Eighteen

1.8K 93 6
                                    

" selamat ya," ucapan selamat yang terlontar dari Abra membuat Anya mengerutkan keningnya.

" selamat? Buat apa?"
Anya merapikan beberapa buku diatas mejanya.

" lo udah resmi jadian sama Darren. Dan gue minta maaf soal sikap gue yang kemaren-kemaren," ucap Abra sambil menaruh apel di meja Anya.

Anya tersenyum lebar sambil mengambil apelnya.
" santai aja Bra, yang lalu biarlah berlalu," ucap Anya sambil menatap Abra.

" ngomong-ngomong lo tau darimana ?" tanya Anya sambil memasukan apel pemberian Abra ke dalam tasnya.

" sepanjang koridor kuping gue panas, denger anak-anak ngomongin lo sama Darren."

Anya mengangguk mengerti. Salah satu resiko menjadi kekasih Darren adalah langsung tenar seketika, Darren si most wanted yang selalu menjadi bahan gosip hangat untuk para fans fanatiknya.

" Nya, Darren nunggu depan tu," ucap Farah sambil berjalan ketempat duduknya.

Anya bingung harus merespon apa pada Farah, karena sekarang Abra didepannya dan situasi benar-benar canggung.

" hmm, lo temuin Darren aja Nya, bentar lagi gue balik kok."

Anya tersenyum kikuk sambil berdiri dari tempatnya. Buru-buru Anya keluar kelas. Darren daritadi sibuk memainkan ponselnya, Anya salah tingkah harus melakukan apa. Karena Anya baru pertama kali pacaran.

" Nih buat lo," ucap Darren sambil memberikan setangkai bunga mawar.

"eh, oh iya makasih," ucap Anya sambil menunduk menyembunyikan pipi merahnya.

" kamu lucu."

Darren memegang kedua tangan Anya. Anya benar-benar lucu, wajahnya seperti kepiting rebus.

" ke kantin yuk," ucap Darren sambil menarik lembut tangan Anya.

" tapi gue udah makan," ucap Anya gugup.

" kok ngomongnya gue? Dimana-mana itu orang pacaran manggilnya aku kamu, atau sweety, sayang, cinta,lovely."

Keringat mulai muncul di dahi Anya, katakanlah Anya lebay. Tapi ini yang memang Anya rasakan, berdekatan dengan orang yang benar-benar kalian sukai untuk pertama kalinya.

Darren tersenyum sumringah melihat kegugupan pacarnya tersebut. Tangan Darren terulur menyentuh rambut hitam Anya.

" kamu gak usah gerogi, aku bukan vampir."

Anya mengangkat kepalanya, menatap iris mata Darren.

" nanti temenin aku latihan futsal ya," ucap Darren sambil mendekati Anya.

Benda kenyal menempel pada dahi Anya, Darren mencium dahi Anya lembut, membuat banyak siswa yang melihatnya terbengong-bengong.

Pada akhirnya yang berharap akan kalah dengan yang diharapkan.

Anya kembali menghela nafasnya, sudah kedua kalinya Anya mendapat kalimat misterius yang tertulis dihalaman belakang bukunya.

" masih mikirin tulisan itu Nya?" Viola memberikan nuget goreangnya pada Anya.

" hm, iya. Aneh aja gitu tiba-tiba ada yang nulis kaya gini," ucap Anya sambil mengunyah nugetnya.

" kerjaan Abra kali Nya, siapa lagi coba yang berharap ama lo selain Abra," ucap Viola sambil memainkan poselnya.

Anya hanya diam, dia tidak ingin berprasangka buruk pasa Abra, bagaimanapun juga Abra tetap sahabat Anya.

Anya daritadi hanya memperhatikan permainan futsal Darren, Darren nampak tampan dengan keringat didahinya. Matanya melirik sepasang kekasih yang bertengkar hebat dengan suara yang nyaring. Mereka berdua keluar dari lapangan futsal karena sang lelaki menarik kasar tangan gadis itu, pikiran Anya mulai diliputi pikiran negatif sekaligus rasa ingin tahu, tanpa menunggu lama Anya langsung mengikuti mereka berdua.

Darren Dan Anya (sebagian di private )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang