Merlin sengaja berpisah dengan yang lain untuk memperluas bantuan agar Fort Tear dapat bertarung dengan seimbang. Merlin melesat naik ke atas kapal selam dan langsung menusuk lawannya tapi lawannya dapat menghindari tusukan Merlin dengan begitu mudahnya.
"Wah~Wah~Lihat... Siapa yang ikut dalam perang?!" kagetnya dengan nada dibuat - buat.
Orang... Wanita itu menunduk sok hormat.
"Tuan Puteri..." hormatnya.
Wanita itu memiliki surai abu - abu dengan manik merah muda, mengenakan jubah biru tua yang sangat mencolok.
Merlin meringis kesal. "Bertarunglah!" pinta Merlin.
"Bertarung? Dengan anda? Tidak - tidak. Anda adalah Tuan Puteri dunia bawah laut, saya tid--"
"--Hentikan itu, Dasar Pengkhianat!" potong Merlin dengan kata - kata kasar.
Senyuman wanita itu pudar, digantikan tatapan kosong.
"Pengkhianat? Aku maksudmu??" tanyanya sembari menatap.
Merlin bergidik takut melihat manik kosong tanpa cahaya sedikit pun itu.
"Aku bukan seorang pengkhianat, ayahmu dan para pelayannya lah yang berkhianat!!" teriak wanita itu penuh kemarahan.
"Kau yang hanya diam di kamar yang nyaman dan hanya mendapatkan kabar yang tak pasti. Memangnya seberapa hebatnya itu ketimbang dari perjuanganku demi Aluchrono? Kalian membuangku setelah semua usaha yang aku lakukan. Kalian semua itu egois, mengorbankan seseorang demi kepentingan pribadi..." tuturnya.
Merlin kembali meringis.
"Aku minta maaf atas yang aku katakan tadi. Memang benar aku tidak hebat dan aku juga bodoh tapi..." jeda Merlin menatap yakin. "Ada tujuan dan keinginan yang ingin aku capai, maka dari itu... Aku tidak kalah maupun mati disini!" lanjutnya.
Wanita itu meringis ingin tertawa tapi dia tahan.
"Kata - kata yang bijak, Tuan Puteri.." pujinya(?).
Titik - titi air mulai melayang disekitar wanita itu dan dia mengangkat pedang baja yang berbentuk seperti peluru torpedo itu.
"Mungkin benar tidak ada yang boleh membunuhmu tapi tidak ada yang bilang 'tidak' boleh melukaimu..."
Wanita itu menghunuskan pedangnya. "Margaret Fortes, Lorient Number X, Amazing of Water...." sambungnya.
Titik - titik air itu berkumpul di pedang torpedo Margaret, melayang tetap disana menunggu perintah. Margaret berseru dan sebuah laser terbuat dari kumpulan air tertembak ke tempat Merlin.
Tas....
Laser air itu meledak dan beterbangan kemana - mana, di ujung ledakan ada Merlin yang memposisikan rapier-nya menusuk.
"Aku tidak selemah yang kau kira, Nona Margaret..." kata Merlin dengan tatapan serius.
Merlin mengibaskan rapier ke kiri bawah dan titik - titik air putih berkumpul atau tercipta, titik air putih itu berkumpul dan mulai memutari mata rapier yang tipis itu. Merlin berseru lantang dan arus air menerbangkan surai putihnya yang panjang.
Merlin berlari ke tempat Margaret dan langsung menusuk, Margaret berhasil mengelak dan membalas serangan tapi Merlin begitu lincah, membuatnya dengan mudah menghindari tebasan Margaret. Merlin menghentakkan kaki kirinya lumayan kuat dan membuat posisi siap menusuk dengan badan condong ke depan serta lengan kiri membentuk sudut V. Air putih mulai berkumpul di ujung rapier, Margaret yang menyadari 'apa itu?'.. Dia langsung membuat pelindung air.
Rapier Merlin menusuk, menyentuh pelindung air Margaret. Air putih berkumpul serta berputar disana membuat pelindung air Mergaret ikutan berputar juga.
Duash??!
"Kenapa begitu kuat??" batin Margaret terkejut.
Margaret terlempar ke belakang dan pelindung airnya pecah, kalah dengan dorongan dari gelombang kejut air putih milik Merlin. Tubuh Margaret menghantam terumbu karang, tubuhnya terjepit di sela - sela lubang dan Margaret mengeluarkan darah biru.
"B - Bahkan gelombangnya sampai ke dalam tubuh? T - Tidak bisa dipercaya..." kata Margaret masih sadar dan tersenyum(?).
Saat bersamaan, Merlin datang dengan ekspresi muram. Merlin menatap Margaret kasihan.
"Aku.. Minta maaf!" Merlin minta maaf.
"H - Haha... Aku benci ayahmu dan keluargamu tapi Aku tidak membencimu.... Merlin!" ucap Margaret dengan senyuman.
"Maaf..." lirihnya sebelum tidak sadarkan diri.
Merlin mendekat dan mengambil sebuah kalung emas yang dapat menyimpan foto, di foto itu ada Margaret dan Merlin kecil.... Mereka berdua tersenyum polos.
"Aku juga minta maaf... Ibu!"
..
Trang....
Aduan pedang beda jenis itu terdengar jelas, tapi sayangnya tidak ada yang melihat pertarungan mereka berdua. Yang bertarung adalah Albert dan Vertua. Mereka terlihat imbang.
Vertua menarik tubuhnya ke belakang, mengelilingi pedang dengan aura kuning lalu menghempaskan tepat di depan Albert yang ada di ujung hidungnya.
"Zero!!" seru Albert.
Sosok monster aura keluar dalam bentuk roh atau hologram, sosok itu atau Zero..... Dia menyentuh cahaya kuning Vertua lalu membekukannya.
Vertua berdecak kesal. Vertua menghancurkan bongkahan es yang ada di depannya, saat yang berbeda Albert melompat ke atas dan mendarat dibelakang Vertua. Albert kembali memanggil Zero, Albert menebas punggung Vertua, saat itu juga muncul tebasan es yang mendorong Vertua paksa.
Vertua memutar badannya paksa ke kanan, tebasan Albert membekukan salah satu terumbu karang lalu bongkahan es itu pecah menjadi kunang - kunang es. Sementara Vertua berlutut kelelahan tidak jauh di depan Albert.
"Sudahlah hentikan. Pertarungan tidak menghasilkan apa - apa ini..." pinta Albert.
Vertua tertawa sinis. "Yang benar 'Perperangan tidak menghasilkan apa - apa', tapi pertarungan akan membuahkan hasil!" kata Vertua yang tersenyum sinis ke Albert.
Albert menghela nafasnya malu. "Kita dan pendahulu kita sangatlah berbeda. Kenapa kita harus melanjutkan perjuangan yang sudah tentu hasilnya apa..." ceramah Albert.
"Kau tahu? Mungkin aku mulai benci denganmu..." tatap benci Vertua.
Albert sekali lagi menghela nafas. "Tidak ada cara lain??"
"Tidak ada!!" sela Vertua.
Angin dalam laut berhembus melewati mereka berdua, Vertua menjadi tenang sama seperti Albert. Dia menghirup nafas dalam - dalam lalu menghembuskannya, saat bersamaan aura hijau muda mengelilingi sekujur tubuh Vertua.
"Hearth of The Right Knight, Greyell!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]The Blue Knight : Water Aluchrono[END]
Fantasy[Book I - The Blue Knight] Genre : Adventure, Magic and Undersea Albert Waver adalah seorang pemuda yang baru lulus sekolah tapi sebuah kecelakaan membuatnya terlempar ke dunia lain, yang dimana semua penduduknya dapat bernafas di dalam air. Disana...