"Greha..." Douglas menghembuskan nafasnya sembari menyeringai ke tempat Albert yang kini berdiri di bawahnya.
"Apa yang ingin kau lakukan, bocah?" tanya Douglas dengan nada mengejek.
Urat nadi Albert tiba - tiba muncul di keningnya.
"Jangan panggil aku bocah, aku sudah 19 tahun..." geram Albert.
Perkataan Albert membuat Douglas tertawa.
"Memangnya apa yang bisa kau lakukan, hah??!" raung Douglas.
"Diam!!" teriak Albert.
Pedangnya diselimuti hawa dingin. Albert melangkah maju lalu menebas ke depan, menciptakan duri - duri es yang menusuk kulit Douglas. Pekikan dan geraman Douglas tercampur. Bola - bola merah yang ada di ekornya menyala merah lalu mati, saat itu juga duri es Albert hancur dan luka yang diterima Douglas sembuh.
"Greha.. Tadi kekuatan yang hebat" puji Douglas dan Albert berdecak.
"Terimalah balasan dariku!"
Douglas melesat ke tempat Albert. Douglas mengayunkan pedang kanannya vertikal ke bawah, Albert mengelak ke kanan. Kemudian Douglas melanjutkan serangannya di ayunan kiri, melihat itu Albert refleks melompat ke depan tapi ayunan Douglas terlalu cepat.
Bruang?!!
Albert terpental ke kiri setelah menahan serangan Douglas. Albert membuat selancar air dibawah kakinya dan menghentikan jatuh ia.
"Greha.. Kau lumayan kuat dapat menahan seranganku" puji Douglas lagi.
"Terimalah balasanku lagi..." cetus Douglas.
"Huh.. Sedari tadi kau hanya mengatakan omong kosong!" dengus Albert, mencoba memprovokasi(?).
"Kau benar tapi kali ini sedikit berbeda..." bagian belakang punggung Douglas menyala merah, bersamaan dengan itu badannya agak membesar dan pedangnya menjadi panjang.
"Sial..." umpat Albert.
"Ini salahmu karena memprovokasi diriku..." seru Douglas menunjukkan seringaian menyeramkannya.
"Tcih... Apa Vertua masih lama?"
..
Trang...
Mii menebas pedang Savarus kemudian melangkah mundur, saat bersamaan datang hujan arus dari atas Savarus sampai ke bawah.
"Apa kau akan terus mundur?" ejek Savarus.
Mii tidak membalas ejekan Savarus. Dia lebih memperhatikan keadaan sekitar. Mii terkepung oleh air Savarus, Savarus sendiri dan Paus yang bersembunyi entah dimana.
Sesekali Mii melirik ke arah Albert bertarung dengan perasaan penasaran.
"Kau punya lawan tahu..." kata Savarus menyerang.
Trang!
Mii terseret ke belakang saat menahan tebasan Savarus. Ada segumpalan air menunggu dirinya di belakang.
Savarus membuat ledakan air di kedua kakinya, mendorong Mii kuat ke tempat gumpalan air itu. Paus muncul di atas mereka berdua dengan mulut penuh air, sementara Savarus tengah mengumpulkan air di mata cutlass-nya.
Burrurrr....
Mii terperangkap di dalam gumpalan air itu yang seperti karet.
"A - Apa ini?" tanya Mii terkejut.
"Air 'Jernih' dapat meniru dan sangatlah berguna!" beritahu Savarus.
Bruas...
Paus menembakkan bola air ke tempat Mii dan Savarus membuat tebasan air yang di dalamnya penuh gelembung air.
Dhuar!!
Ledakan hebat terjadi saat kedua serangan itu mengenai Mii, dan menciptakan asap yang sangat tebal.
Salah satu katana Mii jatuh dan menancap di atas pasir. Pada saat bersamaan muncul cahaya biru yang sangat menyilaukan.
"Apa itu?" tanya Savarus.
Savarus mengangkat satu lengannya untuk melindungi wajahnya.
"Kena kau!!" seru Mii.
Mii tiba - tiba muncul entah darimana dibelakang Savarus dan....
Slash...
Badan Mii terpotong dua setelah Savarus melakukan gerakkan mendadak, tapi..
"Apa? Bukankah kekuatannya cermin?!" pekik Savarus terkejut.
Mii berubah menjadi kumpulan gelembung saat badannya terpotong.
Crak!
"Urgh??!" pekik Savarus.
Bahu kirinya tertusuk oleh tajamnya ujung mata katana. Savarus menoleh ke belakang dan mendapati satu katana Mii lagi, katana itu muncul dari dalam gelembung air.
"Sialan!"
Savarus menusuk ke belakang tapi tangan Mii yang menusuk tadi menghilang bersamaan dengan hancurnya gelembung.
"Hah, Hah, Hah..." darah biru mengalir di pundak kiri Savarus, membuat Savarus untuk sementara tidak dapat menggerakkan tangan kirinya.
"Ada apa ini? Bagaimana dia melakukannya??" batin Savarus berpikir
"Apa kau penasaran?" tanya Mii yang ada dibelakang Savarus.
Mii muncul di beberapa kumpulan gelembung air yang ada di dekat Savarus. Kumpulan gelembung itu memantulkan sosok Mii.
"Hah, Hah. Apa yang baru saja kau lakukan?" tanya Savarus menatap datar.
Mii memejamkan matanya. "Kekuatanku memang cermin tapi Cermin Air..!"
..
Slash!
Albert melompat ke kanan demi menghindari tebasan Douglas yang dapat membelah pasir sampai ke bawahnya.
"Hah.. Dasar monster!" maki Albert.
"Aku memang monster!" kata Douglas yang sudah di depan Albert.
"Mati aku!" batin Albert agak pasrah(?).
Daar!!
Pasir yang ada di jalur Albert berpijak terbelah dua dan menampakan kegelapan dibawah sana.
Albert selamat. Atau lebih tepatnya diselematkan.
"Merlin?!" pekik Albert melihat Merlin memeluk dirinya.
Merlin membawa Albert sembari menggunakan sayap putih dibelakang punggungnya.
"Merlin, sayapmu.."
"Cantik'kan?!" Albert mengangguk untuk mengiyakan.
Mereka berdua berhenti di 15 meter dari tempat Douglas berdiri.
"Merlin.... Terimakasih!" ucap Albert sambil menunduk.
"Bangunlah. Ayo kita lawan dia bersama - sama..." seru Merlin menyemangati. Tidak lupa memberi uluran tangan.
"Ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]The Blue Knight : Water Aluchrono[END]
Fantasy[Book I - The Blue Knight] Genre : Adventure, Magic and Undersea Albert Waver adalah seorang pemuda yang baru lulus sekolah tapi sebuah kecelakaan membuatnya terlempar ke dunia lain, yang dimana semua penduduknya dapat bernafas di dalam air. Disana...