Twenty

1.6K 90 10
                                    

" maaf ya tadi malem aku gak dateng," Darren memberikan setangkai bunga melati untuk Anya.

" gakpapa Ren, tapi lain kali kalo mau nganterin mamah kamu, kamu bilang ke aku. Biar aku gak nunggu kamu lama," ucap Anya sambil mengambil bunga melatinya.

Darren diam dalam pikirannya. Matanya menatap Anya yang masih asyik mencium harum bunga melati. Rasa bersalah mulai menjalar dalam dadanya, ada rasa sesal tapi ada juga rasa senang karena Darren bertemu lagi dengan Lisa.

" kok bengong sih. Nih makanan buat kamu, kata Ica kamu suka nasi goreng sayur."

Anya memberikan kotak nasi berwarna ungu pada Darren. Darren semakin diam, rasa bersalahnya benar-benar bertumpuk. Darren mangambil kotak nasi pemberian Anya sambil tersenyum kecil.

" Nya, apapun yang terjadi nanti. Tetep percaya sama aku ya," ucap Darren sambil menatap intens mata Anya.

Anya diam, lalu mengerutkan keningnya.

" aku gak tau Ren, karena aku takut yang bakal terjadi nanti..."
Anya menghela nafasnya.

" plis Nya, janji sama aku ya," Darren memegang kedua tangan Anya sambil menatapnya.

Anya mengangguk. Darren tersenyum lega. Darren butuh waktu, dia butuh waktu untuk menentukan pilihannya, Darren tidak ingin melepas Anya, tapi Darren juga tidak ingin melepas Lisa.

Pelajaran biologi membuat hampir semua siswanya terbang mimpi karena bu Disa seperti mendongeng. Guru dengan khas jilbab ala ala ini mendapat julukan 'BUNCI' yang artinya Ibu Kelinci, bu Disa mendapat julukan seperti itu karena giginya sudah mulai keropos dan hanya gigi kelincinya yang masih tersisa.

" Nya, gue tidur dulu ya 5 menit aja."

Ica menaruh kepalanya diatas meja sedangkan Anya daritadi serius memperhatikan penjelasan bu Disa. Entahlah, sejak pacaran dengan Darren, Anya merasa semangat menjalani kehidupannya.

Darren
Nanti kita nonton ya Lis, jam 18.00 gue jemput lo

Pesan singkat dari Darren membuat Anya menyerngitkan keningngnya. Anya berfikir keras tentang nama yang tertera pada pesan Darren Lis. Nama tersebut tidak asing bagi Anya, Anya menggelengkan kepalanya, pikirannya tertuju pada satu nama yaitu Lisa Olivia. Mantan pacar Darren.

Darren gelisah sendiri, bagaimana bisa pesan tersebut salah kirim.

Anya
Aku Anya Ren, kamu salah kirim kali.

Darren menghela nafasnya lega, untung Anya tidak bertanya yang macam-macam terhadap Darren.

Ica dan Viola Daritadi asyik bergelung di tempat tidur Anya.

" Nya, lo lagi ngapain sih?" Ica bertanya sambil membolak-balik novel Anya, karena ponsel Ica daritadi dipinjam oleh Anya.

" stalking mantannya Darren."

Viola tertawa karena kelakuan Anya. Satu lagi informasi buat para cowok, para cewek gabakal diem aja pas tau kalian mulai mengingat mantan. Para cewe bakal mulai stalking semua mantan kalian.

" Ca, kok temen-temennya Darren gak follow Lisa?"

Ica mendekati Anya, Viola melirik Ica curiga.

" kata Kak Safa, si Miko,Aldo sama Abra itu sebel banget sama kelakuan si Lisa karena Lisa itu cewe 'gak bener' " ucap Ica yang membuat Anya semakin penasaran dengan Lisa.

" terus Nya, kak Safa juga bilang kalo si Lisa itu sering banget keluar masuk klub malem, semacem Angel gitu deh."

Anya masih diam. Matanya kemudian menatap Ica lagi.

" Nya kalo lo pengen tau tentang Lisa, lo tanya sama Miko,Aldo, atau Abra."

Ica mengambil ponselnya dari tangan Anya. Anya berfikir sejenak, Anya tidak mungkin bertanya pada Abra karena hubungannya dengan Abra tidak sedekat dulu.

Darren dan Lisa sedang asyik menikmati film romantis yang sedang diputar, sesekali Lisa melirik Darren sambil tersenyum senang.

" Ren," ucap Lisa sambil menatap Darren dengan lekat.

" hmm."

" kamu masih sayang sama aku kan?" Lisa bertanya hati hati.

Darren mematung ditempatnya, matanya masih menatap Lisa, lidahnya kaku dan bibirnya seakan membisu.

Cup
Suara kecupan bibir Lisa yang sudah mendarat diatas bibir Darren. Tubuh Darren benar-benar kaku, Darren tidak ingin munafik, dia seorang laki-laki yang memiliki hawa nafsu. Darren membalas ciuman Lisa, tapi bayangan Anya berkelebat didalam kepalanya, buru-buru Darren menghentikan ciuman itu.

" sorry Lis," Darren membenarkan posisinya.

Sedangkan Lisa masih menahan kecewannya karena penolakan Darren yang tiba-tiba.

Anya serius memaikan pianonya, sesekali ia salah membaca not balok dan mendapat teguran dari gurunya.

" kamu ini kenapa Nya? Kenapa daritadi kamu kaya orang linglung."

Anya hanya tersenyum tanpa menjawab.

" yasudah, besok kita lanjutkan."

"oke miss," jawab Anya sambil tersenyum.

Anya melihat jam tangannya yang sudah menujukan pukul 20.00.

" Anya, lo ngapain disini?" tanya Aldo yang baru keluar dari salah satu ruangan sambil membawa gitarnya.

" Aldo? Lo juga ngapain disini? "
Tanya balik bertanya.

"gue baru aja selesai les gitar Nya, lo sendiri?"

" gue baru selesai les piano Do."

"kok gak dijemput Darren?" tanya Aldo sambil mengerutkan keningnya.

" lah, bukannya Darren latihan futsal sama lo?" Aldo menggaruk tekuknya, bingung harus jawab apa.

" kok diem sih? Lo gak latihan futsal?" Aldo hanya tersenyum kecil sambil menutupi kebingungannya.

" yaudah gue duluan ya," ucap Anya.

" Nya tunggu deh, lo bareng gue aja yuk, ini udah malem, ujan pula. Gue bawa mobil soalnya."

Anya berfikir sebentar, kemudia menganggukan kepalanya. Ini adalah kesempatan Anya bertanya pada Aldo tentang Lisa.

Suasan mobil Aldo tidak akward, karena daritadi Anya dan Aldo berbincang.

" Do, kenal Lisa Olivia gak sih?" Anya bertanya sambil berpura-pura tidak tahu.

" kenal, kenapa emangnya Nya, dia ganggu lo atau apa?" Anya mengerutkan keningnya.

" Do. Lo kan sahabatan ama Darren dari SD, dan gue pacaran sana Darren juga udah hampir 4 bulan. Gue pengen tahu tentang Darren Do."

Aldo diam, tampak berfikir sambil memegang setir mobilnya.

" Nya, ini diluar urusan gue, bukannya gue gak mau ngasih tau tapi biar Darren yang kasih tau Nya. Dan kalo nanti Darren nyakitin lo, gue dan Miko bakal ada buat lo, karena bagi kita lo itu bisa ngerubah Darren jadi orang yang lebih baik."

Anya tersenyum getir, terlalu banyak rahasia yang yang belum terungkap.

" makasih ya Do, gue hargain itu kok. Lo emang sahabat yang baik."

" coba lo telfon Darren Nya, siapa tahu latihan futsalnya udah selesai."

Anya mengangguk dan menuruti perkataan Aldo. Sedangkan Aldo hanya diam sambil tersenyum devil, karena Aldo tahu pasti Dareen berbohong pada Anya. Hari ini sama sekali tidak ada latihan futsal.

'halo,'

"kamu dimana Ren, kenapa suara musiknya keras banget."

'maaf saya hanya bartender, yang punya hp lagi didance floor mba,"

" oh, maaf."
Anya langsung mematikan ponselnya. Sedangkan Aldo melihat reaksi Anya yang tampak kecewa.

Hai guys. Sengaja gue percepat hubungan Anya sama Darren udah 4 bulan jadi jangan bingung oke! Please komen dan vote, see di next chapter

Darren Dan Anya (sebagian di private )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang