Anya baru saja menuruni anak tangga, sudah ada Darren yang duduk manis sarapan bersama mamahnya dan ayah tirinya. Seragam yang melekat pada tubuhnya menandakan bahwa Darren pasti ingin menjemput Angel,
" pagi sayang, Angelnya mana?" Mamahnya berbicara sambil mengoles selai coklat pada rotinya,
" masih dandan kayaknya," Anya duduk di kursinya,
" hai Anya," sapaan Darren hanya dibalas senyum tipis dari Anya,
" Angel memang suka gitu Nya, dia bahkan rela bangun sebelum subuh buat make up wajahnya. Bahkan papah pernah marah sama Angel gara-gara dia beli make up sampai 5 juta," Anya membulatkan matanya, begitu pun Darren. Ada rasa canggung yang menyelimuti diri Anya saat kata-kata 'papah' terlontar dari mulut orang lain.
" berarti beda banget ya sama Anya. Kamu tahu Darren? Anya paling gak suka pake alat-alat make up atau sejenisnya," Darren terlihat sangat antusias saat mendengar cerita tentang Anya.
" mah," Anya memperingatkan untuk tidak melanjutkan cerita tentang dirinya.
" dan yang parahnya lagi Anya pernah nangis 3 hari 2 malam cuma gara-gara si cimol, kelinci kesayangannya yang mati," Anya mendesah pasrah mendengar ucapan panjang lebar ibunya.
" pagi semua!" Angel menuruni anak tangga lalu duduk dikursinya,
" Darren, tumben banget mau jemput aku," Darren tersenyum kecil mendengar ucapan Angel.
Yang Angel tahu, Darren sangat mager jika disuruh antar jemput, bahkan saat Angel dan Darren masih pacaran dulu, Darren pernah marah karena Angel meminta Darren untuk menjemput bimbel dan menunggu berjam-jam.
" ayok berangkat," Angel berdiri dari tempatnya,
" Anya bareng sekalian aja yuk," Darren menoleh pada Anya yang sedang mengunyah makanannya,
" eh, gak usah, gue bareng Abra." senyuman Darren mulai memudar, otaknya mulai berfikir.
" Abra tadi bilang ke gue, dia berangkat duluan, katanya dia ada latihan basket sebentar," Darren mencoba meyakinkan Anya agar mau berangkat bersamanya dan Angel,
" iya kamu bareng Darren sama Angel aja, nanti keburu telat," Anya hanya tersenyum kikuk mendengar saran dari papah Angel.
Anya akhirnya mengikuti saran papah Angel untuk berangkat bersama Darren dan Angel, dan alhasil sekarang dia harus menjadi obat nyamuk di kursi penumpang karena daritadi Angel dengan terang-terangan menujukan adegan mesranya dan mengucapkan berbagai kata cinta.
" Ngel, gak enak ada Anya," Darren mencoba melepaskan tangan Angel dari lengannya.
" biarin aja sayang, biar dia iri," Angel masih tetap memegang lengan erat Darren erat,
" nanti kita beli nasi uduk di tikungan sana ya," tangan Angel masih menunjuk kearah depan, sedangkan Darren hanya mengangguk,
Mobil Darren berhenti disalah satu tikungan, Angel mulai keluar dari mobilnya. Sedangkan di dalam mobil sekarang hanya ada Anya, Darren dan keheningan.
" Nya," Darren menatap Anya lewat kaca yang ada di depannya,
" kenapa?" pandangan Anya beralih pada Darren,
" nanti ke panti ya, gue kangen sama anak-anak," Anya mengerutkan keningnya mendengar ucapan Darren,
" kenapa gak ngajak Angel?" Anya bertanya heran,
" dia gak suka anak kecil," Darren masih menatap Anya lewat kaca,
" kenapa gak ama temen-temen lo?" Anya bertanya lagi,
Darren menghela nafasnya,
" mereka punya kesibukan masing-masing. Kalo lo mau nanya kenapa gue gak sendiri aja jawabannya karena anak-anak disana pasti pada nanyain lo juga," Anya diam sejenak," yaudah nanti gue kabarin kalo gue bisa," Anya measih menatap Darren,
" ntar gue jemput aja," Anya menggeleng,
" gue gak mau cari ribut sama cewe lo," Darren menoleh menatap Anya,
" hari ini Angel ada bimbel." Anya diam sejenak, pikiran berkelana yang tidak-tidak,
" lo gak ada maksud lain kan?" Anya menatap Darren curiga,
" gue..-"
" sorry ya lama, tadi ngantri." Angel memotong ucapan Darren, sedangkan Darren membenarkan posisinya kembali,
" kalian ngomongin apa sih tadi? Serius banget keliatannya," Darren mulai berdehem sejenak,
" tadi Darren ngajakin gue ke panti asuhan yang biasa gue kunjungin," Anya berkata santai, sedangkan Darren masih kikuk ditempatnya.
Angel masih melirik Darren tajam,
" sejak kapan kamu suka anak kecil? kamu kan benci anak kecil," Angel menyindir Darren, sedangkan Darren hanya berdehem.Anya memasuki ruang kelasnya, Icha dan Viola masih sibuk dengan pr kimianya, pr sulit level dewa!
" Nya,kimia udah?" Anya mengangguk, pasti Aris sudah mengerjakannya,
" gue ke Aris dulu ya," Icha hanya menggeleng-geleng maklum,
" Aris, lo ngerjain pr gue nggak?" Anya berkata lembut,
" yeh, si Anya temen kalo butuh," celetuk Tika,
Anya menoleh sambil cengengesan,
" gue mah teman pasti butuh Tik," Anya kembali menatap Aris yang masih diam," Ris, denger gue gak sih?" Anya masih menetralkan suaranya,
" sorry Nya, gue mau move on dari lo, jadi gue gak ngerjain pr lo," mata Anya melebar,
" Ris, lo kok gak bilang? Kimia kan jam pertama Ris," Anya geregetan dan langsung kembali ketempatnya.
Anya baru saja ingin menulis pr kimia, ternyata bu Tera sudah datang,
'sial' batin Anya." sekarang kumpulkan pr kalian! Dan yang tidak mengerjakan silahkan langsung berjemur di lapangan!" Anya masih diam mendengar ucapan bu Tera,
" Nya, lo gak mau maju?" pertanyaan Icha mendapat gelengan kecil serta wajah cemas Anya,
" ini kenapa bukunya kurang 2? Maju yang tidak mengerjakan! Jika tidak hukuman kalian akan lebih berat!" ucapan lantang bu Tera membuat seluruh isi kelas hening.
Anya menghela nafasnya, mau tidak mau dia harus maju, daripada dia harus berurusan dengan bu Tera, bisa-bisa Anya menjadi bahan gosip para guru, mata Anya melirik Cakra yang ternyata tidak mengerjakan PR juga,
" wah kalian sepertinya sejoli, tidak mengerjakan pr saja bersama," ingin rasanya Anya melepas kecoa ke jambul bu Tera yang tinggi itu, sedangkan Cakra hanya menatap malas bu Tera,
" sekarang kalian maunya apa?" pertanyaan menjebak yang sering bu Tera sajikan untuk anak anak pembakang kepada dia.
" saya mau cabutin rumput aja bu," jawaban Cakra membuat Anya melebarkan matanya,
'dia pikir halaman sekolah segede kandang tikus kali' ucap Anya dalam hati.
" kamu yakin Kra? Halaman kita luas banget," Cakra mengedikan bahunya cuek mendengar pertanyaan bu Tera.
Anya sudah menghabiskan satu botol air mineralnya, sedangkan Cakra daritadi malah asyik memainkan ponselnya,
" hp terus, lo kira melototin tu hp bisa bikin cepet kelar apa?" Anya bertanya sebal, tetapi diacuhkan oleh Cakra.Anya menghela nafasnya lagi, otaknya menacari ide agar pekerjaan cepat selesai, yah! Anya mendapatkan ide cemerlangnya.
" Nya lo gak takut kalo bu Tera ngeliat apa?" Cakra menyantap pop mie yang baru saja dipesannya,
" udah santai aja, lagian pelajaran bu Tera selesai juga masih lama, jadi gak mungkin dia keluar dari kelas kita jam segini," Anya ikut menyantap baksonya,
Cakra masih menggelengkan kepalanya, padahal Cakra selalu berfikir kalo cewe itu paling males cari gara-gara sama guru dan gak akan berani cari masalah sama guru, tapi Anya, dia bahkan mematahkan semua presepsi tentang cewe. Anya unik,konyol dan gila! Bayangkan saja, Anya baru saja membayar pak tukang kebun hanya untuk mencabuti rumput liar yang tak seberapa,

KAMU SEDANG MEMBACA
Darren Dan Anya (sebagian di private )
Genç KurguDarren anak populer dan pembuat onar, kerjaanya cuma cari masalah setiap ada kesempatan, dengan puluhan mantan dari kalangan atas. Anya, cewe polos, ramah, pecicilan dan konyol. Hampir semua guru mengenalnya, karena tingkah konyol yang selalu dia bu...