The Last Sound Heard - [ Suara Terakhir Yang Didengar ]

670 58 4
                                    

"Albert!"

"Merlin ternyata..."

Albert hanya bisa tersenyum paslu melihat seseorang yang menunggunya di tepi pantai adalah Merlin. Albert mendengus geli ingin tertawa, kenapa gadis ini sangat ngotot sekali terhadap dirinya?

"Kenapa kau tidak memberitahuku jika kau pergi? A - Aku kira kita tidak akan pernah bertemu lagi..."

"........."

"Jawab dong. Jangan diam saja. Apa kau tidak suka aku ada disini... Albert!!" pekik Merlin mengeluarkan perasaannya.

Tap.. Tap,

Albert mulai berjalan ke tempatnya.

Puk..

Sentuhan lembut mengelus ujung pucuk kepala Merlin.

"Terimakasih telah mengkhawatirkanku tapi kau tahu'kan... Jika dunia kita berdua berbeda. Maaf!"

Merlin tidak dapat menahan tangisnya dan segera memeluk Albert. Dia menangis sangat keras disana, seorang wanita elf bersurai pirang yang melihat itu, kembali masuk ke dalam lebatnya hutan.

"Kurasa ini sudah cukup. Ucapkan kata 'terimakasih'ku kepada yang lainnya juga ya.." pinta Albert masih mengelus surai putih Merlin. "Katakan juga kepada mereka 'maaf',"

Perlahan badan Albert menjadi transparan, Merlin berhenti menangis dan malah menguatkan pelukannya.

"Jangan pergi. Jangan tinggalkan aku. Aku tidak ingin ditinggal lagi..!" jerit Merlin selama dipelukan.

"Aku yakin kau akan mendapatkan orang yang lebih baik dariku suatu hari nanti.."

"Berhenti bicara..."

"Janganlah menangis..."

"Kalau begitu kau juga jangan pergi!"

".........."

".........."

Manik biru laut Merlin bertemu dengan manik biru langit Albert, perasaan yang sangat dalam tersimpan dilubuk hati mereka masing - masing.

"Sayangnya... Itu adalah hal yang tidak kulakukan sekalipun," jawab Albert.

Badan Albert semakin memudar, jarinya menghapus airmata yang setia dibawah kelopak mata Merlin. Merlin tertegun saat Albert menyatukan ujung hidung mereka sambil tersenyum.

"Aku harap dapat bertemu lagi denganmu... Cinta Pertamaku!"

"Selamat tinggal!"

..

Albert terbangun di ruangan air yang tak terasa asing lagi oleh matanya, saat dirinya bangun Mina dan Saur telah menunggu.

"Apa ada hal yang lainnya?" tanya Albert bingung melihat tatapan dan senyuman keduanya.

"Tidak ada. Kau sudah bekerja sangat keras, itu sudah cukup..." jawab Mina sembari menggeleng.

"Suatu kehormatan dapat mengabdi dibawah bimbingan anda, Tuan Albert..." hormat Saur menundukkan kepalanya ke depan Albert.

Albert menepuk pelan kepala Saur dan mengelus rambutnya.

"Aaahh... Akhirnya selesai juga!"

"Hmm??"

"Kau tahu Albert? Sebenarnya waktu disini sama di dunia kita berbeda 'setengah'..." beritahu Mina.

"Berbeda 'setengah'?" Mina mengangguk menanggapi kebingungan Albert.

"Misalnya kita berada disini selama 1 tahun, maka disana-- dunia kita waktunya adalah setengah tahun atau 6 bulan..." jelas Mina mengangkat jarinya.

"Berarti aku menghilang selama 3 bulan, begitu?"

"Kemungkinan begitu, tuan..." kata Saur yang membaca pikiran Albert.

"Jadi kita masih terhubung?" Albert tersenyum tanpa sadar.

"Aku akan lenyap sebentar lagi..." seru Mina, badannya tiba - tiba menjadi tembus pandang, begitu juga dengan Saur.

"Terimakasih atas kerja keras kalian berdua.." ucap Albert.

"Kita akan bertemu lagi!"

"Heh? Apa--" pertanyaan Albert tertunda saat Mina telah lenyap.

"Bertemu lagi? Maksudnya apa ya??"

"Tuan..." panggil Saur.

"Ooh, maaf ya Saur membuatmu banyak pikiran..." kekeh Albert.

Saur menghantamkan wajahnya ke wajah Albert secara tiba - tiba, membuat Albert terkejut.

"Terimakasih Albert.." bisiknya kemudian lenyap menjadi butiran cahaya.

Albert terpaku, butuh beberapa detik untuk sadar kembali. Dia mendengus sembari tersenyum tipis.

"Dasar..!"

..

Tit.. Tit... Tit,

Suara sedikit bising terdengar disamping kirinya, badannya terkapar mengarah ke atas, ada beberapa balutan disekujur badannya dan infus di lengan kirinya.

"D - Dimana ini?" tanyanya lemah.

Perawat yang kebetulan mendengar suaranya sontak terkejut, perawat itu kembali memeriksa keadaaan sang pasien. Sejurus kemudian perawat itu berlari keluar ruangan memanggil nama sang dokter, tidak berselang lama seorang kakek tua berjubah putih masuk ke dalam kamar.

Dokter itu memeriksa mata menggunakan senter lalu membisikkan sesuatu kepada sang perawat.

"Hubungi keluarga Waver jika Albert Waver telah siuman..."

"Baik, dok!"

Setelah itu, semuanya menjadi gelap dan sunyi. Hanya ada suara panggilan untuk sang pasien dan sebuah pesan.

Sampai bertemu lagi, Albert.

[1]The Blue Knight : Water Aluchrono[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang