Angin yang mempunyai gelombang kuat menghempaskan apapun yang berani mencoba mendekatinya diikuti sambaran dari angin berwarna merah dan petir hijau.
Tempat bertarung Andre dan Lorix kini hancur lebur, hanya mereka saja yang masih berdir tegak.
"Jika terus begini maka Budey dalam bahaya!" batin Andre yang sempatnya mengkhawatirkan Budey.
Tanpa Andre sadari dua pedang merah melesat menggores lengan kanannya tapi luka itu segera menutup setelah petir hijau menyambar luka buatan Lorix. Seperti sebuah sulap saja.
"Apa yang kau pikirkan? Lawanmu adalah aku!!" kesal Lorix melihat tingkah Andre.
Andre tersenyum masam dibuatnya. "Aku juga tahu..."
Andre menembakkan sepuluh petir hijau ke tempat Lorix tapi Lorix menahan semua anak panah itu dengan perisai anginnya.
"Bila serangan biasa tidak mempan maka tidak ada pilihan lagi selain 'itu'..." cetus Andre.
"Aku setuju denganmu!" tanggap Lorix.
"Hei! Uruslah urusanmu sendiri.." tegur Andre sambil tersenyum.
Hush....
Bzzz....
Angin merah yang mengelilingi Lorix tadi berpindah ke belakangnya kemudian membentuk sepasang sayap merah dan sebuah ekor tajam.
Sedangkan petir Andre menjalar ditangan kirinya... Menyelimuti lebih tepatnya. Bukan itu saja tapi terdapat dua permata yang mengeluarkan percikan petir disamping kiri dan kanan Andre.
"Mari... Kita buka panggung utamanya!!"
..
"AAAAAAA!!!" teriak kedua gadis kembar bersurai hitam yang ada di depan Lazarus yang sekarat dan Doronthea yang tak sadarkan diri.
"A - Apa yang terjadi?" tanya Lazarus.
Kedua gadis kembar itu lalu menjerit kesakitan, kulit mereka mulai terkelupas, kedua bola mata mereka hilang digantikan pancaran cahaya ungu. Dan sesuatu yang mengerikan terjadi, yaitu tubuh mereka berdua meledak. Organ - organ tubuh mereka mengumpul menjadi satu dan hingga pada akhirnya membentuk sesosok monster yang mengerikan.
Sesosok monster yang bagian dalamnya dipenuhi tentakel sampai ke bawah dan bagian luarnya tertutup lapisan air yang bergerak, kepalanya berbentuk bulat dengan empat mata menyala kuning, kedua tangan yang besar penuh duri dan jari - jari yang tajam.
Pezzzzzz......
Suara raungan yang aneh tapi dapat mengembalikan air seperti sedia kala.
"Airnya kembali?" bingung Lazarus. "Lupakan itu, yang lebih penting aku har----" perkataan batin Lazarus terhenti setelah menyadari jika monster tadi telah hilang.
Pezzzz....
Suara geraman aneh terdengar aneh, itu adalah milik sesosok monster tadi.
Monster itu mengayunkan cakarnya ke tempat Lazarus yang tidak tahu apa - apa.
Vrasss....
..
DHUAR!!!!
Ledakkan yang cukup hebat terjadi ditengah pertarungan Andre dan Lorix
Hash....
Bersamaan dengan itu air laut kembali seperti sediakala dan membuat angin serta petir menghilang.
Tapi itu tidak menjadi kendala bagi Andre. Andre melesat cepat ke tempat Lorix seraya menyerangnya tapi berhasil ditangkis oleh Lorix.
"Ugh!" pekik Lorix merasakan otot tangannya kesakitan.
Melihat ekspresi Lorix seperti itu Andre tanpa balas kasihan menyerang Lorix. Andre menghantamkan kepalanya ke hidung Lorix dan Lorix kehilangan keseimbangannya.
Percikan hijau tercipta di cutlass Andre dan air mengumpul disana.
"HAAAA!" teriak Andre keras sebelum tebasan air listrik itu menjatuhkan Lorix ke bawah.
"Selanjutnya..." Andre menendang air yang ada bawah kakinya membuatnya melesat cepat ke tempat Lorix dengan posisi Cutlass siap menusuk.
Trang!!!
Dentingan nyaring pedang terdengar ditelinga setelah Andre menusukkan pedangnya.
Dibalik asap ada Lorix yang berhasil menahan tusukan Andre dengan ekspresi kesal.
"HAAA!" kali ini Lorixlah yang berteriak keras.
Aura merah keluar dari tubuhnya dan mendorong Andre ke atas. Lorix bangkit dan menebas perut Andre dengan cepat lalu pada saat tebasan kedua Andre berhasil menahannya tapi Andre terpental jauh akibatnya.
"Sialan!" kutuk Andre yang bangkit.
Andre menatap kesal Lorix yang melayang di atasnya, Andre melihat Lorix inginnya menyerang tapi tiba - tiba saja dia juga berhenti.
"Kenapa?" batin Andre bingung.
Tidak lama kemudian Mii dan Vertua datang dibelakang Lorix.
"Hei Lorix sepertinya kau terluka parah?!" seru Vertua dengan santainya.
"Kak Mii, Kak Vertua??" kaget Lorix.
"Lorix kita pergi dari sini, Lord memerintahkan kepada kita untuk mundur..." cetus Mii.
"Tapi, bagaimana dengan mereka dan lainnya?" tanya Lorix.
"Akane dan Panzer sudah mati.." jawab Mii dingin, mendengar itu Lorix menggenggam kuat tangannya. ".Dan juga kedua gadis itu tidak bisa ditolong lagi. Kita harus pergi dari sini. SEGERA!"
"Baik.." balas Lorix lirih.
Lalu Vertua melayang melewati Lorix. "Hoi kau yang ada dibawah..." panggil Vertua kepada Andre. "Hati - hati dengan punggungmu!" lanjut Vertua.
"Punggung?" bingung Andre lalu terdengar suara bising yang aneh tepat dibelakang Andre.
Vraassss...
Sesuatu yang tajam menebas seluruh bagian belakang Andre.
Andre jatuh ke pasir dengan darah biru mengalir deras.
"C - Cepat sekali?!" cetus Andre sebelum tidak sadarkan diri.
Monster itu kembali mengeluarkan suara anehnya, dia meraung dalam waktu sangat lama sampai suara teriakan kuda menghentikan.
"Owh~ Apa yang kita dapat disini?!" seru Savarus yang tiba - tiba datang. "Kau baik - baik saja, Andre?" lanjutnya bertanya tapi tidak dijawab.
Savarus turun dari Paus, memperbaiki posisi topinya lalu menyeringai lebar ke arah sesosok monster yang ada di hadapannya.
"Sepertinya kau sangat bersenang - senang, kawan..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]The Blue Knight : Water Aluchrono[END]
Fantasy[Book I - The Blue Knight] Genre : Adventure, Magic and Undersea Albert Waver adalah seorang pemuda yang baru lulus sekolah tapi sebuah kecelakaan membuatnya terlempar ke dunia lain, yang dimana semua penduduknya dapat bernafas di dalam air. Disana...