Eel And Mysterious Ball - [ Belut Dan Bola Misterius ]

741 64 1
                                    

Merlin mengenakan gaun putih yang dia simpan di tas mutiara bulat, beda dengan Albert yang hanya melepaskan baja pelindungnya.

"Woah?! Disini ada makanan ternyata.." kaget Albert yang membuka salah satu lemari.

Beberapa saat lalu mereka menemukan sebuah kamar disepanjang penelusuran mereka.

"Apa kau masih ingin membaca buku itu, Merlin?" tanya Albert yang mengambil 'kentang' laut dari lemari.

Kentang dari laut berwarna merah muda dan berbentuk seperti terong. Albert memberikan satu kepada Merlin yang sibuk dengan buku diary.seseorang.

"Terimakasih..." ucap Merlin lembut.

Merlin memakan kentang laut secara perlahan tapi cepat, begitu juga dengan Albert. Tidak butuh lama untuk Albert menghabiskan kentang laut miliknya.

"Oke, aku istirahat duluan ya.." cetus Albert yang ada disamping Merlin.

Merlin hanya mengangguk memperbolehkan. Albert berjalan ke arah ranjang dan tidur sana sementara Merlin duduk di meja belajar sembari membawa buku diary bersamanya.

"Belut..."

..

"Huaa!!" teriak Lazarus saat dikejar puluhan belut.

Dibelakang Lazarus adalah ombak yang terbuat dari belut - belut yang berasal dari belakang tubuh belut putih raksasa.

Szzz...

"Huaa???!" pekik Lazarus yang berhasil menghindari peluru listrik yang ditembakan oleh salah satu belut kecil.

"Aku baru tahu bila mereka dapat melakukan hal seperti tadi.." keringat Lazarus.

Lazarus terkepung sepenuhnya oleh puluhan belut yang siap menyerang kapan pun. Lazarus mengeluarkan pedang cambuknya dan disalurkannya aura hijau di sekitar mata cambuknya.

Szz...

Puluhan belut itu mulai menembaki Lazarus dengan peluru listrik mereka, bahkan ada yang berenang mendekat.

"Kena kalian..." seru Lazarus tersenyum senang.

Lazarus mengangkat pedang cambuknya ke atas dan mulai memutar tangannya, tidak lama untuk menunggu karena putaran tangan Lazarus sangat cepat. Cambuk Lazarus berputar sangat cepat mengelilingi dirinya dari puluhan peluru listrik dan mementalkan beberapa ekor belut.

Lazarus menghentikan putaran tangannya lalu melompat dan menempel di atas langit - langit ruang bawah tanah. Aura hijau memenuhi mata cambuk miliknya.

"Mari aku tunjukkan beberapa trik pada kalian..." kata Lazarus menyeringai lebar.

Tangan kiri Lazarus menarik bagian tengah mata cambuknya, bersamaan dengan itu aura hijau membuat mata cambuk Lazarus memajang. Sambil tersenyum, Lazarus melompat ke bawah seraya memutar badannya dan mengayunkan cambuknya horisontal.

Pusaran air besar tercipta di tempat Lazarus dan mengenai beberapa belut yang ada ditengah atau bagian depan Lazarus. Lazarus mendarat mantap di atas lantai dan membuat gelombang angin laut yang kuat yang berhasil melempar semua belut ke dinding terdekat.

Lazarus membuka telapak kirinya ke atas dan terciptalah pusaran air yang tajam. Pusaran itu membesar kemudian meledak, menembakkan beberapa jarum - jarum air yang menembus para belut sampai mati, termasuk si belut raksasa.

"Hah, Hah, Hah..." deruan nafas Lazarus terdengar jelas bersamaan dengan ekspresi lelahnya.

Kedua manik Lazarus menatap si belut raksasa....

..

"Dia mati?" kata Merlin bingung melihat kata - kata yang tertulis di buku diary.




Hari.....

Pada hari itu aku beranikan diriku untuk mendekati Si Kakek Belut tapi hal mengejutkan terjadi saat itu.

Kakek Belut itu mati tapi kenapa jasadnya tidak membusuk?





"Jadi 'dia' telah mati ya?" batin Merlin berucap.

Merlin membuka halaman selanjutnya.

"Bola Biru..."

..

Tia dan Tina masih ditempat sebelumya, mereka tidak kemana - mana. Tia berenang mengelilingi tempat itu sambil memperhatikan alat - alat yang tidak dia mengerti, sedangkan Tina mencoba beberapa tombol untuk menyalakan 'sesuatu'.

Entah apa itu.

"Tia, apa kau menemukan sesuatu?" tanya Tina yang matanya masih fokus ke beberapa tombol.

"Sama sekali 'tidak', kak..." jawab Tia berenang pelan mengelilingi tempat.

"Cari terus. Mungkin saja ada sesuatu..." suruh Tina membuat Tia menatap kakak dengan malas.

"Baik Nyonya Tina~~" sahut Tia malas.

Tia terus berenang pelan disekitar dan berhenti disalah satu mesin.

"Apa ini?" tanya Tia mendekat ke mesin tersebut.

Di mesin itu terdapat sebuah tuas sepanjang 50cm yang terbuat dari besi.

"Apa kau menemukan sesuatu, Tia?" tanya Tina, pada waktu bersamaan cahaya putih yang menyilaukan melewati mata Tia dengan sangat cepat.

"........." Tia terdiam membatu disana.

"Tia, apa kau menemukan sesuatu?" tanya Tina lagi, kali ini Tina berenang sedikit ke atas untuk memastikan keeadaan Tia.

"E - Eh? T - Tidak. Aku tidak menemukan apa - apa kok, kak..." balas Tia berenang menjauh dari mesin dan.... Tuas.

..

Hari berikutnya....

Aku pergi ke Bola Biru itu tapi tidak menemukan apa - apa. Disana tidak ada apa - apa.

Entah kenapa saat aku pergi ke tempat alat aneh itu. Hatiku mengatakan jika 'ada sesuatu' disana.




Merlin menutup buku diary milik Corenes Seas lalu mengusap matanya karena ngantuk.

"Mungkin aku terlalu memaksakan diriku..." kata Merlin mengantuk.

Merlin beranjak dari meja belajar dan tidur disamping Albert tanpa sadar.

"Hooaam~~" menguap Merlin.

"Selamat tidur~~"

..

"Hah, Hah, Hah... Akhirnya?!" cetus Lazarus yang berhasil keluar dari ruang bawah tanah.

Dengan cepat Lazarus menutup jalan menuju ke ruang bawah tanah agar tidak seorang pun bisa masuk ke sana.

"Lazarus?" panggil Tina yang tanpa sengaja lewat di depan Lazarus bersama Tia ; adiknya.

"Kalian berdua? Aku kira aku kehilangan kalian..." kata Lazarus berjalan mendekat.

"Kami juga berpikiran begitu..." sambung Tia.

"Kita harus mencari Albert dan Tuan Puteri.." cetus Tina tiba - tiba merusak reuni.

"Tapi Tina.... Kau tahu mereka ada dimana?"

[1]The Blue Knight : Water Aluchrono[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang