Eleven

2.3K 123 0
                                    

" Itu kenapa pintunya di kunci? Lo gak bakal macem-macem kan?" Anya bertanya curiga, membuat Darren tertawa sebentar,

" Angel pasti bikin keributan lagi, ntar kalo gak gue kunci, bisa bisa dia langsung masuk terus jambak lo lagi deh," Darren duduk di samping Anya,

" kepala lo pusing gak? Jambakan Angel pasti sakit banget ya?" Darren bertanya khawatir, membuat Anya mengerutkan keningnya,

" lo kenapa sih Ren? Kok jadi aneh gini, gue baik-baik aja, gue mau ke kelas dulu ya," Anya mulai berdiri dan melangkahkan kakinya,

Anya membuka pintu UKSnya, ternyata sudah ada Abra dan Angel yang sudah berdiri di pintu UKS,

" Nya lo gak papa kan?" Abra memegang pundak Anya,

" gue gak papa, gue mau ke kelas," Abra mengikuti langkah Anya.

Sedangkan Darren menghela nafasnya,
" kenapa ngehela nafas gitu, sedih Anya nya udah balik? Pengen lama-lama sama dia?" sindiran Angel membuat Darren langsung menatapnya,

" kamu itu kenapa sih Ngel? Tiba-tiba jadi posesif gini?" Darren masih menatap heran kekasihnya itu,

" kenapa? Aku cuma mau cari aman aja, aku udah dapetin kamu susah payah, dan aku juga gak mau kalo hati kamu gak buat aku lagi!" Angel menatap tajam Darren,

Darren menghela nafasnya lelahnya,
" terserah lo!" Angel kaget mendengar ucapan Darren,

Darren masih bingung dengan tingkah posesif Angel, baginya itu semakin membuatnya tidak nyaman. Entahlah, Darren rasa, kenyamaan yang dulu ia rasakan mulai hilang perlahan. Pikirannya kembali pada Anya! Gadis yang membuatnya sedikit kesal karena dekat dengan Abra,

" Ren, lo kenapa? Muka lo kaya nenek linglung kalo kaya gitu," Darren menatap Miko,

" bingung gue ama sifatnya Angel, jadi posesif gitu, untung tadi Anya gak kenapa-napa," Aldo tertawa mendengar keresahan hati sahabatnya itu,

" lo itu sebenernya bingung karena Angel yang posesif, atau khawatir ama Anya sih?" Darren melirik Miko, lalu diam sejenak.

" udahlah, males gue ngomongin gituan, mending ntar sore kita persiapan aja buat balap motornya," Darren mengalihkan pembicaran, mengobrol tentang percintaan dan wanita, membuat kepalanya pusing.

" Mik, rokok lo masih ada gak?" ucapan Darren membuat Miko menggelengkan kepalanya,

Miko membuka tasnya dan memberikan sebubgkus rokok pada Darren. Darren berdiri dari kursinya,

" gue mau ngerokok, ada yang mau ikut?" Miko ikut berdiri dari tempatnya, sedangkan Aldo kembali menggelengkan kepalanya.

Jika ditanya siapa yang paling suci diantara mereka berempat, jawabannya adalah Aldo! Ngerokok gak pernah, minum apalagi, paling cuma nonton sahabatnya ngerokok.

" Aldo, Aldo. Lo beneran gak malu punya sahabat sebejat gue,?" Darren bertanya meremehkan,

" justru yang bejat lebih asyik Ren," Aldo terkekeh sambil menjawab Darren.

Berbeda dengan Anya yang dari tadi mendengar caci maki dari Viola,
" lagian Nya, elo bukannya bales malah bengong ngeliatin sotonya," Anya hanya diam sambil memijit kepalanya pelan,

" tau ih si Angel bar-bar banget kelakuannya, kalo gue jadi Darren, gue udah putusun cewe kaya gitu," Ica geram sendiri melihat Anya,

" namanya juga cinta Ca, mau sejelek apapun orang itu, pasti kita nganggepnya sempurna," ucapan sendu Anya membuat kedua sahabatnya menoleh,

" lo suka sama Darren Nya?" Ica bertanya ingin tahu,

" enggaklah, lagian gak mungkin juga, karena....-" Anya menghentikan kalimatnya, membuat Viola menghela nafas kesal,

" Nya kalo ngomong tuntasin kenapa! Sok-sok bikin teka-teki lo," wajah kesal Viola membuat Anya kembali terkekeh,

" Hm, hai Nya," Suara berat Aris membuat ketiganya menoleh,

" gue udah gabung eskul basket, dan besok sore gue ada latihan. Lo temenin gue ya," Aris berbisa masih dengan gaya sok coolnya.

" Aris, Anya besok mau jalan sama kita-kita, jadi gak mungkin bisa nemenin lo latihan basket," Anya menggigit bibir bawahnya mendengar ucapan Viola, karena Anya merasa sedikit tidak enak dengan Aris yang suda baik padanya,

Aris berfikir sejenak,
" its okay, tapi gimana kalo ntar malem kita nonton bioskop ya," mendengar ajakan Aris, Anya kembali diam,

" hmm, oke," Aris tersenyum sumringah, sedangkan Ica dan Viola hanya melongo,

Anya melangkahkan kakinya ke rumah miliknya, mamahnya sudah menunggu dengan pandangan amarah,

" masih inget pulang?" pertanyaan sarkastis mamahnya membuat Anya mengabaikannya dan tetap menaiki tangga rumahnya,

" 2 hari lagi mamah akan menikah," Langkahnya terhenti karena pernyataan dari mamahnya,

" oh," Anya merespon singkat, membuat mamah Anya semakin marah,

" mamah gak butuh persetujuan kamu lagi! Dan mamah mohon kamu harus hadir tanpa membuat ulah!" Anya masih diam,

" oke!" jawaban singkat Anya diikuti dengan kakinya yang melangkah pergi ke kamarnya,

From : Abra
Nyokap lo marah lagi ya? Suara kenceng banget Nya,

Anya mengerutkan jeningnya, mana mungkin Abra bisa mendengar teriakan mamahnya,

To :Abra
Jangan nguping mulu!

" Anya," teriakan keras dari mamahnya membuat Anya memasang wajah malasnya, kakinya melangkah keluar dari kamarnya,

" kita ke butik yuk, cari gaun buat kamu sama Angel biara samaan, lagipula bentar lagi kan kalian bakal jadi adik kakak," Angel memasang senyum liciknya, sedangkan Anya hanya diam karena malaz menanggapi Angel,

" mamah aja deh sama dia, aku males," mendengar ucapan Anya membuat mamahnya melotot padanya,

Satu lagi yang Anya mulai benci dari mamahnya, sifat munafik yang mulai melenkat pada mamahnya membuat Anya ingin rasa pergi dari rumah ini,

" oke!" mamahnya langsung tersenyum lebar pada Anya,

Anya buru-buru ke kamarnya dan mengambil ponselnya,

From : Abra
Angel ngapain ke rumah lo Nya,

To : Abra
Tanya sendiri sama mantan terindah lo itu!

Angel memasuki mobil hitamnya, duduk bersama Angel yang sedari tadu asyik selfie,

" Anya, lo mau foto bareng gue. Tapi gak usah deh, ntar Darren kepo lagi kenapa gue bisa akur sama lo," Angel berbicara pelan seperti orang berbisik,

Anya mengerutkan keningnya,
" lo masih cemburu gara-gara tadi?" Anya bertanya sambil memasang senyum liciknya,

" gimana kalo gue jadi selingkuhannya Darren, seru kali ya. Yah, secara kan dulu lo selingkuh dari Abra," tangan Angel terkepal kuat,

" gausah cari masalah sama gue! Lagi pula mustahil Darren selingkuh sama lo, karena dia cuma cinta sama gue," Angel berkata percaya diri,

" emang gak mungkin sih, tapi bukan karena Darren yang terlalu cinta sama lo, tapi karena tukang selingkuh itu pasangannya ya sama peselingkuh. Dan gue gak sebrengsek itu!" ucapan Anya benar-benar membuat Angel jengkel,

Darren Dan Anya (sebagian di private )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang