angel di ambang pintu,

" kata nyokap lo gue disuruh tidur disini, kamar sebelah belom dibersihin," Angel masuk kamar Anya tanpa permisi,

"oh," Anya memandang cuek,

" gue gak nyangka bakal sodaraan sama cewek konyol kaya lo," Angel berkata sambil memainkan ponselnya, sedangkan Anya tetap cuek dan membersihkan wajahnya,

" lo hebat ya," pernyataan Angel membuat Anya menautka alisnya,

" kenapa?" Anya mulai menatap Angel,

" hebat aja bisa jadi perusak hubungan orang," Anya hanya tersemyum sinis menanggapi ucapan Angel,

" kayanya cowok lo yang jelalatan deh, gue sama sekali gak ngegoda dia kok," Anya memasang wajah meremehkan,

" makanya jadi cewe tu jangan terlalu bergantung sama cowo," lanjutnya,

" yang ada lo cepet cari pacar biar gak dijelalatin pacar orang," Anya mengabaikan ucapan Angel,

" gue ngomong sama lo!" Angel mulai nyolot,

" terus gue harus jawab apa?" Anya mulai menantang,

Anya malah memasang earphone pada telinganya dan langsung berbaring sambil menutup matanya.

Sedangkan Darren daritadi hanya asyik mengunyah kacang gorengnya, Aldo yang melihat tingkah sahabatnya itu hanya menggeleng kepala tak percaya,

" tumben gak ngerokok?" pertanyaan Aldo membuat Darren langsung menoleh padanya,

" pengen insaf gue," Darren kembali mengunyah kacangnya,

" si anjing, boong banget lo," Aldo terkikik dengan pernyataan Darren,

Kedatangan Abra membuat Darren berhenti mengunyah kacang gorengnya, Abra terlihat sinis dengan Darren. Sedangkan Darren, dia tahu sebabnya kenapa Abra menjasi seperti itu, sepulang dari pernikahan ibu Anya, Icha bercerita bahwa dia keceplosan di depan Abra.

" eh bro," sapaan Aldo diabaikan oleh Abra, Abra tetap berjalan kearah Darren,

" lo suka ama Anya?" pertanyaan pertama yang meluncur dari Abra,

" gue udah punya Angel," Darren menjawab santai,

"oh bagus deh sadar diri. Soalnya gue mau nembak Anya," ucapan Abra benar-benar membua Darren berhenti mengunyah kacangnya,

" itu hak lo," hanya respon singkat dari Darren,

Aldo yang melihat ketegangan diantara mereka berdua. Sedangkan Abra mulai mengeluarkan sebatang rokok dari kantung jaketnya,

" ada minum gak Do?" Aldo menggelengkan kepalanya, minum yang dimaksud Abra adalah alkohol.

" gak ada. Adanya sirup, soft drink," Abra menghela nafasnya, matanya kembali menatap Darren,

" tumben gak ngerokok?" pertanyaan Abra membuat Darren menoleh padanya,

" pengen insaf," Darren menjawab singkat. Sedangkan Abra berfikir keras, setaunya Angel tidak pernah melarang jika Darren meroko. Pikiran Abra tertuju pada Anya, gadis yang paling anti dengan rokok.

Abra pun membuang putung rokoknya yang masih panjang, sedangkan Aldo dan Darren kaget melihat kelakuan Abra,

" itu kenapa dibuang Bra?"pertanyaan Aldo membuat Abra langsung menatapnya,

" Anya gak suka asap rokok, jadi gue mau berhentu ngerokok," ucapan Abra sontak membuat Aldo menoleh pada Darren yang masih mengunyah kacangnya,

" gue mau nembak Anya, cocoknya gue kasih apa ya?" pertanyaan Abra seakan sayatan pisau dihati Darren,

" hmm, kita omongin besok aja ya Bra, gue mau ngomongin tentang balapan kemaren," Aldo berusaha mengerti posisi Darren yang mungkin sekarang sedang sakit hati,

" oh iya, balapannya kemaren gimana?" Abra meneguk fanta diatas meja,

" yang menang Genta, dia sepupu gue," Aldo ikut mengunyah kacang gorengnya,

" kok bisa?" Abra bertanya lagi, karena Darren itu dijuluki raja jalanan, dan hampir tidak pernah kalah jika balapan.

" gue kemaren nemenin Angel nonton, jadi gue gak sempet ikut," jawaban Darren membuat Abra hanya ber oh ria.

Darren Dan Anya (sebagian di private )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang