Six

5K 180 5
                                    

" Anya, itu kaki lo kenapa?" Icha melihat kaki Anya yang diperban.

" sepatu gue ilang kemaren, gara-gara manjat pager," Icha mengerutkan keningnya,

" terus hubunganya ama kaki lo apa Nya?" Viola bertanya bingung, membuat Anya terkekeh lalu mengambil nafas panjang.

" gue males pake sepatu, jadi kaki gue, gue lapisin perban ama spidol merah biar dikira kaki gue sakit, dengan alasan itu gue bisa make sendal," Viola dan Icha hanya menggeleng-geleng tak percaya.

" gausah geleng kepala gitu, kesannya gue bandel banget," Anya membuka novel kesukaannya, membukanya secara perlahan,

" astaga Anya, baper amat sih lo," Viola protes dengan sikap Anya yang cepat tersinggung,

Anya hanya diam, tanganya membuka lembar halaman berikutnya dari novel,

" Anya, ni buat lo. Biar kaki lo cepat sembuh," Suara yang familiar membuat Anya mengalihkan pandanganya dari novel yang dibacanya,

" lo sih Ris, gara-gara lo kemaren gak bawa buku pr Anya. Kakinya sekarang jadi luka-luka gitu," Icha mencaci maki Aris, membuat Anya dan Viola hanya tertawa kecil.

" gue minta maaf Nya, gue siap kok kalo harus gendong lo ampe rumah," Aris menatap Anya memohon, membuat Anya memasang wajah cueknya,

" modus!" Viola protes sambil melirik kesal Aris,

" hari ini gue lagi PMS, kalo lo gak mau gue makan hidup-hidup mending lo cabut sekarang," Aris hanya menatap takut Anya, lalu melangkahkan kakinya pergi ke tempat duduknya,

Suara langkah kaki membuat semua murid duduk dengan tenang, seorang priah paruh baya membawa setumpuk buku yang langsung ditaruh mejanya,

" hm, selamat pagi anak-anak," suara bas nan tegas membuat murid menjawab salamnya,

" saya kemarin mengoreksi ulangan matematika kalian, dan hanya beberapa orang yang tuntas dalam ulangan harian ini," suara tegas pak Jeri membuat semua murid dalam suasana getar getir.

" Anya Loveina, Aris, Mili, Fatha, dan Debi. Hanya itu yang tuntas, dan kalian yang tidak tuntas silahkan cari 50 soal," ucapan pak Jeri membuat murid hanya menghela nafas kesal.

Mata pak Jeri mencari sosok Anya,
"Hei Anya, kau dicari ibu kau. Turunlah sekarang ibu kau sudah di ruang tunggu," suara khas batak pak Jeri membuat Anya langsung berdiri dan meninggalkan kelasnya,

Abra
Nya gue gak bisa anter lo pulang, baru aja selesai tanding basket.

Anya mengerutkan keningnya, kakinya terus melangkah menuju ruang tunggu,

Anya
Di jemput nyokap

Sent

Anya kembali memasukan ponselnya ke dalam saku bajunya, telinganya sedikit mendengar suara. Suara kelakson mobil dari arah gerbang menyadarkannya.

" Anya sayang, cepetan. Kamu udah kami tunggu," Suara mama Anya, membuat Anya berjalan malas menuju mobil.

Perlahan Anya membuka pintu mobilnya, pemandangan gadis sebaya yang sangat dikenalnya membuatnya bingung, Anya mengambil posiai di samping gadis itu.

" Nya, ini Angel. Anaknya om Romi," Anya hanya diam mendengar ucapan mamahnya,

" Anya, mamah bicara sama kamu,"

" Anya udah kenal. Angel pacar Abra," Anya menjawab cuek sambil membuang wajahnya dari ibunya,

" Wah Angel, ternyata kamu pacaran sama Abra, kalian cocok banget," mendengar pujian dari mamah Anya membuat Angel hanya tersenyum kecil.

Darren Dan Anya (sebagian di private )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang